SEBELUMNYA, aku mau ngasih tahu kalau Kosan Ceria ada versi chat keseharian mereka. diupload di instagram @ haii.pai, di sana banyak keseruan warga kosan. mampir yaa!!
•••
40 - Dia Kabur
•••
Ada yang bangkit tapi bukan dari kubur, itu aku karena kehausan. Lihat jam sudah pukul satu dini hari, aku sudah tidur sejak dua jam lalu, tapi terpaksa dijeda karena haus yang melanda. Tidak biasanya begini, mungkin karena banyak memakan camilan pedas oleh-oleh dari Om Diyat dan juga makanan milik si Hana yang kalau menyangkut pedas sangatlah ganas.
Beranjak keluar kamar, tak kudengar suara aneh sedikit pun selain suara malam. Beberapa orang memang masih terdengar beraktivitas di luar, tapi Kosan Ceria sudah sunyi. Lantai dua tampak sepi, dan kamar si Hana sudah gelap, tak kudengar tangis dari kamarnya meski beberapa hari lagi sang mantan pacar akan jadi papa sambungnya.
Mengisi air dari galon, air yang kuteguk hampir muncrat karena kaget. Garasi yang berada di samping kosan terdengar baru saja dibuka. Aku panik bukan main tapi tetap kuhabiskan satu gelas air karena haus. Perasaan sudah tak keruan. Orang waras mana yang membuka garasi dini hari begini? Mau melihat langsung ke sumber suara takut maling bersenjata, mau membangunkan warga kosan tapi hati bingung harus mengetuk pintu mana yang pertama.
Tidak lucu kalau seandainya itu orang jahat dan membawa senjata tajam lalu akulah orang pertama yang dia lihat, mending kalau masih selamat, bagaimana kalau enggak? Semakin mengenaskanlah hidupku. Sudah urusan keluarga hancur, urusan pekerjaan caur, urusan percintaan blur, masa harus ditambah urusan mati yang tidak menghibur.
Disertai gemetar menggigit jari aku berlari menuju lantai dua, di kepalaku cuma ada Akbar. Biasanya setiap ada masalah kalau dia terlibat maka akan cepat selesai, itu alasan logisnya, tapi alasan sebenarnya ya karena hanya Akbar yang bisa aku pikirkan di saat sekarang meski kamar si Hana lebih dekat dan mudah dimintai tolong. Aku tidak mengejek si Hana tidak bisa diandalkan, tapi kalau dibandingkan dengan Akbar, si Hana memang tidak bisa diandalkan.
"Bar! Bar!" panggilku agak kencang tapi bukan berteriak sembari mengetuk pintu kamarnya beberapa kali. Kupanggil namanya lagi, tidak ada jawaban. Lama-lama kupanggil "Sayang Bangun!" juga nih, tapi kalau ketahuan sama malingnya aku akan sangat malu karena kenyataannya hanya aku yang sayang.
Pintu semakin kencang kuketuk, akibatnya membuat kamar tetangga menyala dan membuka pintu. Sosoknya muncul dengan raut tidak mengenakkan, wajahnya kumal, dan salah satunya bau ketek. Bukan satu orang, tapi keduanya keluar dengan ciri-ciri yang sama. Si Malik mengerutkan wajah kesal dan menegurku berisik, sedangkan si Wahyu masih berusaha membuka matanya sembari bertanya ada apa.
"Gawaat!!" cemasku. "Akbar! Bar! Kayaknya di depan ada yang enggak beres, sesuatu mengancam nyawa kitaa!"
"Apaan?" tanya si Wahyu kontan membuka matanya lebih lebar lagi. "Apa yang gak beres? Apa yang ngancem, Sti?"
KAMU SEDANG MEMBACA
KOSAN CERIA
UmorAsti tidak menyangka Kosan Ceria yang kadang membosankan di setiap harinya karena hanya diisi oleh si Hana, si Ica, si Malik, dan si Wahyu setelah kepergian salah satu penghuni laki-laki, kini mendadak membangkitkan semangatnya lagi. Bagaimana tidak...