50 - Benang Kusut

1.1K 93 19
                                        

SEBELUMNYA, aku mau ngasih tahu kalau Kosan Ceria ada versi chat keseharian mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEBELUMNYA, aku mau ngasih tahu kalau Kosan Ceria ada versi chat keseharian mereka. Diupload di instagram @ haii.pai, di sana banyak keseruan warga kosan. Mampir yaa!!

•••

50 - Benang Kusut

•••

POV 3

•°•°•°

"Kenapa enggak langsung bilang?"

"Gak tahu, kayaknya karena waktu itu Om Diyat belum nemuin waktu yang tepat buat ngomong ke Tante Marni."

Di meja makan Asti dan Akbar tengah berhadap-hadapan memakan mie instan yang mereka masak berdua. Bukan satu persatu, tapi dua sekaligus, digabungkan meski jenis mie yang dimasak berbeda rasa satu sama lain. Tetap tidak jadi soal karena keduanya sepakat menjadikan dua mie tersebut sebagai sebuah eksperimen. Beruntung rasanya enak.

"Kasihan dia, udah suka dari lama tapi malah enggak bisa sama-sama."

Akibat tidak tahu harus membicarakan apa saat berdua dengan Akbar, Asti memilih menceritakan kisah cinta sendirian Om Diyat pada teman kosnya, ia juga tidak mungkin menyia-nyiakan kesempatan untuk berduaan dengan Akbar seperti sekarang.

Asti bercerita dari ketika dia tahu saat Om Diyat mendapatkan undangan pernikahan, saat mereka mendatangi pernikahan Tante Marni, saat Om Diyat mengigau dan sering menyebut nama wanita itu, sampai terakhir saat ia tahu bahwa istri orang lain itu kembali ke Mandalasari.

"Padahal kalau suka langsung ngomong aja. Masalah ditolak urusan belakangan, yang penting urusan hati udah coba diutarakan. Menurut gue gak pernah ada waktu yang tepat." Akbar menyuap mie ke mulutnya yang pucat. "Bener kata lo, Sti. Kasihan Om Diyat kalau gitu. Bertahun-tahun berarti ya dia?"

Entah kenapa perkataan Akbar terasa berhubungan erat dengan apa yang kini tengah Asti rasakan. Kata-kata cowok itu sederhana, tapi sulit untuk dipraktekkan. Mungkin ini juga yang dirasakan Om Diyat saat memiliki rasa suka yang besar kepada Tante Marni. Asti yang baru beberapa bulan suka saja sudah tersiksa karena tidak berani mengungkapkannya, apalagi Om Diyat yang menyaksikan langsung orang yang disuka jadi milik orang lain.

Mudah bagi Akbar bicara begitu, atau siapapun, karena yang bicara mungkin tidak memiliki perasaan yang sama. Sehingga untuk sementara, bisa dekat dan bicara berdua saja sudah cukup bagi Asti.

"Kalau lo, Bar? Pernah ngerasain suka sama orang tapi gak bisa ngomongnya?" tanya Asti tiba-tiba.

Cowok itu mengabaikan mangkuk mie untuk sesaat dengan menatap ke langit-langit seraya menyimpan satu tangan di dagu seolah kotak jawaban berada di sana. "Pernah kayaknya, waktu SD atau SMP. Biasa, cinta monyet."

Mendengar jawaban itu momennya seperti mendengar pengumuman hadiah lotre, menegangkan. Asti hanya tak siap mendengar kalau momen tersebut dirasakan Akbar baru-baru ini, sebab jika baru-baru ini sudah pasti bukan Asti orangnya. Tapi ... Laksani.

KOSAN CERIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang