• selamat membaca •
--------
*sebelumnya, aku mau ngasih tahu kalau kosan ceria ada versi chat keseharian mereka. diupload di instagram @ haii.pai, di sana banyak keseruan warga kosan.
----------------
01 – KOS CERIA
•••
"Sti, kalau udah balik kerja nitip selai. Ntar gue bayar."
Adalah pesan yang membuat pantat Asti bergetar sebab ponsel disimpan di kantung celana bagian belakang. Cukup mengejutkan apalagi saat ini sedang membereskan warung kopi tempatku bekerja 'Yang Kusayang', namanya memang aneh seperti pemiliknya yang bernama Diyat, aku lebih sering memanggilnya Om Diyat meski belum begitu tua-tua amat, itu karena dia ingin disebut memiliki wibawa meski tingkahnya—kadang—kekanak-kanakan.
Cukup tentang Om Diyat, nanti akan aku ceritakan lagi sebagaimana cerita ini berjalan. Sekarang berkenalanlah denganku. Asti.
Namaku Asti, gadis pekerja di warung kopi yang memiliki partner paling menyebalkan di muka bumi bernama Rian. Padahal usianya lebih muda dariku, tapi tingkahnya sangat seenaknya dan usil tidak pernah mau diam, tidak pernah mau mengalah, dan ... aku senang bekerja bersamanya, bukan karena aku menyukainya tapi karena aku juga selalu meluapkan kekesalanku padanya, meski begitu tidak ada kata 'benci' yang sungguh benci di antara kami.
Sekarang aku tinggal di sebuah kos-kosan meski rumah kedua orangtuaku dan tempatku tinggal sekarang berada di satu kampung yang sama. Jangan tanya mengapa, tidak ada anak yang mau pisah dengan orangtuanya kalau hubungannya baik-baik saja, dan hubunganku dengan bapak sangat jauh dari kata baik, laki-laki itu juga yang menyuruhku pergi dari rumahnya, mengusir lebih tepatnya. Dan orang yang mengirimkan pesan sampai membuat pantatku bergetar adalah Bu Kos, si Ibu pemilik Kos.
"Sebentar, Om, ini nenek-nenek nelpon," ucapku berniat menjauh.
"Ih parah manggil Bu Kos nenek-nenek," ledek si Rian. Aku tidak salah bukan? Dia sangat menyebalkan demi Tuhan. "Cepuin Om, kalau Bu Kos ke sini."
"Aduin aja! Bilangin juga kalau gue sama anak-anak kos yang lain yang udah bikin burung peliharaannya kabur," balasku sebal.
"Jadi lo sama makhluk-makhluk kos lo yang udah bikin Bu Kos kelimpungan cari burungnya? Eh, burung peliharaannya? Durhaka, Bu Kos sampe mau pingsan waktu cerita ke sini dan lo malah pura-pura nggak tahu apa-apa? Parah."
"Diem! Gue ilangin juga ini burung lo." Si Rian dan Om Diyat langsung bergidik ngeri seraya memegangi bagian segitiga pusakanya disertai menelan ludah. Aku menjauhi keduanya supaya tidak diganggu lagi, sebab tidak biasanya Bu Kos menitip seperti ini, jadi kutelpon wanita paruh baya itu supaya jelas kemauannya.
"Selainya mau rasa apa Bu Kos? Cepet amat dah, tiga hari lalu bukannya dah beli ya yang pas ceritain burung ilang itu?"
"Yang kemaren pecah nggak sengaja kesenggol si Minu." Perlu kalian tahu, Minu adalah nama kucing putih peliharaan Bu Kos tapi lebih sering dipanggil Kurma oleh anak-anak kos karena memiliki wajah yang manis. "Timbang beliin doang, Sti, nitip gue bukan minta."
KAMU SEDANG MEMBACA
KOSAN CERIA
فكاهةAsti tidak menyangka Kosan Ceria yang kadang membosankan di setiap harinya karena hanya diisi oleh si Hana, si Ica, si Malik, dan si Wahyu setelah kepergian salah satu penghuni laki-laki, kini mendadak membangkitkan semangatnya lagi. Bagaimana tidak...