36 - AKU CEMBURU

1.2K 204 20
                                    

SEBELUMNYA, aku mau ngasih tahu kalau Kosan Ceria ada versi chat keseharian mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEBELUMNYA, aku mau ngasih tahu kalau Kosan Ceria ada versi chat keseharian mereka. diupload di instagram @ haii.pai, di sana banyak keseruan warga kosan. mampir yaa!!

••

36 – AKU CEMBURU

•••

Mandalasari malam hari tidak ada sejuk-sejuknya sama sekali dari segi udara, tapi aku berdiri di balkon Kosan Ceria ini disejuki wajah Akbar. Sudah lama sekali rasanya tidak mengobrol berdua seperti ini, di mana aku bisa fokus memandang wajah itu, hanya kami berdua.

Alasan kenapa aku bisa mengobrol dengan Akbar sekarang adalah untuk membicarakan suasana 'dingin' antar penghuni yang dia bisa rasakan juga. Ketika si Hana bercerita perihal keributan yang terjadi antara dirinya dengan si Wahyu, Akbar dan si Malik yang baru pulang menyaksikan kami yang sedang dilanda gundah.

Aku ceritakan semua yang juga diceritakan si Hana kepadaku. Mulanya karena si Hana yang sedang mencari hiburan dengan menonton televisi, lalu si Wahyu menghampiri untuk meminjam uang. Percakapan mereka baik-baik saja sampai pada titik di mana si Wahyu memaksa si Hana untuk meminjaminya dan tidak boleh menolak. Cowok itu mengatakan sedang membutuhkan banyak uang, sedangkan alasannya tidak sempat dijelaskan dan malah marah-marah sampai mereka berdua ribut, dan aku memergokinya.

Setelah bercerita tentang itu, si Hana juga mengatakan kalau dia tidak bisa tidak balas marah. Dia sengaja pulang cepat karena ingin curhat kalau ibunya akan segera menikah, benar, dengan mantan pacar si Hana yang sudah dia ceritakan waktu itu. Namun, bukannya telinga yang dia dapatkan malah desakan dari teman kosan yang menambah beban pikiran. Aku melihat undangan pernikahan itu, si Hana menunjukkannya.

"Jadi sampai sekarang si Wahyu belum keluar lagi, Sti?"

Aku menggeleng. Bisa habis dia kalau berani-beraninya keluar sekarang. Mungkin kalau ada Akbar akan sedikit bisa dilerai, tapi kalau tadi keributan berlanjut aku rasa ceritanya akan sedikit berbeda.

Setelah kujelaskan, aku rasa Akbar sudah tahu langkah apa yang harus dia lakukan. Itulah kenapa sekarang dia berniat pergi, tapi aku hentikan karena selain penasaran akan sesuatu, aku juga masih ingin mengobrol, berdua saja.

"Eh bentar, Bar. Gue kayaknya lihat lo dibonceng si Malik siang menuju sore, kenapa?"

"Oh ya, lihat di mana?" tanyanya sedikit bingung.

"Waktu di jalan, tadi siang gue sama Om Diyat dateng ke pameran kopi."

Barulah setelah itu Akbar kembali mendekatkan tubuhnya ke pagar balkon, tampak mulai mau bicara lebih lama lagi. dalam hati, aku senang sejali karena siapa yang tidak mau banyak bicara dengan orang yang disuka? Ini mendebarkan, tapi candu untuk dilakukan.

"Uhm, gue kecapean aja. Oleng dikit waktu mau observasi, kebetulan si Malik lagi ada di tempat makan yang deket-deket situ. Jadi daripada keburu pingsan, minta tolong deh."

KOSAN CERIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang