46 - Gibah

1.3K 128 19
                                    

SEBELUMNYA, aku mau ngasih tahu kalau Kosan Ceria ada versi chat keseharian mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SEBELUMNYA, aku mau ngasih tahu kalau Kosan Ceria ada versi chat keseharian mereka. diupload di instagram @ haii.pai, di sana banyak keseruan warga kosan. mampir yaa!!

•••

46 - Gibah

•••

POV 3

•°•°•°

"Aku lunasilah semua hutang-hutangku itu, Mas," ucap Ci Melin di Yang Kusayang.

Tidak biasanya pria yang mengubah wujud jadi wanita itu datang pagi-pagi begini, biasanya dia sesekali ke Yang Kusayang saat sore atau menjelang malam karena pekerjaannya di malam hari. Ci Melin menyebutnya klien, dia sesekali bercerita kliennya mulai dari anak muda sampai bapak-bapak, tapi tidak pernah diceritakan bagaimana aksi pekerjaan itu pada Asti, Rian, atau pun Om Diyat.

Kadang mereka penasaran apa yang menjadi motif orang-orang itu menyewa perempuan jadi-jadian seperti Ci Melin, walau harus diakui tubuhnya lebih wanita daripada si Asti. Dadanya menonjol sempurna begitu juga dengan pantatnya. Asti pernah bertanya satu hal waktu itu.

"Ci, itu pantat sama susumu asli kah?" tanya si Asti.

"Tolol kau ini, mana ada laki punya dada besar nonjol sama pantat bisa goyang-goyang gini. Implanlah. Kenapa kau bertanya begitu? Mau juga?"

Asti terkekeh. "Mau, Ci, tapi berat gak itu nampungnya? Punya Asti segini-gini aja, boring." Ia melirik kepunyaannya. Si Rian dan Om Diyat langsung memutar mata supaya tidak terjerat arah pembicaraan cewek dan semi cewek di dekatnya.

"Mending gak usahlah. Mati rasa ini, cuma beban saja kalau bukan karena suka dan pekerjaan. Sudah bagus kau kerja di sini sama Mas Diyat, nanti kalau kau operasi implan juga kepincut dua cowok di dekatmu itu, bahaya."

"Bener, apalagi Om Diyat." Asti menoleh menutup bibirnya dengan sebelah tangan, "Mata keranjang," lanjutnya seraya tertawa.

"Bukan keranjang lagi itu, Sti. Mata gerobak, lihat Mas Diyat saja kepincut lihat Ci Melin begini," godanya sembari menepuk pantat.

Itu pembicaraan beberapa bulan lalu, setelah Ci Melin banyak bicara dia ujung-ujungnya menggoda untuk menghutang karena banyak kebutuhan. Om Diyat membolehkan saja karena mereka berada di kampung yang sama dan sering mampir ke Yang Kusayang.

Makanya sekarang ketika Ci Melin mampir dan berkata mau membayar hutang, Om Diyat gerak cepat meminta buku catatan hutang kepada Asti. Dilihat ada sekitar lima ratus ribu hutangnya, itu bukan hutang kopi saja, tapi hutang makanan lain juga karena Yang Kusayang bukan sekadar warung kopi.

"Serius mau bayar semua sekarang, Ci?" tanya Om Diyat sembari memberikan lagi buku hutang pada karyawannya. "Laris orderanmu sekarang ya?"

"Lumayan, Mas. Kalau Mas mau order juga boleh, hehe."

KOSAN CERIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang