* sebelumnya, aku mau ngasih tahu kalau kosan ceria ada versi chat keseharian mereka. diupload di instagram @ haii.pai, di sana banyak keseruan warga kosan.
______________
22 - Tetangga Baru
•••
"Gimana? Mendingan?" tanya Akbar saat kami berdua berada di balkon lantai dua.
"Iya, berkat lo."
Kalau saja saat itu si Minu --kucing putih milik Bu Kos—tidak nangkring di balkon, mungkin Akbar tidak akan menanyakan kondisiku sekarang setelah kemarin terluka akibat mengenai ember cucian. Mungkin juga aku tidak akan melihat cowok yang mengenakan celana bahan dipadu kaos putih polos itu tersenyum padaku sembari bersyukur atas kesembuhanku.
Sore ini yang sudah ada di Kosan Ceria baru kami bertiga, aku, Akbar, dan si Malik yang sedang buang air besar di bawah, sedangkan yang lainnya masih sibuk dengan urusan perkuliahan. Bu Kos dari balkon terlihat sedang mengobrol dengan tetangga baru yang kutahu sebelumnya rumah itu kosong dan berhantu, tapi melihat banyak barang yang sedang diturunkan sepertinya akan dihuni kembali.
Hening cukup lama, tapi aku tetap tak mengalihkan pandangan dari Akbar yang terus menerus mengusap si Minu yang haus kasih sayang walau matanya menatap ke arah yang lain. Sedikit khawatir karena semakin diperhatikan, wajah Akbar semakin kelihatan sedang tidak sehat.
"Kalau lo?" tanyaku sampai membuatnya bingung. "Lo lagi sakit, Bar? Kok pucet gitu?"
"Cuma kecapean dikit, dua hari ini gue begadang bikin tugas. Tapi gue baik-baik aja kok, Sti."
"Yakin? Jangan sampe lo tanya gue baik-baik aja atau enggak, sedangkan lo sendiri lagi enggak baik-baik aja, Bar."
"Aman kok gue, paling istirahat juga cukup," jawab Akbar dengan santainya.
Tidak tahu saja dia kalau aku sekarang khawatir setengah mati, bagaimana kalau dia ditemukan pingsan karena mengabaikan kesehatannya sendiri sampai harus dilarikan ke rumah sakit? Amit-amit kalau nanti orangtuanya tahu dan menyuruh dia keluar dari Kosan Ceria, nanti yang bikin hariku berwarna siapa kalau Akbar tidak ada.
Dibarengi seringaian Akbar memberitahuku lewat gerak matanya bahwa si Wahyu sudah pulang. Dia membawa motor yang sebelumnya tidak pernah kulihat, apa jangan-jangan dia habis beli motor ya karena urusan kuliahnya sudah selalu mengharuskan ke sana ke mari.
"Nongkrong doang enggak ada makanan apa?" tanya seseorang dari belakang menginterupsi. Itu si Malik dengan cengengesan datang menggerak-gerakkan alis, "Beneran gak ada makanan?"
"Makan mulu otak lu. Tuh sisa tokay masih nempel di tangan," godaku.
"Sembarangan. Udah harum mewangi gini. Nih cium!" Dengan tidak punya otaknya si Malik menodong hidungku dengan tangannya yang baru dia gunakan untuk buang air besar. "Harum tahu, gue pake sabun si Hana dikit."
KAMU SEDANG MEMBACA
KOSAN CERIA
HumorAsti tidak menyangka Kosan Ceria yang kadang membosankan di setiap harinya karena hanya diisi oleh si Hana, si Ica, si Malik, dan si Wahyu setelah kepergian salah satu penghuni laki-laki, kini mendadak membangkitkan semangatnya lagi. Bagaimana tidak...