The following types of content: Harsh word, Violence,Disturbing part, Human Abuse, Rape and other forms of sexual violence.
Beberapa tembakan berhasil di hindari oleh pain yang dapat bergerak dengan mudah nya, lelaki itu berlari dengan cepat menuju sakura. Wanita itu tetap melepaskan tembakan revolver nya tanpa kekeran yang bagus, tangan nya bergetar sangat hebat dan kepala yang hampir gila saat ini. Ia berusaha sekuat tenaga berlari keluar dari ruangan dan menyusuri lorong yang semakin menuju ke dalam, nafas sakura terengah dengan pain yang berlari dengan santai di belakang membawa tongkat yang ia gesekan ke sepanjang dinding lorong. Hati sakura terasa nyeri karena debaran jantung dan sesak nafas yang ia alami saat ini, ia menelan saliva nya dengan kasar. Memantapkan diri sakura berhenti berlari dan mengeker revolver nya dengan baik kali ini, dalam hati nya terus berkata bahwa ia harus menembak nya dengan tepat kali ini agar ia bisa menjatuhkan pain dan membantu rekan lain yang saat ini sedang berjuang juga.
Pain tertawa pelan dan berjalan mendekati sakura hingga ujung revolver menempel di dada lelaki berambut orange itu, sakura mendengak menatap wajah tampan tetapi bengis itu. Wanita itu tidak bisa berbohong bahwa ia ketakutan setengah mati saat ini, sakura mengeluarkan pisau di tangan kiri nya dan mendekatkan nya di nadi leher pain yang hanya menatap sakura dengan dingin saat ini. Padahal ia tinggal menekan pelatuk beserta menggoreskan pisau nya tetapi kenapa? kenapa di saat seperti ini tubuh nya mati rasa bahkan otak nya sulit mencerna semua kejadian yang ada. Sakura menatap kedua manik mata dingin itu dengan air mata yang terus turun ke pipi, wanita itu memejamkan mata nya sebentar dan menatap pain kembali yang hanya diam.
Kau bisa kau bisa kau bisa, sakura menatap nyalang pain dan berteriak menekan pelatuk nya yang ia pindahkan arah ke pundak pain. Lelaki itu mengerang kesakitan mundur ke belakang dengan pipi nya yang tergores pisau kecil sakura, pain tertawa pelan mengusap darah mengalir di pipi nya. Ia menatap sakura yang kemudian membogem keras pipi pain hingga lelaki itu terhuyung, tidak menunggu lama sakura menendang berkali-kali tubuh pain yang terpojok di dinding lorong. Wanita itu menodong pisau kembali ke leher pain dengan tangan yang sebenar nya tidak stabil, sekali lagi lekaki itu tertawa pelan sembari memegang bahu nya. Ia merobek paksa kaos nya dan memperlihatkan sakura bahwa peluru nya hanya menembus kulit depan nya, ia mengenakan pad anti peluru bahu biasa saat ini yang membuat kedua manik sakura melebar, dengan santai pain melepas pad tersebut ia tahu bahwa polisi bodoh akan mengincar bahu nya karena tidak mungkin membunuh tersangka agar bisa di adili dan mendapat hukuman setimpal. Di saat lengah seperti itu pain menepis lengan sakura hingga pisau nya terpental jauh lorong, tanpa berbelas kasihan pain menampar keras pipi sakura berkali-kali hingga wanita itu terhuyung dan ambruk setengah sadar. Sakura hampir kehilangan kesadaran nya dengan tamparan kuat itu, ia berusaha sekuat mungkin mengembalikan kesadaran nya secepat mungkin. Naas, rambut nya di lilit oleh pain dan di tarik dengan keras sepanjang lorong menuju sebuah ruangan.
Terlalu lemah untuk sakura saat ini berteriak, rambut nya seakan di tarik paksa dari kulit kepala nya, dengan nyeri di pipi kanan kiri yang sangat hebat seakan rahang sakura bergeser dengan tangan besar itu. Kedua manik nya setengah terbuka saat ini ia melemaskan tubuh nya membiarkan tubuh nya di tarik memasuki sebuah ruangan berlantai beton dingin, pain melempar tubuh sakura dengan keras ke dinding ruangan tersebut. Hinata melebarkan netra nya dengan tangis nya melihat sakura sudah setengah sadar, iya hinata berakhir tertangkap konan setelah kelima jari nya di patahkan oleh wanita gila itu ia tidak bisa mentoleransi rasa sakit itu hingga ia pingsan dan terbangun di lantai beton dingin ini dengan konan yang duduk di salah satu bangku.
"konan?" pain melihat konan yang babak belur dan berdarah, "seperti nya lawan mu cukup tangguh hm?"
Konan hanya menghela nafas menatap pain dengan seluruh tubuh yang terasa nyeri, "setidak nya kau membalas mematahkan jari nya bukan?" pain berjalan menuju hinata dan menjambak belakang rambut hinata mendengakan wajah wanita lavender itu, "hmm, baiklah imbang kau dan konan sama-sama lebam" pain membenturkan kepala hinata melepaskan jambakan nya, wanita itu mengerang kesakitan dengan air mata berderai tak tertahan. Ia melihat sakura di ujung ruangan yang masih tidak sadarkan diri, ia mengulum bibir nya menahan tangis.

KAMU SEDANG MEMBACA
City Agent
أدب الهواةPemerintah tokyo merasa resah dengan ada nya kasus pembunuhan, dan pemerkosaan yang mulai meningkat dengan tajam karena ulah dari kelompok yang keberadaan nya seperti bayangan. Berakhir kepala pemerintahan menugaskan tim kepolisian divisi investigas...