Satu

182 14 13
                                    

Kai baru saja sampai diflatnya setelah menikmati seporsi waffle dan coklat panas. Kai langsung mengganti pakaiannya menjadi piyama karna malam sudah sangat larut. Sesuai janjinya ia akan menelfon salah satu kawannya untuk menemaninya terlelap.

Bang Farhan is ringing...

Tak lama telfon itu pun tersambung, Kai langsung mengaktifkan fitur video call begitupun dengan Farhan. Tetapi yang mengejutkan adalah, bukan wajah Farhan yang muncul didalam layar ponsel Kai tetapi Fajri

"Dont hang up! Aku temenin kamu tidur ya soalnya Farhan udah tidur tadi ga lama kamu pulang"

"Oh ga perlu Ji, im okay kok"

"Please just let me, please Kai?"

"Fine"

"Is Paris as cold as i thought?"

"I think its colder than you thought Ji"

"Go ahead, close your eyes"

Kai kemudian membenarkan posisinya, ia meletakan ponselnya dinakas yang berada disebelah kasurnya. Kemudian ia memejamkan matanya, sayup-sayup terdengar nyanyian Fajri, tak lama dengkuran kecil terdengar menandakan bahwa Kai sudah tertidur pulas. Fajri yang mendengar hal tersebut tersenyum sembari menatap wajah cantik wanita yang ada dilayar ponsel milik Farhan.

"Kai? Udah tidur kan? Bagus kalau udah, telfonnya aku matiin ya? Aku sayang kamu Kai Noena, selamat tidur cantik"

Kemudian telfon pun terputus, tetapi suara notifikasi tersebut tidak mengganggu wanita yang sedang asyik bermimpi. Malam pertamanya di Paris berlalu begitu cepat, dan tanpa disadari siapapun perlahan mentari mengintip dari celah gedung-gedung disekitar apartemen yang ditinggali Kai.

✨✨✨

Jam menunjukan saat ini pukul 10.49 pagi, dan Kai baru saja terbangun. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali ketika melihat sorot sinar mentari masuk menembus jendela kamarnya. Pagi ini terasa cukup dingin, walaupun matahari terlihat terik tapi tetap saja membuat Kai malas melakukan aktifitas apapun.

Kai kemudian mengecek ponselnya dan mendapati pesan dari Shandy, Kirana, dan beberapa temannya. Jari jemari Kai bergerak diatas layar, ia membalas semua pesan yang didapatkan satu persatu. Sesaat kemudian Kai dikejutkan dengan dering telfon dengan nomor yang tidak ia kenali, tetapi langsung Kai menerima panggilan tersebut.

"Pagi, ini saya Gerald"

"Oh iya Om Gerald"

"Saya sudah pesankan sarapan, mungkin sebentar lagi pesanannya sampai tapi apa hari ini kamu ingin saya antar ke suatu tempat, mungkin?"

"Oh, makasih Om, tapi ga perlu kok Om, saya bisa pergi sendiri, makasih untuk tawarannya"

"Okay, baik, nanti kalau butuh apapun langsung segera hubungi saya ya? Selamat pagi"

—telfon terputus—

Tak lama terdengar suara ketukan pintu, pesanan yang dikirim oleh Gerald sudah sampai dengan selamat. Kai akhirnya memaksakan tubuhnya untuk bangkit dari kasur yang nyaman, ia berjalan gontai ke arah pintu dan langsung mengambil tas belanja besar berisi makanan untuk sarapan.

Kai yang masih merasa terlalu malas kemudian hanya meletakan tas belanja tersebut diatas meja makan, ia kemudian mengambil selimut dan duduk bersantai disofa yang ada diruang tamu flatnya. Mungkin ia sudah menghabiskan waktu 25 menit untuk memainkan ponselnya sembari menghangatkan tubuhnya dengan balutan selimut, akhirnya Kai bangkit dan berjalan ke arah kulkas.

Dreamcatcher II - Fajri Un1ty FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang