Sembilan

30 9 1
                                    

POV Di Jakarta, satu bulan yang lalu tepatnya.

Hari-hari yang harus Shandy jalani berbeda kali ini, Kirana mulai sibuk mengurus perusahaannya dan menyita banyak waktunya. Fajri juga kabarnya sedang melewati masa sulitnya, beberapa teman sekelas Fajri memberi tau Shandy bahwa sudah beberapa hari ini Fajri tidak hadir dikelasnya. Entah mengapa segalanya terasa berubah ketika wanita itu pergi meninggalkan Jakarta.

Begitupun dengan hari ini, Shandy sedang termenung dalam lamunannya dikantin sore ini. Hanya ada Fiki dan Fenly yang menemani dirinya saat ini, sedangkan yang lainnya entah sibuk dengan dunianya masing-masing sepertinya.

"Shan" Suara Fiki menyadarkan Shandy dari lamunannya

"Apa?" Tanya Shandy

"Nanti sore ikut ga? Gue sama Fenly mau ke rumah Fajri" Ajak Fiki

"Ga deh, gue mau dirumah aja" Saut Shandy

Belakangan ini memang Shandy lebih menikmati tidur dikamar Adiknya tersayang, walaupun penghuninya sudah tidak lagi menidurkan kasur yang ditinggalinya disini tetapi tetap saja suhu kamarnya tidak berubah. Masih dingin sekali, bahkan mampu membuat Shandy menggigil tak terkendali.

"Shan, Adek lo baik-baik aja. Percaya deh sama kita" Ucap Fenly sembari menepuk bahu Shandy beberapa kali

"Gue lagi ga enak badan aja sih, gue titip salam aja ya buat Fajri?" Shandy kemudian bangkit dan berjalan menuju parkiran motornya dan melaju pulang ke rumah, ia merasa tidak enak sebetulnya tetapi ia juga sama berantakannya dengan Fajri.

✨✨✨

Fajri berjalan gontai keluar kamarnya, mendapati beberapa wajah yang tak asing lagi bagi dirinya. Fiki dan Fenly langsung berjalan mendekat ke arah Fajri, terlihat jelas bahwa Fajri sangat jauh dari kata baik-baik saja.

"Ji" Panggil Fenly

"Cukup ya, udah saatnya lo balik kembali hidup lagi. Saatnya berdamai sama diri sendiri, its enough Ji" Lanjut Fenly.

"Apanya yang cukup Fen?! Lo ga paham apa yang gue rasain!" Nada bicara Fajri meninggi seketika membuat Fiki menepuk bahu Fajri, berusaha menenangkan lelaki itu.

"Iya gue ga paham sama apa yang lo rasain saat ini, tapi gue juga pernah ngalamin putus cinta dan patah hati Ji. Iya gue tau lo mau bilang kondisinya beda karna gue putus ditinggal sedangkan lo ya lo yang ninggalin i know tapi itulah yang harus lo terima Ji! Lo ninggalin dia" Fenly menegaskan ucapannya kepada Fajri agar sahabatnya itu paham.

"Kita kangen lo Ji, kangen nongkrong bareng, jalan bareng, gue kangen persahabatan kita kaya dulu" Saut Fiki

"Lo sadar ga sih, yang berubah bukan cuma gue" Ucap Fajri sembari menarik satu sisi bibirnya, sedikit senyum sinis terpancar darinya.

✨✨✨

Setelah hari itu Fajri memutuskan untuk kembali masuk mengikuti jadwal kelasnya, jika ia tidak diizinkan untuk bersedih maka ia akan menutup dirinya. Sorot matanya tak lagi bernyawa, hanya ada rasa dinginnya yang tersisa. Beberapa temannya terlihat senang dengan kehadiran Fajri kembali dikampusnya, tapi dirinya tidak merasa seperti itu.

"Ji, mie ayam atau batagor ya?" Tanya Gilang yang sedang merangkulnya

"Terserah" Jawab Fajri singkat

"Yeh, kenapa sih man? Masih galau?" Tanya Gilang yang clueless dengan sikap Fajri

"Apaan sih?" Fajri mencibir sikap Gilang, ia kemudian menyingkirkan tangan Gilang dan berjalan meninggalkan kawannya yang sedang bingung.

Dreamcatcher II - Fajri Un1ty FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang