Tigabelas: missing piece.

38 11 1
                                    

"Fajri?"

Reina melambaikan tangannya membuat Fajri menatap manik matanya dalam, senyuman wanita itu mengembang.

"Kok ga bilang kalau mau pergi?" Fajri memiringkan kepalanya sedikit untuk melihat wanita yang berada dibelakang Reina.

"Oh, handphoneku ketinggalan dirumah. Ini, Caca temenku" Ucap Reina

"Oh gitu, by the way sorry ya tadi gue ga sengaja nabrak lo. Bunda, pulang yuk? Aa capek" Fajri menarik sang Ibunda.

"Eh iya A, yaudah Reina dan Caca, duluan ya!" Ucap Bunda sembari terseyum kemudian berjalan menjauh dari Reina, kalian pasti bertanya-tanya apa yang membuat Fajri seolah tak ingin sang Bunda bercakap terlalu lama dengan Reina, jawabannya hanya satu, Fajri tak pernah memberitahu Bunda bahwa Reina adalah kekasih barunya. Fajri hanya berusaha melindungi dirinya kalau-kalau nanti Kai kembali, terdengar brengsek sekali.

✨✨✨

Kai terlihat mengedarkan pandangannya ke penjuru sudut yang ada, ia mencari-cari sosok yang sudah membuat janji padanya. Hingga ia menemukan sosok tubuh yang sedang membelakanginya, Kai kemudian berlari ke arah sosok tersebut kemudian menyapa.

"Haii!" Ucap Kai

"Omg! Kangen bangett" Ucap sosok tersebut sembari memeluk Kai erat

✨✨✨

hampir 2 minggu kemudian, Fajri menyenderkan tubuhnya ke tembok yang ada dibelakangnya. Senyumnya menyempurnakan ketampanan wajah Fajri, bahkan beberapa wanita yang duduk tak jauh dengannya merasa jatuh hati. Ia tak berhenti membaca surat undangan sidang yang dosennya berikan, masih tak percaya bahwa ia berhasil menyelesaikan skripsinya. Reina adalah orang kedua yang Fajri beritahu setelah Bunda dan keluarganya.

"Gue dipanggil sidang Re!" Ucap Fajri ketika kekasihnya duduk dihadapannya

"Serius?! Selamat!!" Saut Reina membuka kedua tangannya lebar, Fajri kemudian dengan cepat memeluk wanita itu.

"Tapi jangan terlalu seneng dulu Ji, sekarang waktunya lo persiapan untuk sidang. Pelajarin materi skripsi supaya ga kikuk kalo ditanya dosen penguji" Reina mengelus kepala Fajri penuh kasih sayang.

"Break dulu deh 2 hari, masih lama sidangnya kan" Fajri menunjukan raut memelas, membuat Reina hanya mengangguk pasrah saja.

"Yaudah lo balik kerja aja gih, itu Farhan udah celingak-celinguk" Fajri mengode menunjuk ke arah Farhan yang terlihat sibuk melayani pelanggan, Reina kemudian menganggukan kepalanya kemudian ia berjalan kembali ke arah counter dan membuat pesanan-pesanan dari para pelanggan.

✨✨✨

Esok harinya Fajri bersiap untuk melihat Shandy sidang, tak sendiri tentunya ia bersama kawanannya yang lain. Mereka menunggu Shandy menyelesaikan sidangnya sembari saling melempar gurauan, sesekali mengintip bagaimana Shandy terlihat begitu santai menerangkan materi skripsinya. Hanya Nindy yang tidak terlihat disana, ia harus menjemput Kirana katanya.

"Tinggal lo nih Ji!" Ledek Farhan

"Diem deh Han, jangan kasih gue pressure gini ah" Dumel Fajri, Reina terkekeh melihat kekasihnya kesal ia kemudian mengelus bahu Fajri dan bersender ke lengan pria itu.

"Bucinnya keterlaluan ya mereka Fik" Celetuk Fenly

"Kalo iri, nih bahunya Gilang kosong" Gurau Fiki

"Nih!" Gilang menunjukan kepalan tangannya membuat Fenly tersenyum masam

"Lagi pula ga gue doang kali yang bucin disini, tuh liat Ricky sama Fira terus itu Farhan sama Anna" Sanggah Fajri

Dreamcatcher II - Fajri Un1ty FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang