Duapuluhsatu: new beginning.

71 8 3
                                    

2 bulan setelah kelulusannya, Kai berdiri cukup lama didepan sebuah nisan yang terukir tanda salib disana, sudah satu jam ia habiskan untuk bercerita didepan pusara seorang yang begitu ia sayang. Air matanya berjatuhan tak karuan ketika Fajri membawanya kesini, menguak jawaban yang belakangan ini mengganggunya.

"Reina, makasih ya karna kamu udah ikhlasin Fajri buatku. Tenang disana ya Reina, aku janji akan buat laki-laki yang kamu cintai bahagia. Na aku pamit ya, nanti aku kesini lagi pasti!" Kai mengelus batu nisan tersebut kemudian bangkit.

"Tenang disana ya Re! Aku bahagia kok, aku pamit dulu ya, kita pasti jenguk kamu lagi nanti" Fajri melakukan hal yang sama kemudian berjalan meninggalkan pusara Reina. Ia merangkul Kai yang merasa sangat berduka, bagaimana bisa hal ini tak pernah ia ketahui sebelumnya?

✨✨✨

"COYY BESOK TEMEN KITA TUNANGAN" Teriakan Fira terdengar kencang ketika ia baru saja membuka pintu rumah Kai, membuat si pemilik rumah terkejut.

"Dateng tuh salam dulu Fir, ini malah teriak teriak" Dumel Anna membuat Fira hanya memamerkan cengiran sembari menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Kai kemudian berjalan menuju pintu untuk menyambut mereka, terlihat Gabby, Anna, serta Fira membawa bingkisan. Kai kemudian mempersilahkan mereka masuk, kawan Kai langsung masuk dan duduk disofa yang berada diruang keluarga.

"Mau minum apa? Mau gue bawain atau ambil sendiri?" Tawar Kai

"Gue mah ambil sendiri, rumah kedua gue kok hahaha" Ucap Fira, wanita itu melenggang pergi untuk mengambil satu botol air minum untuk dirinya sendiri.

"Kaii, gue masih ga nyangka banget tauu!" Ucap Gabby

"Ga cuma lo, gue juga ga nyangka" Saut Kai yang sudah duduk disebelah Anna

"Gimana sih ceritanya??" Tanya Fira penasaran

"Dia belum cerita ke kalian?" Kai mengernyitkan dahi, gelengan dari ketiga temannya cukup membuat Kai berdeham dan bersiap untuk menceritakan bagaimana ia dan Fajri bisa menyentuh titik ini.

—flashback—

Acara lamaran Shandy dan Nindy berjalan sangat lancar, para tamu undangan terlihat sedang bercengkrama sembari menikmati hidangan yang disediakan. Kai dan kawan Shandy juga sedang asik berbincang mengenai banyak hal, mulai dari bagaimana kisah cinta Shandy dan Nindy dahulu, kampus yang terasa sepi semenjak kepindahan Kai, bagaimana Anna mengeluh tentang kerinduannya pada Kai ke Farhan, hingga teori konspirasi bahwa dunia ini adalah sebuah permainan. Disaat yang bersamaan disudut lain, Fajri sedang berbicara dengan Kirana. Raut wajah mereka berdua serius sekali.

"Fajri mau izin sama Tante untuk ngelamar Kai" Ucap Fajri, Kirana tak terkejut mendengar niat baik tersebut ia malah tersenyum.

"Tante izinin, selama kamu bisa membuat anak Tante bahagia, tentunya Tante persilahkan" Saut Kirana.

"Fajri minta maaf ya Tan karna pernah buat Kai sedih, mungkin Fajri bukan pasangan yang sempurna untuk anak Tante, tapi Fajri akan berusaha keras menjadi pasangan yang menyempurnakan Kai" Fajri menyalam tangan Kirana.

"Kisah cinta mana yang mulus-mulus aja? Toh kalian masih muda, Tante paham kok kenapa Fajri melakukan itu. Tapi kamu udah maafin anak Tante juga kan?" Tanya Kirana.

"Udah Tan, Kai ga salah, Fajri aja yang salah paham dan kemakan dugaan sendiri" Tutur Fajri

Dua minggu setelah acara lamaran Shandy dan Nindy berlalu, Fajri terlihat sudah mempersiapkan diri untuk melamar Kai malam ini. Ditempat yang sangat cantik ini, rooftop salah satu hotel di Jakarta disulapnya menjadi tempat yang romantis untuk dirinya dan Kai, ketika wanita yang dinantinya datang Fajri dengan sigap mempersiapkan dirinya.

Dreamcatcher II - Fajri Un1ty FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang