Fajri mengemudikan motornya dengan cepat, 97km/h yang tertera pada speedometernya. Hembusan angin yang menerpanya tidak membuatnya takut dan menurunkan kecepatan, sebaliknya hal seperti ini terasa menenangkan. Fajri berusaha membuang kekhawatirannya dan kesedihannya dimakan oleh dinginnya malam Jakarta, tetapi hanya ada wajah dari seorang Kai yang muncul dikepala.
Hingga ia berhenti didepan rumah Shandy, motornya sudah ia parkir dengan rapih. Kakinya kemudian melakangkah masuk dan tangannya mengetuk pintu, tak lama muncul Shandy dari balik pintu lalu ia melihat kesekeliling barangkali menemukan seseorang bersama Fajri.
"Eh Ji, masuk aja sini" Ajak Shandy, Fajri mengangguk kemudian mengikuti langkah Shandy yang berjalan ke arah teras belakang.
"Tante Kirana belum balik Shan?" Tanya Fajri
"Belum, lagi banyak kerjaan sih tadi nelfon ke gue. Untung ada lo, ga sendiri-sendiri amat gue" Shandy menepuk bahu sahabatnya, ia kemudian berjalan masuk untuk mengambil minum untuk Fajri.
Fajri menatap kesekeliling, memandangi bagian sofa yang selalu Kai duduki. Tanpa sadar senyumnya mengembang setiap kali terbayang wajah perempuan itu, senyumannya, kedua pipinya yang mengembang setiap kali bibirnya tertarik, lentik bulu matanya, lesung pipinya. Gambaran jelas bagaimana Kai akan menoleh ke arahnya dan tertawa hingga Fajri bisa membayangkan wajah Kai berpaling darinya tertawa bersama sosok pria yang tak ia kenal sebelumnya, raut wajah sedih Fajri tak bisa dibohongi. Ketika Shandy mendapati kawannya dengan mata berkaca-kaca ia berusaha untuk diam saja tak mengganggu hati Fajri yang sedang tidak baik-baik saja.
"Sorry, cant help but missing her" Suara Fajri bergetar
"I miss her too" Shandy kemudian duduk disebelah Fajri
"Gue kangen cookies buatan nyokap lo" Ucap Fajri, Shandy kemudian menyodorkan toples yang terisi penuh dengan cookies
"Buatan Nindy adanya hahaha" Shandy berusaha tertawa menutupi kesedihannya
"Shan, gue gagal ga sih ngejaga Adek lo?" Kedua alis Shandy menyatu, bibirnya tertarik satu sisi tapi tidak tersenyum.
"Lo berhasil Ji, what do you mean you failed? Liat sekarang Kai, dia bahagia ya berkat lo" Shandy menggelengkan kepalanya tak percaya dengan pertanyaan yang dilontarkan Fajri.
"Sekarang saatnya buat lo yang bahagia Ji, stop mikirin soal Kai, stop prioritasin Adek gue. Kai udah besar, she know what she should do with her life" Fajri hanya menganggukan kepala, berpura-pura paham oleh ucapan sang Kawan.
✨✨✨
Sudah lebih dari 1 tahun berlalu semenjak malam itu, Fajri dengan bantuan kawannya pun sudah berhasil menjalankan hidupnya kembali. Tentu hatinya masih sama, masih milik Kai semata tetapi ia sudah bisa menerima semua. Setelah ia berkutat dengan kesibukan perkuliahannya yang mengharuskan dirinya untuk magang disalah satu perusahaan dan ia berhasil menyelesaikan masa magangnya disinilah ia, membawanya pada titik dimana saat ini Fajri sedang sibuk menatap layar laptop dihadapannya sembari menikmati hidangan pisang bakar serta greentea latte. Menjadi mahasiswa semester akhir pada umumnya yang berkutat pada skripsi untuk menyelesaikan masa perkuliahannya.
"Mukanya kusut banget" Ledek Reina—salah satu barista yang bekerja dicafe milik Shandy
"Udah selesai shift lo Re?" Tanya Fajri, ia membalikan setengah tubuhnya agar bisa melihat wanita yang sedang melepaskan apronnya.
"Udahh, lo yang ngerjain skripsi tapi kepala gue yang pusing" Reina tertawa kemudian duduk didepan Fajri, ia melipatkan tangan diatas meja kemudian menaruh kepalanya diatas lipatan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamcatcher II - Fajri Un1ty FF
FanfictionSeason kedua untuk buku "DREAMCATCHER" Buku ini menceritakan kehidupan baru yang Kai Noena Kalla jalani setelah berpisah dari sang mantan Fajri Maulana serta meninggalkan kota Jakarta yang menyimpan berbagai cerita. Keputusan yang sepasang kekasih...