Leon merebahkan tubuhnya dikasur berukuran Queen Size. Satu hari yang terasa aneh sekali, padahal baru pagi tadi ia sampai di Jakarta tetapi sudah terlalu banyak yang ia harus alami. Saat ini Leon berada dikamar tamu dikediaman keluarga Kirana, setelah berdebat dengan Kai karna pendapat yang berbeda.
"Leonn" Suara Kai terdengar jelas dari luar pintu kamar, Leon kemudian bangkit dan berjalan untuk membuka pintu kamarnya. Sosok Kai yang mengenakan piyama dengan rambutnya yang lurus dan jatuh, bibirnya terlihat berkilau mungkin ia memolesnya dengan lipbalm atau produk bibir lainnya.
"Kenapa?" Saut Leon singkat
"Laper, makan yuk" Ajak Kai, Leon mengernyitkan dahinya kemudian mengecek jam tangannya, menunjukan pukul 11.42, ia kemudian terlihat berpikir sebentar sebelum mengiyakan ajakan Kai.
"Aku ga tau apa ada tempat makan yang buka jam segini atau ngga, kalo ga ketemu kita makan disini aja ya?" Saran Leon, Kai mengangguk, ia merasa yakin pasti ada tempat makan apapun yang buka saat ini.
✨✨✨
Kai mengunyah kue pancong setengah mateng dengan toping coklat keju, sedang Leon sibuk memainkan ponselnya entah memeriksa apa. Tak lama Leon izin pergi untuk membeli jajan—tak jauh ucapnya. Kai hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja, ia hanya ingin fokus menyantap makan malamnya.
Sekitar 5 menit setelah Leon pergi meninggalkan Kai, wanita itu sudah memesan menu lain yaitu seblak ayam. Warung Kopi yang berada di daerah Jakarta Barat terlihat cukup sepi jam segini, ada beberapa pria 3 orang yang sedang bermain kartu bersama penjaga Warkop ini. Lalu muncul sosok pria dengan motor hitam dengan sentuhan hijau, membuat mata Kai terbelalak.
Kenapa ada dia disini? molog Kai
Sayangnya yang mendapati satu sama lain disini bukan hanya Kai, tetapi juga Fajri. Kai menelan salivanya, berusaha membuang wajahnya agar tak saling bertatapan. Fajri bimbang harus menyapa atau tidak, terapi ia merasa bahwa saat ini merupakan waktu yang tepat untuk saling bercakap.
"Mas, Pancong 1 ya keju susu" Pesan Fajri kepada sang penjaga, pria itu langsung mengangguk dan menyiapkan adonan untuk dimasak. Fajri memberanikan diri untuk berjalan menuju meja yang Kai duduki, dengan canggung ia menyapa wanita itu.
"Hai Kai, aku duduk sini ya" Ucap Fajri, Kai melirik sebentar tapi tak merespon apapun
"Selamat ya buat kelulusannya" Ucap Kai tidak menjalin kontak mata dengan pria yang ada dihadapannya.
"Makasih Kai Noena Kalla, aku seneng kamu masih mau ngucapin selamat buatku" Fajri tersenyum
"Gimanapun juga kamu temen Abangku" Saut Kai
"Sekarang tinggal sama Reina ya?" Lanjut Kai
"Iya, kasian dia sendiri Kai" Jawab Fajri
"Tau kok" Kai tersenyum canggung
"Kai, aku mau minta maaf. Setelah kamu ga ngasih aku kepastian apapun, aku juga ga tau harus gimana lagi sama kita. Aku yakin kamu muak ngasih kesempatan buat aku, dan disaat itu ada orang lain yang butuh aku" Tutur Fajri.
"Saat ini tujuanku cuma ngejagain dan nemenin Reina, dan juga kan Leon udah disini. Aku juga sadar ternyata keputusanmu waktu itu benar, kita ga seharusnya mengulang cerita yang mungkin endingnya sama. Walaupun sampai detik ini aku belum bisa sepenuh hati sama Reina, walaupun nama kamu masih betah singgah seutuhnya dihati aku, aku akan berdamai dan nerima jalan ini" Lanjut Fajri.
"Fajri, perpisahan kita cuma karna permasalahan misscommunication. Hubungan kita berakhir bukan karna permasalahan besar, bukan karna udah ga ada rasa sayang, bukan karna perselingkuhan. Aku juga bukan nolak kamu Ji, kamu salah kalau kamu berpikir kaya gitu, i just need more time to convince myself. Tapi omonganmu ada benernya, keputusanmu itu benar. Udah saatnya kita bener-bener selesai dan mulai cerita baru lagi" Kai menyungging senyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamcatcher II - Fajri Un1ty FF
Fiksi PenggemarSeason kedua untuk buku "DREAMCATCHER" Buku ini menceritakan kehidupan baru yang Kai Noena Kalla jalani setelah berpisah dari sang mantan Fajri Maulana serta meninggalkan kota Jakarta yang menyimpan berbagai cerita. Keputusan yang sepasang kekasih...