Empatbelas: the truth untold.

49 7 1
                                    

Siang ini Kai duduk disalah satu meja yang ada di Story of Us coffee & roastery, setelah perdebatan dan negosiasi yang Shandy tawarkan kepada Kai akhirnya membawanya pada saat ini, dimana ia menikmati segelas greentea latte dan menemani Shandy yang sedang memeriksa pembukuan.

Mata Kai menangkap satu sosok wanita yang terlihat sedang melepas apron dibelakang etalase dessert. Ia memicingkan matanya kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan mendekat ke arah kasir. Senyumnya mengembang ketika tebakannya benar.

"Reina?" Panggil Kai, wanita itu sontak memutarkan tubuhnya dan mendapati sahabatnya berdiri sembari menunjuk ke arah dirinya.

"Kai?!" Reina juga sama terkejutnya

"Jadi waktu kemaren kita ketemu dan lo cerita sekarang jadi Barista, di sini?!" Reina mengangguk antusias, tak percaya ia akan bertemu dengan Kai ditempat kerjanya sendiri.

"Lo sendiri kenapa disini?" Reina mengernyitkan dahinya

"Shandy tuh Abang gue!" Reina membulatkan matanya kemudian mengalihkan pandangannya ke arah atasannya.

"DEMI APA?! HAHH?!" Nada suara Reina meninggi, membuat Shandy otomatis menoleh ke sang pemilik suara. Reina kemudian meminta maaf ke para pelanggan karna telah membuat ketidaknyamanan disana.

"Kok lo ga bilang sihh lo Adeknya Shandy?! Gilaa, selama ini kemana aja!?!!?" Reina berkacak pinggan sembari memicingkan matanya karna kesal, mereka adalah sahabat semenjak sekolah menengah pertama. Reina merupakan teman satu bangku saat itu dan bertahan hingga kelas 1 SMA, sayangnya Reina terpaksa meninggalkan Kai lantaran dirinya harus turut pindah beserta keluarganya ke Australia. Fakta uniknya, Reina sebetulnya merupakan anak dari pengusaha hebat yang bergerak dibidang Travel Agent.

"Gue pikir lo tauu dari lama, sorry-sorry ga nyangka juga ternyata lo kerja disinii" Kai tertawa sembari memeluk kembali tubuh sahabatnya.

"Dunia ini kebanyakan kebetulan-kebetulan gilanya hahahaha" Kata-kata yang keluar dari mulut Reina memang benar, andai saja mereka tau jika mereka berdua mencintai satu pria yang sama. Sangat gila.

✨✨✨

"Ya well i have a boyfriend, its been a couple months with him" Tutur Reina, mereka berdua memutuskan untuk berbincang.

Shandy sudah izin ke Kai ia harus pergi bertemu seseorang, entah kemana. Katanya ia akan menjemput Kai ketika urusannya selesai. Shandy membiarkan Kai dan Reina saling melepas rindu dan bersua.

"Tell me more! Kemaren kita belum ngobrolin ini nih" Saut Kai

"Sebenernya gue sama pacar gue tuh ada masalah, tapi janji ya lo ga akan marah sama dia? Ya lo ga kenal sih, cuma kalo gue kenalin please banget jangan marah. Sebenernya pacar gue memulai hubungan ini karna dia pengen belajar buka hati" Reina tersenyum masam, tetapi karna tak enak hati ia menggeleng.

"Tapi dia baik sama gue, dia treat gue kaya Princess. Gue yakin sih dia udah mulai jatuh sama gue, perlahan-lahan dia bisa ngelupain mantannya" Lanjut Reina.

"Aneh kalo pacar lo malah ga jatuh cinta sama lo, Reina secantik ini dan sebaik ini. Gila tuh cowo nyia-nyiain lo!" Dumel Kai, ia merasa geram karna ada pria yang membuat sahabatnya merasa sedih.

"Kalo lo? Eh kita belum mutualan ya di IG? Nanti gue follow deh, hp gue masih diloker" Ucap Reina

"Gue belum lama putus sama pacar gue, tapi ya yang salah gue hehe" Kai menoleh ke arah lain, ia mengedarkan pandangannya agar tak terlihat menyedihkan didepan Reina.

"Kok bisa? Tapi kalo lo belum siap, gue ga maksa kok" Reina mengelus tangan sahabatnya

"Umm, dia sadar kalau gue belum sepenuhnya sayang sama dia. Dia juga sadar kalau dia ga akan bisa menggantikan mantan gue, dia juga ga mau gue terpaksa menjalani hubungan sama dia. Dia baik banget Na, even gue udah nyakitin dia dan dia masih prioritasin kebahagiaan gue duluan" Kai masih teringat jelas bagaimana respon Leon yang positif dalam menanggapi permasalahan ini, bagaimana tangannya masih mengelus pucuk kepala Kai, memeluk tubuh mungil wanita itu, dan memberikan kecupan terakhir.

Dreamcatcher II - Fajri Un1ty FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang