Ponsel yang berada disaku coat yang saat ini Kai kenakan berbunyi, nama Fiki muncul dilayar menandakan telfon masuk dari kawannya. Tanpa pikir panjang, ia menggeser ibu jarinya diatas layar untuk menerima panggilan Fiki.
"Halo?"
"Iya halo"
"Gimana tahun barunya?"
"Asik kok Fik, lo?"
"Asik sih cuma ngerasa ada yang kurang aja"
"Kurang pacar ya Fik? Hahaha"
"Kurang lo"
"Modus ah males"
"Serius padahal tau, ga cuma gue doang sih yang ngerasa begitu"
"Pasti sih, by the way kenapa nelfon Fik?"
"Gapapa nih, just wondering how are you feeling today? What are you doing right now?"
"Im feeling fine and good, im currently at the park! Its a beautiful park here Fik"
"Masa? Coba dong nyalain kamera lo biar gue bisa liat apa yang lo liat!"
"Umm sure, wait let me just tap this and voila!"
"Cantik bangett!"
"Heh?! Kan belum gue flip kameranya"
"Ohh, itu bulannya yang cantik"
"Well thanks for the compliment hahaha"
"Siapa sih yang muji anda Kai Noena Kalla?"
"You are! Gue tau kok Fik lo mau sok-sok muji gue dengan cara paling haluskan? Segala pake bulan hahaha"
"Bisa tolong buruan diflip ga? Gue bosen liatin muka bulet lo"
"Iya iya, nih"
"Cantik sih asli! Jadi pengen kesana"
"Banget! You should see this with your own eyes, anyway lo lagi dimana?"
"Gue? Lagi di Kebun Binatang, coba deh sekalian tanya gue lagi sama siapa!"
"Sama siapa?"
"Nih"
Wajah Fajri muncul dilayar ponsel milik Kai, membuat Kai dengan terpaksa harus menyunggingkan senyum canggung, mereka hanya saling menatap ke arah ponsel yang berada didepan wajah mereka, hanya kesunyian yang tercipta dan tidak ada lagi hal lainnya. Hingga Fajri menyadari sosok bahu pria yang berada disebelah mantan kekasihnya.
I'm happy for her Batin Fajri.
✨✨✨
Kai menghabiskan seharian untuk berjalan mengelilingi taman, menjajaki kakinya ke setiap tapak jalan yang disediakan. Leon yang paham apa yang terjadi dengan kawannya, memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa. Ditengah sore yang dingin ini, kepala dua manusia itu berisik sekali. Ada satu lubang hitam yang semula tertutup rapat kini kembali terbuka didalam diri Kai Noena, semula luka yang ia paksa untuk lupa kembali begitu saja dengan mudahnya.
"Leon, boleh aku pulang duluan?" Kai membuat Leon menoleh ke arah dirinya, ia merespon dengan anggukan singkat dan senyuman yang cepat.
Kai bangkit dan berjalan menjauh meninggalkan Leon yang sedang asyik menikmati satu gelas kopi hangat, ia memutuskan untuk tenggelam dalam kesedihannya lagi.
Leon yang masih duduk santai disalah satu kedai kopi yang tidak jauh dari Bois de Boulogne. Kepalanya memohon agar ia tetap menikmati senja disini, tapi hatinya memaksa agar berlari mengejar wanita yang hatinya sedang gundah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dreamcatcher II - Fajri Un1ty FF
Fiksi PenggemarSeason kedua untuk buku "DREAMCATCHER" Buku ini menceritakan kehidupan baru yang Kai Noena Kalla jalani setelah berpisah dari sang mantan Fajri Maulana serta meninggalkan kota Jakarta yang menyimpan berbagai cerita. Keputusan yang sepasang kekasih...