Dua

59 14 2
                                    

Malam ini jalanan terlihat ramai seperti tahun baru pada tahun sebelumnya, jalanan ramai dipadati dengan pasangan muda atau segerombolan orang yang akan merayakan malam ini dengan orang-orang terkasih dan terdekat. Begitupun dengan Shandy, malam ini rumah terdengar sangat ramai dengan tawa yang keluar dari bibir kawannya.

"Shandyy" Panggilan dari suara yang mampu membuat lamunan Shandy buyar dan juga senyumnya yang terpancar

"Kenapa?" Saut Shandy

"Inii, sosis kesukaan kamu" Nindy menyodorkan piring berisi beberapa tusuk sosis

"Makasih yaa" Ucap Shandy sembari mengecup pipi sang kekasih

"Ka Ninss" Panggil Anna yang terlihat sedang berlari ke arah Nindy dan Shandy

"Kenapa Ann?" Saut Nindy

"Boleh minta ditemenin ke dalem ga? Aku mau ke toilet" Pinta Anna

"Kenapa ga sendiri aja? Toilet ada dibawah tangga Ann" Jelas Nindy

"Ga enak kalo ketemu tante Kirana hehehe, please Ka?" Anna menarik tangan Nindy memaksanya untuk menemani Anna

"Iya yaudah" Nindy hanya pasrah ketika Anna sudah menarik tangannya

Shandy hanya tersenyum karna menyadari bahwa 'Ka Nins' adalah panggilan khas dari Adiknya, itu mengingatkan Shandy pada sosok wanita bertubuh kecil yang entah saat ini sedang apa dan bagaimana kabarnya walaupun Shandy tau pasti kalau Adiknya akan selalu baik-baik saja.

Itulah hebatnya didikan kehidupan untuk mereka berdua, mereka ditempa dan dididik untuk menjadi manusia yang bisa bertahan dalam keadaan apapun. Maka dari itu ketika Shandy tau bahwa Kai akan lebih dahulu berangkat, ia tidak meragukan keahlian Adiknya dalam beradaptasi. Tetapi tetap saja sebagai seorang Kakak, hatinya merasa khawatir dan rindu.

Di halaman belakang, ditempat yang lain ada juga pria yang sedang melamun memandangi kawan-kawannya asik berbincang sembari menikmati berbagai macam makanan. Tubuh Fajri memang saat ini berada ditaman belakang dari rumah Shandy, tetapi pikirannya terbang pada wanita yang saat ini sedang berbincang dengan lelaki yang baru dikenalnya. Kai Noena Kalla, pergi ke tempat baru membawa hampir seluruh hati Fajri dan hanya meninggalkan beberapa kepingan yang patah.

"Ji" Sapaan Farhan membuat Fajri langsung menoleh kearah pemilik suara

"Kenapa Han?" Tanya Fajri

"Ngga gapapa, semalem gimana telfonan sama Kai?" Farhan menggoda Fajri

"Gue cuma nemenin dia tidur bentar doang Han, ga sempet ngobrolin apapun" Jawab Fajri

"Hmm menurut gue Ji, ini sih pendapat gue yaa, menurut gue lo coba deh kasih jarak untuk diri lo dan Kai. Soalnya kalo misalkan sekarang ini lo pepetin dia terus, kalian tuh ga ada ruang untuk nyadarin perasaan masing-masing. Mau lo dan Kai, gue yakin kalian tuh lagi butuh waktu dan ruang dulu untuk nanti ciptain rasa rindu lagi" Jelas Farhan panjang lebar

"Jadi maksud lo, gue diemin dia dulu?" Fajri menatap ke arah Farhan

"Bukan diemin Ji, tapi fokusin lo untuk diri lo. Its not like you are going to leave her, but just take your time to take care of yourself. Trust me she is doing the same thing right now" Farhan menepuk bahu Fajri untuk meyakinkan kawannya itu.

Fajri mengangguk paham, memang betul semua hal yang dikatakan Farhan. Sebaiknya buat ruang yang tenang untuk mereka berdua akhirnya saling rindu dan saling mencari lagi. Fajri kemudian bangkit dari duduknya, ia kemudian bergabung bersama Gilang dan yang lain yang sedang asyik bercerita. Begitulah kemeriahan tahun baru yang diadakan dirumah Shandy, semuanya ribut dan ricuh, terdengar ataupun tidak, semua orang sedang berbincang, entah pada orang lain atau diri mereka sendiri.

✨✨✨

Dibelahan dunia yang lain, saat ini jam menunjukan pukul 03.27 sore dan diflat bernomor 4-02 terdengar samar-samar lagu yang diputar oleh seseorang yang meninggali flat tersebut. Lagu dari Tomorrow x Together yang berjudul Mirror Maze menjadi teman Kai yang terlihat sedang sibuk merapihkan barangnya saat ini.

Akhirnya setelah menghabiskan waktu hampir satu jam lamanya, kamar tidur yang ditempati Kai terlihat cukup rapih. Dengan perasaan senang Kai kemudian membuka ponselnya dan memilih foto yang bagus untuk diunggah disosial medianya.

liked by Fajri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

liked by Fajri.maulana and others
Kai.Noena Missed me already? 💋

ShandyM: Terang banget lampu di Paris
F.Jawas: Cantik😍 Bismillah @ShandyM
Gilanggg: Senangnya lagi rindu eh dipap situ🥹
Christovel.Fenly: Air keran Paris mantep👍🏻
Kai.Noena: @ShandyM Masih sore kaliii
Kai.Noena: @F.Jawas Makasih Banghan tp ngapain tag tag Bangsen?!
Kai.Noena: @Gilanggg Kalo mau minta pap bisa
chat wa padahal✌🏼😎
Kai.Noena: @Christovel.Fenly Ada kandungan AHA BHA, rekomen!

🌻

Tentunya membaca kolom komentar dipostingan baru yang Kai unggah mampu membuat Kai tersenyum senang dan tidak merasa terlalu sendiri. Sebetulnya Kai bisa saja menyambangi kamar Leon lagi, karna Leon sudah berjanji kalau Kai merasa bosan dan merasa sepi ia bisa kapan saja mengetuk pintu kamar Leon.

Tetapi Kai memutuskan untuk menikmati kesendirian sejenak dikamarnya, bohong jika Kai mengatakan rindu sedikit dengan kehidupannya di Jakarta. Ia sangat amat merindukan kehidupannya, segala hal yang saat ini sudah ia tinggalkan.

Hingga dering ponselnya terdengar dan muncul nama Fenly disana, Kai langsung segera menerima panggilan tersebut. Terlihat semua kawan Shandy dan Kai sedang berkumpul bersama, semua wajah yang sangat akrab untuk Kai.

Fenly: "Heyy!"

Kai: "Haii Fenlyy!"

Gilang: "Hah disana masih terang loh?"

Kai: "Iya masih jam 5 kurang"

Fiki: "Kangen oi!!"

Kai: "Kangen kalian juga! Wihh pada makan-makan yaa?"

Farhan: "Iya Cil, lo udah makan belum?"

Kai: "Udahh kok!"

Fajri: "Disana dingin banget ga?"

Kai: "Lumayan sih Ji heheh"

Fajri: "Tapi aman kan?"

Kai: "Apanya?"

Fajri: "Ya kamunya?"

Kai: "Aman hehehe, eh udah dulu ya semua, kalian have fun okay? Aku kayanya mau beberes lagi"

Fajri: "Bukannya udah rapih?"

Kai: "Belum, ini masih banyak yang berantakan. Udah dulu ya? Bye semuaa"

—telfon terputus—

Percakapan itu berakhir karna Kai memutuskan sambungan telfon begitu saja, tetesan air mata terjatuh tanpa aba-aba dan wanita itu menangis rupanya. Aneh ya perasaan yang dinamakan cinta, katanya cinta itu identik dengan bahagia tapi kenapa dengan dirinya rasanya berbeda?

Dan Fajri juga merasa sedih tentunya, tetapi tidak mungkin baginya menangis didepan semua. Yang bisa Fajri lakukan adalah tersenyum sembari mengembalikan ponsel Fenly, beberapa teman Fajri menyadari raut wajah yang terpancar, menunjukan bahwa pria yang sedang duduk itu tidak baik-baik saja. Sejatinya mereka berdua itu sama.

Sejatinya mereka hanya ingin bersama, seperti seharusnya, seperti kemarin-kemarin saja.

-To Be Continue

Dreamcatcher II - Fajri Un1ty FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang