Justin mematikan layar ponselnya setelah dirasa tidak ada tanda-tanda balasan dari Jessica. Semalam, kekasihnya itu mengeluh pusing dan meriang saat Justin meneleponnya.
Dan tadi pagi seorang siswi bernama Jihan dari kelas sebelah mengantarkan surat ijin milik Jessica ke kelasnya.
Justin berinisiatif untuk mampir guna menjenguk Jessica sepulang sekolah nanti. Harap-harap rencananya itu tak terkendala apapun.
Saat ini jam istirahat pertama. Karena tidak ada Jessica, Justin sempat berpikir untuk ke kantin bersama Elisa. Kebetulan gadis dengan poni yang senantiasa menutup dahinya itu baru saja berdiri dari bangkunya.
"El, mau ke kantin bareng nggak?" tawarnya.
Justin dapat melihat Elisa beralih ke Brisa dan kawan-kawan yang juga turut berdiri disampingnya.
"Yahh ini gue mau ke koperasi sama anak-anak."
"Nggak ke kantin aja?" tanya Justin lagi.
Elisa menggelengkan kepalanya. "Enggak, soalnya tadi pagi gue udah sarapan, jadi sekarang mau nyari cemilan aja."
"Mau nitip?" tambah Elisa.
Justin menggeleng pelan. Sedikit kecewa karena kesempatannya makan bersama Elisa kembali pupus.
Setelahnya datanglah Ares yang langsung menepuk bahu lebar Justin dengan keras. "Jing, yuk ngantin!"
"Duluan, El," pamit Justin yang ditarik oleh Ares.
Elisa memandang bahu dua sekawan itu dengan tatapan yang sulit diartikan. Tak sadar ia melamun hingga Brisa menggoyang-goyangkan tubuhnya.
"El, malah ngelamun nih anak."
"Eh, sorry-sorry."
"Ayo," ajak Kiara dan Yola.
Empat gadis itu berjalan dengan Kiara dan Brisa yang ada di belakang, lalu Elisa dan Yola di depan.
"Lo kenapa gak ikut Justin aja, El?" tanya Yola.
"Kalo nanya tuh minimal mikir dulu, Yola! Masa iya Elisa makan di kantin sama cowo orang? Apalagi posisi cewenya lagi absen? Yang ada orang mikir yang nggak-nggak," hardik Brisa.
"Beneran, El?" tanya Yola lagi yang dijawab satu anggukan pasti dari Elisa.
"Makin lama gue makin heran deh sama Justin, tuh cowo udah punya pacar juga kenapa masih suka ngintilin elo sih, El?" Kini ganti Kiara yang mengeluarkan pendapatnya.
Elisa tersenyum kecil. "Kan gue sama Justin udah kenal lama, wajar lah dia ngerasa gue ini tempat keluh kesah dia."
"Ya tapi minimal nahan diri dikit gitu dong! Dia tuh udah punya pacar. Nanti kalo dia berulah, pasti orang-orang judge nya ke elo," balas Kiara.
Kiara ini memang tak diragukan lagi.
"Kan makanya itu gue yang ngehindar."
"El mah pinter dia, jago baca situasi juga," timpal Brisa.
"Nah sekarang gue sanksi nih sama cewenya. Kira-kira dia tau gak sih sejarah lo sama Justin sebelum dia ada?"
Elisa tak dapat menahan tawanya hanya karena kata sejarah keluar dari mulut Yolanda.
"Sejarah banget gak tuh?"
"Serius, Elisa Kirana."
"Ya gue mana tau kalo dia tau apa enggak soal gue sama Justin."
"Ribet ya."
Keempat siswi itu berbelok masuk ke area koperasi siswa. Mereka sibuk memilah makanan masing-masing, meninggalkan Elisa yang menemukan keberadaan Winona di depan sana.
Kalau tidak salah, perempuan yang berdiri di samping Winona adalah Ayu, teman satu kelasnya.
"Arghh kenapa sih Ares harus ke kantin? Gue kan jadi gak bisa makan," gerutu Winona.
Elisa masih setia dengan acara menguping berkedok pilah-pilah makanannya itu.
"Lo sendiri yang mau ngehindar dari Ares, lo sendiri yang marah-marah."
"Gue sebel, Yu. Ares tuh genitnya mendarah daging banget tau gak? Ya oke gue selama ini diem, tapi pas dia welcome-welcome aja sama Jessica tuh maksudnya apa coba? Udah tau itu pacar temennya sendiri."
Loh? Ada apa antara Ares, Winona, sama Jessica?
•••
GUYSS lihat Justin sama Jessica se-frame
KAMU SEDANG MEMBACA
You Belong With Me [✓]
Fanfiction[LOVEPEDIA THE SERIES - 01] Bagi Elisa, Justin itu cinta pertama sekaligus patah hati terbesarnya. Lebih bodoh lagi karena ia tidak bisa menghapus perasaannya.