Hari demi hari terus berjalan tak tentu arah. Beratus-ratus jam terlewati, selama itu pula Justin menghabiskan waktunya dengan berbagai kegiatan agar ia bisa melupakan Jessica.
Elisa pun tak jauh berbeda. Ia masih menjadi pendengar nomor satu Justin Pramoedyo dan ia masih menyukai laki-laki bermata mirip serigala itu.
Namun, Elisa merasa bahwa ia mulai menemukan titik terang untuk membuang perasaannya pada Justin.
Ya, kedua sahabat itu berada dalam posisi yang sama, yaitu di fase 'mencoba untuk melupakan orang yang pernah mereka sukai'.
Suatu hari, saat Elisa ingin memperjelas apakah ia masih menyukai Justin atau tidak, gadis itu justru melihat Justin yang sedang memperhatikan Jessica dari kejauhan.
Gadis berambut pirang yang menjadi objek pandangan Justin itu tengah berlatih cheerleader dengan teman satu klubnya.
Di samping Justin, ada Ares yang sebelumnya sudah membersihkan semua kesalahpahaman antara ia dan Jessica.
"Lo masih suka Jessica?" tanya Ares.
"Abu-abu, Res. Kayaknya 40 persen hati gue masih suka sama Jessica," jawab Justin.
"60 persennya?"
"El."
"Hah?" Ares mengernyitkan dahinya.
"Kayaknya 60 persennya gue jadi suka sama El."
Ares membalikkan badannya 45 derajat. Tadi, ujung matanya menangkap Elisa yang berdiri tak jauh dari tempat duduknya.
Dirasa tak ia temukan gadis dengan poni menutupi dahinya itu, Ares pun berkata, "Lo beneran suka apa cuma pelarian doang?"
"Gila lo! Ya kali gue jadiin El pelampiasan." Kemudian Justin mulai menceritakan awal mula ia menyukai Elisa. Katanya, perasaan itu muncul ketika El merelakan waktunya untuk menemani Justin yang sedang galau-galaunya.
Sambil mendengarkan Justin bercerita dari A sampai Z, mata Ares sesekali beredar mencari keberadaan sosok yang dibicarakan kawannya.
Gotcha!
Di koridor seberang lapangan sana Elisa tengah berjalan dengan ... Eh? Siswa laki-laki?
"Tin, Tin," panggil Ares ditemani tepukan brutal di lengan Justin.
"Itu El bukan?" tunjuk Ares pada siswa dan siswi yang sekarang hampir berbelok ke tangga menuju lantai dua.
"Sama siapa tuh?"
Pertanyaan dari Ares sama seperti apa yang baru saja Justin ucapkan dalam hatinya. Tumben sekali Elisa berjalan dengan siswa lain.
"Si El udah punya cowo?" tanya Ares lagi.
Justin masih tak menggubrisnya. Mata tajamnya masih meneliti gerak-gerik Elisa yang sudah berada di lantai dua.
Kalau El beneran punya cowo gimana? batin Justin bertanya-tanya.
"Tin."
Justin mengacak-acak rambutnya frustasi. Kacau sekali pikirannya jika benar Elisa diam-diam mempunyai laki-laki lain yang disukai. Sedangkan ia baru menyadari perasaannya.
Inikah yang disebut UNO reverse card?
———
Bagi Elisa Kirana yang sudah terjebak cinta bertepuk sebelah tangan selama hampir lima tahun, ia tak pernah ada pemikiran bahwa akan menemukan orang yang menyukainya.
Menyukainya dengan tulus dan bahkan berjuang untuk memenangkan hatinya.
Elisa tak pernah tahu itu.
Yang selama ini ia pikirkan adalah kenapa ia tak pernah mendapat balasan perasaan yang sama dari orang yang selama ini ia sukai, Justin.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Belong With Me [✓]
Fanfiction[LOVEPEDIA THE SERIES - 01] Bagi Elisa, Justin itu cinta pertama sekaligus patah hati terbesarnya. Lebih bodoh lagi karena ia tidak bisa menghapus perasaannya.