Kata orang, masa SMA itu masa dimana kita lagi nakal-nakalnya dan lagi labil-labilnya tentang perasaan kita.
Mungkin karena dimulainya fase pergantian dari anak-anak ke dewasa.
Begitu juga yang dirasakan oleh Faresta atau yang lebih akrab dengan panggilan Ares.
Bagi Ares, punya pacar di masa SMA adalah kewajiban. Dan ia senang saat Winona, teman lamanya yang dengan senang hati menerima ajakannya untuk berpacaran.
Tapi semua itu balik lagi ke title 'Masa SMA' yang katanya gak akan bisa lepas dari masalah-masalah yang bikin pusing.
Dan Ares sedang merasakannya.
Hari itu, Ares dikejutkan (benar-benar terkejut) saat ia melihat pesan yang dikirim oleh Jessica yang notabenenya adalah gebetan baru sahabatnya.
Selama satu bulan mengenal gadis bersurai pirang itu, ia memang cukup dekat dan sering bercanda dengannya.
Menurut Ares, Jessica adalah salah satu perempuan menyenangkan lain selain Winona, kekasihnya. Mungkin karena mereka memiliki level humor yang sama.
Namun, ia benar-benar dibuat terkejut saat Jessica dengan basa-basi menanyakan apakah Ares punya waktu senggang untuk pergi bersamanya.
Awalnya Ares dengan senang hati menerimanya. Dengan pemikiran ia bisa membuat Justin lebih dekat dengan Jessica.
Iya, ini terjadi sebelum Jessica resmi menjadi kekasih Justin.
Kalau boleh jujur, Ares sempat merasa besar kepala saat sekelebat pemikiran 'Jangan-jangan Jessica suka sama gue?' lewat di otaknya.
Tapi setelah mengetahui Jessica resmi menjadi pacar Justin Pramoedyo, Ares hanya mengangguk-anggukan kepalanya dan menertawakan pemikiran konyolnya.
Ia kira, setelah kedua orang itu berpacaran, Jessica akan berhenti mengirimi pesan padanya.
Awalnya sih begitu. Namun 2 hari lalu, Jessica kembali. Dan bodohnya lagi, Winona yang lebih dulu memergoki pesan di layar kunci ponsel Ares.
Kekasihnya itu marah besar. Padahal tak biasanya Winona semarah itu saat Ares menggoda perempuan-perempuan lain diluar sana.
"Kamu masih nanya kenapa aku semarah ini sama kamu?" tanya Winona.
Anggukan dari Ares nyatanya membuat Winona tak segan melayangkan tamparannya pada kekasihnya itu.
"Orang gila! Jessica itu pacar temen kamu, Ares. Aku gak akan semarah ini kalo kamu godain cewe lain yang gak punya pacar."
"Aku nggak godain Jessica, Nona."
"Iya, kamu enggak. Tapi kamu ladenin semua chat dia yang bahkan isinya cuma nanya kabar, ngajak nonton, dan sebagainya. Kamu pikir kalau Justin lihat chat itu, apa dia gak marah kayak aku?"
"Aku bingung, aku gak enak soalnya Jessica juga temen sekelas aku. Takutnya dia justru benci sama aku, Nona."
"Ya bagus, mending dia benci sama kamu biar dia inget kalau dia udah punya Justin dan kamu udah punya aku," final Winona.
Gadis itu membereskan barang-barangnya dengan buru-buru, lalu pergi meninggalkan Ares begitu saja.
Entah kenapa, kaki Ares seakan tidak dapat digunakan untuk sekedar berlari menyusul pacarnya.
"Res."
"Ares."
"Faresta."
"FARESTA ANJING."
Ares kembali dari lamunan panjangnya, menemukan Justin dengan mangkok bakso yang hanya tersisa kuahnya saja.
"Balik kelas gak lo? Ngelamun aja kayak orang abis putus."
"Mulut lo," tegurnya.
"Beneran putus lo ya?"
"Enak aja."
Ares melenggang meninggalkan kantin, disusul Justin yang masih menanyakan ini-itu.
Sesampainya di depan kelas, Justin berkata, "Res, ntar gue absen les dulu ya? Mau jenguk ayang."
"Bucin."
"Ngaca orang mah," balas Justin lalu menyerobot masuk ke kelas.
Ares menghela napasnya. Inget, Res. Justin temen lo. Jangan sampe lo ngacauin hubungan dia, batinnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Belong With Me [✓]
Fanfiction[LOVEPEDIA THE SERIES - 01] Bagi Elisa, Justin itu cinta pertama sekaligus patah hati terbesarnya. Lebih bodoh lagi karena ia tidak bisa menghapus perasaannya.