⚠️ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ⚠️
Romansa - Spiritual - Militer
Halunya Komandan pleton eh dapetnya Komandan Kompi
Niat baik Yara untuk menolong seorang wanita paruh baya yang hampir tertabrak mobil justru membuatnya harus menikah dengan seorang ka...
Setelah selesai sholat subuh Yara lebih memilih untuk memasak di dapur. Rafa dan Yara masih tinggal di rumah kedua orang tua Rafa di luar Batalyon. Rencananya mereka akan pindah besok setelah menyiapkan semua kebutuhan mereka. Kali ini Yara hanya memasak sendirian karna Sekar dan Andri sedang pergi pagi-pagi sekali karna ada urusan, Rushdan yang setelah sholat subuh lebih memilih tidur lagi, entahlah ia masih kecewa karna penolakan dari Rayna. Sedangkan Rafa, terakhir kali Yara melihatnya ia hendak mandi.
"Sayang..." Sepasang tangan kekar melingkar di perut Yara dengan kepala bertumpu pada pundaknya.
"M-mas aku lagi masak" ucap Yara dan hendak melepaskan pelukan Rafa
"Biarin gini dulu" ucap Rafa dengan suara teredam. Nyaman, satu kata yang ia rasakan saat ini. Terlebih lagi aroma vanila dari tubuh yara yang begitu menenangkan.
"Ekhmm... Kalo mau mesra-mesraan tuh tau tempat dong. Inget dirumah masih ada jomblo nih" celetuk Rushdan yang baru bangun.
"Sirik aja jomblo. Makanya jangan jadi sad boy" ucap Rafa
"Dihhh... Gue enggak denger, gue enggak denger, gue masih polos" teriak Rushdan seraya pergi meninggalkan pasangan pengantin baru tersebut. Pasangan itupun terkekeh melihat tingkah Rushdan.
Kini mereka tengah menikmati sarapan pagi. Sekar dan Andri pun telah pulang dari urusan mereka.
"Kapan kalian pindah?" Tanya papah Andri
"Nanti sore pah, barang-barang juga udh di anterin kemarin tinggal beresin aja" jawab Rafa
