Pesan author : "Jangan berfikir ini adalah akhir"
.
..
"Dari sekian banyak cara perpisahan, mengapa yang kau pilih adalah kematian"
~Ayna Yara Humaira~
© RAFAYNA Cinta dan Negara ©
By Mustika Meri DianaPagi ini hujan begitu deras mengguyur bumi, seolah mengerti bahwa negeri ini tengah berduka. Dua prajurit terbaik bangsa telah berpulang kepangkuan sang ilahi, pahlawan yang telah berhasil menyelesaikan tugas untuk mengamankan negeri ini.
Dibawah guyuran hujan yang turun dengan sangat deras, sekelompok pasukan tengah berbaris dilapangan terbang untuk memberikan laporan kepada Komandan Pasukan Garuda.
"Lapor!! Misi telah dilaksanakan, dan jasad keduanya..." Ucapan Sertu Bima terhenti. "Telah ditemukan" sambungnya dengan suara yang tercekat.
"Laporan diterima. Terimakasih untuk kalian yang telah kembali dengan selamat, dan untuk para pahlawan yang telah gugur, mari sejenak kita menundukkan kepala untuk mendoakan agar diterima disisinya." Ucap Letkol Chandra.
Para prajurit pun dengan khusyuk menundukkan kepala dan berdoa untuk kedua pahlawan negeri yang telah gugur dalam menegakkan perdamaian dinegeri ini.
Sementara itu di Indonesia, 3 hari setelah kejadian tersebut. Yara sedang bermain sambil menyuapi Aldrien yang sedang belajar bersepeda dengan sepeda roda tiga. Sedang asyik bermain, ia di kejutkan dengan kedatangan mobil dinas militer milik komandan batalyon yang tiba-tiba berhenti dihalaman rumah dinasnya.
Komandan batalyon Kolonel Andri beserta wakilnya Mayor Yogi dan ibu turun dari mobil. Mereka menggunakan seragam loreng lengkap dan baju Persit.
"Assalamualaikum ibu Rafa." Ucap Kolonel Andri.
"Waalaikumsalam pak." Jawab Yara dan menyalami tamu nya tersebut. "Mari masuk dulu kerumah kami" ajak Yara dan mempersilahkan Danyon dan Wadanyon beserta ibu masuk kedalam rumah.
"Silahkan duduk dulu, biar saya buatkan minum" ucap Yara dan hendak pergi kedapur.
"Tidak perlu repot-repot ibu Rafa. Kami datang kesini untuk menyampaikan sesuatu" ucap Kolonel Andri.
Yara yang awalnya sudah berdiri dan hendak kedapur pun kembali duduk, ia pun memangku putra nya untuk duduk di pangkuannya.
"Jadi, ada hal apa sehingga membuat bapak dan ibu kemari?" Tanya Yara yang penasaran sedari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAFAYNA : CINTA DAN NEGARA☑️
Fiksi Umum⚠️ FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA ⚠️ Romansa - Spiritual - Militer Halunya Komandan pleton eh dapetnya Komandan Kompi Niat baik Yara untuk menolong seorang wanita paruh baya yang hampir tertabrak mobil justru membuatnya harus menikah dengan seorang ka...