PART 6

2.1K 314 15
                                    

~~~***~~~

Suara ketukan dari pintu kerjanya, membuat Oniel sedikit terusik. Ia melepaskan kacamata kerjanya, lalu sedikit menyadarkan tubuhnya ke atas kursi kerja miliknya.

"Iya, masuk"

"Niel, lu udah gila apa gimana!?" Gracio, sahabat sekaligus rekan kerjanya itu langsung berteriak sesaat ia membuka pintu ruang kerja Oniel.

Oniel memijat pelan dahi nya, "Bisa gak sih lu gak usah teriak? Pusing gue dengernya" ucapnya, sedikit merasa kesal dengan perilaku Gracio.

"Kan, ini nih efek lu gila kerja. Udah mulai capek tuh otak lu, udah deh lu mendingan istirahat dulu sana, dah 4 hari ya lu gak pernah makan siang"

Gracio mengomel kepada Oniel, karena memang benar selama empat hari ini, sahabatnya itu tidak pernah keluar dari ruangan nya ketika waktu istirahat, bahkan Gracio melihat Oniel tidak menyentuh bekal makan siang yang dibawakan oleh Shani.

Oniel berdecak kesal, ia kembali memakai kacamata kerjanya, "Gak bisa, ada beberapa projek yang harus gue siapin untuk bulan depan"

"Lu kenapa sih? Kok mendadak kek gini? Lu ada masalah? Cerita Niel, jangan dipendem sendiri, lu punya gue sama Jaehan"

Bukannya menjawab pertanyaan Gracio, Oniel memilih untuk kembali fokus pada layar komputernya.

Satu helaan nafas keluar dari mulut Gracio, ia lalu mengeluarkan handphonenya, tangannya sibuk mencari kontak yang akan ia telpon.

"Halo, Jaehan. Temen lu nih, gak mau makan siang, terus gak pernah keluar dari ruang kerjanya, udah mulai kek dulu lagi dia" ucap Gracio, ia lalu menyalakan loudspeaker pada hanphonenya

"HEH!! UDAH GILA YA LU, NIEL. MAU SAKIT KAYAK DULU LAGI LU. MAKAN GAK ATAU GUE BUNUH SEKALIAN"

Oniel berdiri dari duduknya, ia mendorong tubuh Gracio agar keluar dari ruangannya. Tentu saja, Gracio menolak perlakuan Oniel, ia sekuat tenaga berusaha untuk tidak terusir, tapi entah kenapa kali ini Oniel lebih kuat, dan pada akhirnya Gracio harus menerima takdir bahwa ia kalah.

Setelah berhasil mengeluarkan sahabatnya, Oniel menutup pintunya dengan keras lalu mengunci pintunya.

"Niel, buka woi!! Gue laporin ke Shani ya, awas aja lu" teriak Gracio dari luar, membuat Oniel hanya bisa menggelengkan kepalanya heran.

Oniel tidak mempedulikan suara bahkan ancaman yang ia dengar dari mulut Gracio, ia kembali fokus pada layar komputernya, melanjutkan pekerjaannya yang sempat terhenti tadi.

Pekerjaan demi pekerjaan Oniel kerjakan, dan tak terasa hari sudah mulai gelap, menandakan bahwa ia harus segera pulang untuk bertemu dengan istri dan anak-anaknya.

Oniel segera membereskan pekerjaan dan barang-barang nya, lalu mulai meninggalkan ruang kerjanya. Sapaan demi sapaan dari karyawannya langsung menyambut Oniel begitu ia keluar dari ruangannya.

"Niel"

Gracio segera mendekati Oniel, yang sedang menunggu lift, "Apa lagi sih?" tanya Oniel sedikit malas.

"Lu beneran gak papa? Gue sama Jaehan beneran khawatir banget sama lu, Niel"

Terlihat raut tidak suka di wajah Oniel, ia memilih untuk tak menjawab pertanyaan Gracio, lalu berjalan masuk ke dalam lift, membuat Gracio dengan cepat ikut masuk ke dalam juga.

Kini hanya ada keduanya di dalam lift, "Gak papa, gue cuman pingin kerjaan cepet kelar, soalnya besok gue gak masuk, mau ke rumah ibu"

"HAH!! Kok lu gak bilang sih?"

LitheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang