PART 23

1.6K 296 33
                                    

*** ***

"Masih di rekomendasikan, bacanya sambil dengerin lagu yang sad vibes. Kalau author sih sambil dengerin tertawan hati - awdella. Okey, selamat membaca :)"

"Niel, mau kemana?"Oniel menghentikan langkah nya, begitu mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut ibunya

Oniel segera mendekati ibunya yang sedang membantu Muthe dan Christy menyantap sarapan mereka.

"Mau ke rumah Shani, Bu" ucap Oniel, sembari mencium punggung tangan ibunya

"Niel, mau sampai kapan kamu seperti ini?"

Pertanyaan Siska membuat Oniel diam sejenak, lalu menghela nafas nya pelan.

"Sampai Shani kembali ke rumah ini, Bu. Aku gak bisa berhenti, apalagi menyerah, sampai istri aku kembali ke rumah dimana harusnya dia berada"

Kali ini, Siska yang menghela nafasnya, ia mengangkat tangan nya, mengusap pelan pipi putra sulungnya.

"Ibu bukan nya menyuruh kamu untuk menyerah, Niel." Ucap Siska, lalu mengarahkan matanya ke kedua cucu nya yang sedang menikmati roti mereka masing-masing.

"Tapi, kamu juga punya anak-anak yang harus kamu rawat dan beri kasih sayang. Tiga hari ini, kamu selalu fokus ke perbaikan hubungan kamu sama istri kamu, sampai kamu lupa kalau di rumah ini ada buah hati kalian juga, yang perlu di perhatikan"

Siska memegang erat tangan Oniel, "Ibu tau, Shani itu penting buat kamu, tapi jangan lupa buat Muthe sama Christy, kamu itu penting dalam hidup mereka. Jangan biarkan mereka kehilangan sosok ayah di saat-saat seperti ini, Niel, di saat ibu mereka sedang pergi"

Mata Oniel terasa panas, ia menoleh ke arah Muthe dan Christy, dan sesaat air matanya lolos, berhasil keluar, membasahi pipi nya.

"Iya, bu. Oniel salah. Oniel lupa, kalau ada anak-anak yang butuhin aku. Maaf'in, Oniel"

Siska menggelengkan kepalanya, "Bukan ke ibu, tapi ke si kembar, dah sana, samperin mereka"

Tanpa berlama, Oniel berjalan ke meja makan, mengambil kursi, dan memilih duduk di antara kedua putrinya.

"Mumu, Christy" panggil Oniel, membuat Christy menoleh ke kanan, tersenyum menatap wajah ayahnya.

Oniel membalas senyuman Christy, namun senyumnya tak bertahan lama, ketika menyadari ada yang aneh dari putri sulung nya, yang sama sekali tak menoleh. Muthe terus-terusan menatap roti nya, dengan wajah sedih bercampur dengan marah, terlihat dari bagaimana kedua alisnya menyatu.

"Mumu, kenapa sayang?"

"Mama jawhat! Mama uwdah gak sayang Mumu samwa Clisty" ucapan Muthe, berhasil membuat Oniel terkejut, Siska dan Chika juga ikut terkejut dengan ucapan gadis kecil yang selalu ceria itu.

"Eh, enggak sayang, mama pasti sayang banget sama kalian" jawab Oniel cepat, berharap anak-anak nya itu tidak memikirkan sesuatu hal yang aneh.

Muthe memajukan bibir bawah nya, matanya juga sudah berkaca-kaca, "Tewrus, kenapwa mama gak temwenin Mumu mawin? Mumu kawngen samwa mama" ucap nya, lalu mulai menangis, membuat Oniel, dengan cepat menggendong putri sulung nya itu.

Satu kecupan Oniel tinggalkan di puncak kepala Muthe, "Enggak sayang , mama sayang kok sama Muthe, percaya sama papa ya" Oniel terus mengusap punggung Muthe, menenangkan putri sulung nya yang memang jauh lebih dekat dengan Shani.

"Mu-Mumu kawngen mama, pa" Muthe terus mengucapkan hal yang sama di sela-sela tangisnya, membuat Siska dan Chika merasa iba dan ikut menangis bersama Muthe.

LitheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang