PART 22

1.6K 276 34
                                    

NB : SARAN AJA SIH, BACANYA SAMBIL DENGERIN LAGU YANG SAD VIBES GITU. KALAU AUTHOR LAGI DENGERIN MAHALINI - BOHONGI HATI, HEHEHE, OKEY, SELAMAT MEMBACA :)

*** ***

Suara bising dari keramaian yang ada, suara pemberitahun tentang keberangkatan dan juga kedatangan pesawat, menjadi suasana yang ramai di bandara ibu kota pagi ini.

Kebetulan, Oniel dan juga Gracio, yang baru saja kembali dari Singapura, ikut dalam keramaian itu. Mereka berdua sedang menunggu bagasi mereka, sembari membuka handphone, memberi kabar kepada keluarga mereka masing-masing.

"Halo, sayang. Iya, ini aku udah sampe kok, udah kamu gak usah jemput ya, kasihan Ashel, dia pasti masih mau tidur. Aku nanti pulang nya bisa naik taksi online kok. Udah ya, aku mau ambil bagasi dulu, oke, dadah sayang, muahh"

Gracio mengakhiri panggilan nya dengan istri nya itu, lalu menoleh sejenak ke arah sahabatnya yang sejak kemaren malam terus menerus menekuk wajahnya

"Kenapa, bro? Gue perhati'in nih dari kemaren malem muka lu kecut banget?"

Oniel menghela nafasnya, "Shani"

"Shani? Kenapa lagi, kalian?" tanya Gracio, sembari mengambil koper miliknya, lalu meletakkan nya di atas trolley barang mereka

"Gue gak tau, Cio. Chat gue sejak kemaren lusa belum dibales sama sekali, cuman di read doang. Nih, coba lu lihat deh"

Gracio mendekatkan dirinya, membaca pesan dengan tanda centang dua biru disamping nya, "Ya lu lagian juga kenapa baru ngabarin sih, Niel. Mungkin dia marah kali sama lu, gara-gara lupa ngabarin" ucap Gracio acuh, lalu melanjutkan memindahkan koper milik Oniel ke trolley barang.

"Ya tapi kan, gue udah minta maaf. Dan, aneh gak sih, kalau hanya perkara gue lupa ngabarin dia sampai marah segininya. Apa ini ada pengaruh nya sama masalah bau badan gue ya?"

Tawa Gracio pecah mendengar apa yang baru saja keluar dari mulut sahabatnya, "Duh, duh, sorry bro, lagian kocak banget sih omongan lu, Udah deh, mending sekarang kita balek aja, nanti di rumah lu tanya'in ke Shani, minta maaf ke dia, mau lu salah atau enggak, yang penting lu minta maaf aja"

Oniel diam sejenak, memikirkan ucapan Gracio, entah kenapa perasaan nya tidak enak, seperti akan ada sesuatu yang terjadi, dan Oniel merasakan itu hak yang buruk.

"Yeeee, malah bengong ni bapak dua anak, udah ah ayok, taksi online gue udah mau nyampe. Btw, lu udah pesen kan ya?" tanya Gracio, membuat Oniel terkejut, dan segera membuka aplikasi taksi online melalu handphone nya

Gracio menggelengkan kepalanya, lalu segera mengajak Oniel keluar, dan menuju ke titik penjemputan mereka masing-masing.

.

.

.

Taksi online yang membawa Oniel, tepat berhenti di depan rumah nya. Rumah yang akan selalu menjadi tempat ia untuk pulang sejauh mana pun ia pergi.

Selesai menurunkan koper serta barang bawaan lain nya, Oniel segera melangkah masuk ke rumah, yang sudah sangat ia rindukan 3 hari kemaren.

"Sayang, aku pulang nih" ucap Oniel, agak sedikit berteriak, kaki nya terus melangkah masuk, hingga berhenti ketika mendapati sosok yang sangat ia kenal menatapnya dengan tatapan yang tak bisa Oniel artikan.

"Ibu? Kok gak bilang ke aku kalau mau kesi-"

*PLAKK

Oniel membulatkan kedua matanya, terkejut dengan apa yang baru saja ia dapatkan. Pertama kali dalam hidup Oniel, ia ditampar oleh ibunya sendiri.

LitheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang