PART 15

1.8K 307 24
                                    

~~~***~~~

Shani membuka kedua matanya perlahan, untuk pertama kalinya, paginya tak seindah pagi seperti biasanya. Pagi ini, matanya tidak menangkap sosok laki-laki yang selalu ia lihat pertama kali setiap ia membuka mata.

Air mata Shani kembali mengalir, mengingat pertengkaran nya dengan Oniel kemarin malam. Jika ditanya bagaimana perasaannya, Shani sudah pasti akan bingung menjawabnya, karena semuanya bercampur aduk. Perasaan sedih, kecewa, menyesal, dan bingung semuanya menjadi satu.

Pertanyaan Oniel kembali muncul dalam otaknya, jujur Shani belum bisa menemukan jawabannya, dan itu yang membuatnya semakin takut.

Shani mengambil nafas panjang, ia menghapus air mata yang mengalir. Walaupun ia tidak baik-baik saja, tapi Shani harus tetap melakukan aktivitas nya seperti biasa, karena mau bagaimana pun ia juga seorang ibu.

"Eh, nyonya udah bangun?" tanya Mbok Darmi, yang baru saja keluar dari kamar tamu, di sebelah kamar Shani dan Oniel.

Shani mengernyitkan dahinya, "Habis bersihin kamar tamu ya, mbok?" tanyanya, mencari jawaban atas kebingungan nya.

"Iya nyonya, udah lama gak dibersihin, terakhir dibersihkan itu setelah nyonya besar sama non Chika pulang" jawaban Mbok Darmi, membuat Shani sedikit terkejut.

"Terus, Oniel nya masih di dalem kamar tamu, Mbok?" tanya Shani, membuat asisten rumah tangga nya itu kebingungan.

"Tuan? Tuan gak ada di dalam nyonya, tadi saya masuk gak ada siapa-siapa"

Jantung Shani berdetak lebih cepat mendengar jawaban Mbok Darmi, lantas kemana suami nya itu tidur semalam. Tanpa menunggu, Shani segera turun ke kamar anak-anak nya, berharap Oniel berada di sana.

Shani membuka pelan pintu kamar itu, mendapati kedua gadis kecilnya masih terlelap, dan lagi-lagi tidak ada tanda keberadaan Oniel. Perasaan Shani tidak enak, ada sesuatu yang mengganjal dalam hati dan pikirannya.

Tak ingin terlalu larut dalam pikirannya, Shani melanjutkan berjalan menuju ke garasi mobil, mencari keberadaan kendaraan yang sering dipakai oleh suaminya.

"Oniel pergi kemana?" tanyanya pelan, mendapati tidak ada mobil milik Oniel yang terparkir di dalam garasi mobil, menjawab dugaan Shani bahwa suaminya itu memang pergi sedari malam, setelah pertengkaran itu terjadi.

Mbok Darmi yang melihat majikan nya seperti kebingungan dan gelisah, akhirnya memberanikan diri untuk bertanya

"Nyonya, maaf, tapi saya lihat nyonya seperti nya lagi gelisah. Apa ada yang bisa saya bantu, siapa tau saya bisa mengurangi sedikit kegelisahan nyonya"

Shani menggigit bibir bawahnya, lalu tersenyum ke mbok Darmi, "Enggak papa kok, mbok. Makasih ya udah nawarin bantuan, tapi beneran saya gak papa kok. Mbok, lanjut bekerja aja" ucapnya, lalu berjalan menuju ke kamar anak-anaknya, melakukan aktivitas nya seperti biasa, walaupun masih memikirkan keberadaan Oniel.

Selesai melakukan aktivitas paginya, mulai dari menyiapkan sarapan hingga mengurus si kembar, Shani akhirnya bisa melakukan rutinitas mandinya.

Siang ini, ia akan pergi menuju ke kantor Oniel, sekaligus mengantarkan makan siang pada suaminya yang ia yakini dari semalam hingga kini sedang berada di kantor, mengurus pekerjaannya.

Shani berjalan menghampiri kedua putrinya, yang sedang bermain dengan Mbok Darmi di ruang mainan mereka. Terlihat jelas ada raut sedih dan cemberut terpasang di kedua wajah putrinya, lantaran pagi ini, tidak seperti biasanya, mereka harus menikmati sarapan mereka tanpa ada sosok Oniel.

"Mumu, Christy, mama pergi sebentar ya. Mau ketemu sama papa" ucap Shani, ia sudah duduk di depan kedua putrinya.

Christy mengalihkan pandangannya dari boneka yang sedang ia pegang, "Clisty mawu ikut" ucapnya, matanya menatap Shani, dengan tatapan memohon.

LitheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang