PART 17

2.1K 298 23
                                    

~~~***~~~

Oniel menghapus air mata nya, lalu beranjak dari kasur, menghampiri Shani yang masih berdiri membelakangi nya.

"Maaf" Oniel memeluk erat istrinya dari belakang, kepala nya ia letakkan di atas pundak Shani.

Air mata Shani turun mendapat pelukan yang beberapa hari ini tak ia rasakan, membuat nya sedikit merasa lega.

"Kamu bener, ini semua salah aku, perlakuan aku yang buat kamu jadi berpikir yang enggak-enggak. Aku gak pernah tau kalau ternyata selama ini, semua yang aku usahakan sendiri, bikin kamu merasa aku gak percaya sama kamu. Maaf, kalau aku gak pernah cerita apapun ke kamu" ucap Oniel, memeluk Shani lebih erat, menunjukkan kalau ia benar-benar menyesal dengan apa yang terjadi.

Oniel memutar tubuh Shani, menangkup kedua pipi istrinya, menghapus air mata yang masih mengalir dari kedua mata istrinya, "Setelah ini, aku janji, aku akan lebih terbuka sama kamu. Aku akan cerita'in semua yang aku rasa'in. Aku janji"

Shani memejamkan kedua matanya, menikmati bibir Oniel yang kini menempel di dahi nya, "Terus jawaban kamu apa?" tanya Shani pelan.

"Jawaban aku, memang mungkin aku yang hampir menyerah, tapi sekarang aku sadar, kalau aku menyerah, mungkin itu akan jadi hal yang paling aku sesali sepanjang hidup. Detik ini juga, aku akan bangkit lagi untuk keluarga kita, mungkin akan lebih sulit, tapi aku gak takut lagi, karena aku tau sekarang aku berjuang nya sama kamu, istri aku"

Senyum Shani merekah, ia memeluk erat Oniel, "Maafin aku juga ya, harusnya malam itu aku tanya ke kamu dulu tentang chat dari Stella. Harusnya aku juga lebih percaya sama kamu, dan enggak asal nuduh kayak gitu"

"It's okay sayang, kita jadi'in ini semua pelajaran ya" Shani menganggukan kepalanya setelah mendengarkan ucapan Oniel.

Cukup lama mereka berpelukan, Oniel juga tidak lupa meninggalkan kecupan-kecupan singkat di kepala, dahi, pipi Shani. Kecupan itu terus ia berikan, hingga mendarat akhir di atas bibir istrinya. Oniel menarik tengkuk Shani, memperdalam ciuman nya, yang diterima dengan baik oleh istrinya itu.

Oniel melepas ciuman nya, menyatukan dahi nya dengan dahi Shani, "I love you, and i really mean it, Shani Calya Maheswari", ucapnya membuat air mata bahagia milik Shani mengalir

"I love you too, Lioniel Ganendra Bratajaya"

Bibir kedua nya kembali menyatu, saling membalas ciuman masing-masing. Perlahan, Oniel meletakkan tubuh Shani ke atas kasur, tangan nya perlahan bergerak mengusap tubuh istrinya, bibir nya mulai turun ke leher dan pundak Shani.

"Niel" satu desahan keluar dari mulut Shani, ketika bisa merasakan nafas Oniel di telinga kanan nya.

Oniel menatap sayu Shani, nafsunya entah kapan sudah naik, "I want you" bisik nya, membuat sekujur tubuh Shani merinding mendengarnya.

Shani mengalungkan tangan nya pada leher suaminya, mata nya ikut menatap sayu Oniel, "I am yours, honey", ucap nya, tangan nya mengusap pelan tengkuk leher Oniel, memberi sensasi yang luar biasa bagi suami nya itu.

Tak ingin membuang waktu lebih, Oniel kembali mencium istri nya, yang dibalas dengan intensitas yang sama oleh Shani. Keduanya saling menumpahkan perasaan yang bercampur dengan nafsu yang sempat tertahan selama beberapa hari ini.

Malam itu, menjadi malam yang indah bagi kedua nya, karena kini mereka mengerti bahwa kehidupan suami istri itu bukan lagi tentang satu orang, melainkan dua orang menjadi satu, yang berarti tidak ada lagi yang harus ditutupi di kedua nya.

.

.

.

Hari demi hari dilewati dengan baik oleh keluarga kecil Oniel, hubungan nya dengan Shani juga kembali seperti biasa, ia kini juga lebih sering menghabiskan waktu bersama kedua buah hati nya.

LitheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang