PART 7

2.1K 313 19
                                    

~~~***~~~

"Mas Oniel"

Oniel menoleh, mendapati adik perempuannya itu sedang berjalan ke arah nya

"Ngapain duduk disitu? Kenapa ndak di dalem aja?" tanya Chika, ia hanya heran kenapa kakak nya itu justru duduk di belakang rumah mereka.

Oniel tersenyum, ia menepuk pelan kursi di sebelahnya, "Sini duduk, adem tau disini" ucapnya, menyuruh Chika untuk duduk di sebelahnya.

Walau merasa aneh dengan sikap kakaknya, Chika pada akhirnya tetap menuruti permintaan Oniel, "Kenapa mas? Lagi ada masalah sama kak Shani?"

"Enggak, aku cuman menikmati aja suasana kayak gini. Soalnya kalau nanti udah balik ke Jakarta, yang kayak gini udah pasti gak ada"

Chika memandangi wajah kakak nya, yang kini sedang menutup mata, seolah menikmati setiap sepoi angin yang menerpa wajahnya.

"Chik"

"Hmm?"

Oniel membuka kedua matanya, ia menoleh ke arah Chika, menatap balik adiknya itu.

"Kenapa mas? Malah diem aja, jadi ngeri aku" ucap Chika, karena memang kakaknya itu hanya diam tersenyum sambil menatap dirinya.

Oniel terkekeh, ia lalu berdiri membuat Chika semakin kebingungan, "Lah, malah ninggalin aku. Gak jelas emang jadi manusia" omel Chika, yang hanya dijawab lambaian tangan oleh Oniel.

Chika menatap punggung kakaknya yang sudah mulai menghilang, khawatir jelas terlihat di wajah Chika. Tak ingin ambil pusing, pada akhirnya ia berdiri, lalu berjalan kembali ke dapur, membantu ibu dan kakak iparnya menyiapkan makan siang.

.

.

.

Oniel membuka pelan pintu kamarnya, ia melirik sekilas kondisi anak-anaknya yang ternyata sudah salah satu diantaranya sudah bangun.

Perlahan Oniel masuk, menghampiri kedua putrinya. Si sulung yang sudah bangun, terlihat bahagia ketika melihat ayahnya berada di dekatnya, tangannya terangkat untuk meminta gendongan.

"Papa, no belisik, Clisty bobok" ucapnya pelan, tangan kecilnya ia letakkan di atas bibir Oniel.

"Oke" balas Oniel, berbisik seperti yang diinginkan oleh Muthe.

Pintu terbuka, menampilkan Shani yang sedikit terkejut melihat Oniel yang sudah berada di dalam, lebih terkejut lagi ketika melihat siapa yang berada di gendongannya.

"Loh, udah bangun?" tanya Shani pada Muthe, yang kini sudah meminta gendongan dari ibunya.

Oniel segera memberikan Muthe pada Shani, "Muthe pinter banget deh, Shan. Dia bangun-bangun gak nangis, dia cuman duduk aja, ngelihatin Christy tidur, terus dia nyuruh aku jangan berisik. Lucu banget nih anak papa" ucapnya, tangannya mengusap pelan rambut si sulung.

"Oh iya, ih pinter banget sih Mumu" Shani mencubit pelan hidung kecil milik Muthe, membuatnya tertawa kecil, berhasil membuat kembarannya itu sedikit terusik dari tidurnya.

Oniel dan Shani menoleh ke arah Christy, jelas terlihat bahwa si bungsu terganggu dan bersiap untuk menangis. Melihat itu, Oniel dengan segera berbaring menyamping disamping Christy, menepuk pelan si bungsu, berharap Christy kembali tidur.

Dan beruntungnya, si bungsu langsung kembali tertidur, membuat Oniel bisa bernafas lega.

"Niel, kamu tidur aja disini sama Christy, istirahat dulu, nanti aku bangunin buat makan" ucap Shani, ia khawatir karena sempat melihat Oniel menguap, mata suaminya itu juga terlihat lelah. Belum lagi, ia mendengar dari Gracio bahwa beberapa hari ini suaminya itu jarang mengambil waktu istirahatnya.

LitheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang