PART 4

2.3K 368 12
                                    

~~~***~~~

"Niel, kamu mau, aku bawa'in mangga atau pepaya aja?" tanya Shani, sedikit berteriak, karena saat ini ia sedang berada di dalam dapur, sedangkan Oniel berada di ruang keluarga, asik bermain bersama kedua putrinya.

"Apa aja boleh, sayang. Yang penting anak-anak bisa makan juga" jawab Oniel, lalu melanjutkan acara bermain nya dengan si kembar.

Minggu pagi ini, Shani dan Oniel berencana untuk membawa anak-anak nya ke suatu taman yang tidak jauh dari kediaman mereka. Hitung-hitung sebagai quality time mereka sebagai keluarga, sebelum nanti malam mereka pergi ke rumah orang tua Shani.

Pagi-pagi sekali, Shani sudah bangun, untuk mempersiapkan segala sesuatu yang akan mereka bawa, mulai dari makanan hingga keperluan si kembar.

"Shan, ini mereka gak panas pakai baju agak tebel gini?"

Oniel bertanya pada Shani, sambil memandangi kedua putrinya yang sedang asik bermain dengan mainan mereka.

"Enggak, itu kelihatannya aja tebel, tapi ini gak begitu tebel kok. Lagian, kamu gak lihat cuaca pagi ini agak mendung terus berangin gitu?" tanya Shani, saat ini ia sudah ikut berkumpul di ruang keluarga, memasukkan beberapa buah potong ke dalam tas yang akan mereka bawa nanti.

Melalui jendela, Oniel memandangi langit yang sepertinya memang lebih berawan dari hari-hari biasanya, "Apa gak jadi aja ya kita?" tanya nya, masih dengan pandangan ke luar.

"Tega banget kamu, Niel ngomong kayak gitu. Anak-anak udah siap, aku juga udah siapin semuanya. Terus kamu tiba-tiba mau batalin gitu aja, hanya karena mendung yang belum tentu hujan" omel Shani, sedikit ketus, membuat Oniel terkejut dengan perubahan gaya bicara istrinya.

Dengan sedikit panik, Oniel berdiri dari duduknya, lalu menghampiri Shani yang masih menatap nya dengan tatapan marah bercampur kecewa.

"E-enggak gitu maksud aku, sayang. Aduh, maaf ya. Aku gak bermaksud sayang, sumpah deh" ucap Oniel, tangannya mengusap kedua lengan Shani.

Muthe mengangkat tangannya, meminta gendongan dari Shani, "Mama, mama"

Mendengar panggilan dari anaknya, Shani langsung menoleh, "Minggir, kamu" ucap Shani ketus, membuat Oniel secepat kilat menggeserkan tubuhnya.

"Mama, no malah-malah" ucap Muthe, sesaat setelah berada di gendongan Shani, jari kecilnya ia letakkan di atas bibir ibunya, membuat Oniel hampir saja tertawa.

"Iya, mama. No malah-malah, kacian papa" masih tetap memainkan mainannya, Christy mengucapkan ucapan itu, membuat Shani semakin terkejut dengan pembelaan yang dilakukan kedua putrinya untuk suaminya.

Shani bisa melihat dengan jelas senyum menyebalkan dari Oniel yang kini berjalan ke arah Christy, bersiap untuk menggendongnya.

"Tapi papa juwa no nakal, kacian mama" ucap Christy pada Oniel, jari telunjuk nya ia goyangkan, sebagai bentuk larangan.

"Iya deh papa salah, tapi papa udah say sorry loh, mama masih marah tuh"

Muthe yang berada di gendongan Shani, tiba-tiba minta diturunkan, membuat Shani kebingungan. Semakin bingung ketika anak sulungnya itu, menggandeng tangannya dan menariknya untuk berdiri di depan Oniel.

Melihat Muthe yang turun, Christy juga dengan segera meminta untuk diturunkan, yang tentu saja dituruti oleh Oniel.

"Mama, cup cup ya" ucap Muthe, ia menepuk pelan tangan Shani, lalu sedikit mengangkat tangan ibunya agar bisa menyentuh tangan Oniel, yang ternyata juga sudah diangkat oleh adik kembarnya.

Dan alhasil, kini Shani dan Oniel menjadi berjabat tangan, layaknya orang yang saling meminta maaf.

Berhasil membuat kedua orang tuanya berbaikan, Muthe dan Christy langsung mengungkapkan kegembiraan mereka dengan cara melompat-lompat kecil.

LitheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang