PART 27

2.4K 297 40
                                    

*** ***

Suara rintik hujan berserta dengan gemuruh petir, menjadi alarm dari alam untuk memulai aktivitas di pagi ini.

Perlahan kedua mata Shani terbuka, walau sulit karena masih bengkak akibat tangisan nya semalam. Pemandangan pertama yang ia lihat tentu saja wajah dari kedua putrinya yang masih pulas dengan tidur mereka masing-masing.

Senyum Shani perlahan mengembang, melihat bagaimana gembul dan lucunya pipi kedua putri nya.

Pandangan Shani mulai mengedar mencari sosok yang biasanya ada di setiap paginya. Tapi, setelah berkali-kali mencari, matanya tetap saja tidak berhasil menangkap keberadaan sosok itu.

*cklek

"Hai, selamat pagi"

Pintu kamar terbuka, menampilkan sosok pria yang baru saja di cari oleh nya. Pria itu masuk dengan menggunakan setelan jas yang lengkap dengan dasinya, rambut yang sudah tersisir rapi, serta aroma tubuh yang wangi.

Dan yang pasti, tangan pria itu kini memegang sebungkus roti selai.

Entah kenapa, Shani tidak merasa asing dnegan kejadian ini. Sepertinya dia dulu pernah berada di situasi yang sama seperti ini.

Oniel melangkah mendekati Shani yang masih duduk di atas kasur, perlahan ia menyamakan tingginya dengan tinggi istrinya, lalu mengulurkan tangan nya sembari memberikan senyum terbaiknya di pagi ini.

"Perkenalkan, aku Lioniel Ganendra Bratajaya. Kamu, pasti Shani Calya Maheswari, kan?? Wanita yang paling populer sekampus ini, dan wanita yang DM aku beberapa hari yang lalu, cuman untuk bilang sorry, karena udah buat aku dibully sama satu kampus" tanya Oniel, dengan tatapan penuh tanya, menanti jawaban yang akan diberi oleh lawan bicaranya itu.

Senyum Shani mengembang penuh. Pagi ini, Oniel mulai benar-benar akan membawanya ke masa lalu, dan dimulai dengan perkenalan pertama mereka, persis dengan situasi saat ini.

Tangan Shani membalas uluran tangan Oniel, "Iya, aku wanita itu. Aku bener-bener minta maaf ya, aku gak pernah tau kalau ternyata anak-anak yang lain akan ngelakuin hal gila seperti itu ke kamu, yang bahkan gak kenal apalagi dekat sama aku"

Oniel mengambil nafas panjang, mendalami peran nya, "Ya..mau bagaimana lagi?? Aku ini kan emang cuman orang kampung yang dibiayai oleh negara untuk bisa berkuliah disini. Jadi, udah pasti aku sasaran empuk buat mereka, apalagi laki-laki yang kemaren kamu tolak itu, sahabat aku, Gracio"

"Tapi seharusnya itu gak ada hubungan nya sama kamu. Aku tolak Gracio, karena itu emang keputusan aku"

Anggukan kepala Oniel berikan sebagai responnya kepada ucapan Shani, "Benar, cuman ya udah lah. Aku udah terbiasa dengan hal-hal seperti itu, aku jadikan semua itu sebagai motivasi untuk terus berkembang. Oh iya, kayaknya udah cukup perkenalan kita, dan sebagai tanda perkenalan, aku bawa'in roti ini" ucap nya, sembari menyerahkan sebungkus roti selai strawberry kepada Shani

"Maaf ya, cuman bisa ini yang aku berikan, tapi semoga bermanfaat untuk kamu di pagi ini"

Shani memandangi bungkus roti itu, ada perasaan terharu, karena usaha Oniel untuk membawa nya benar-benar ke masa lalu mereka. Bungkus roti bahkan jenis nya, sama persis seperti 10 tahun lalu yang diberikan oleh Oniel.

"Aku duluan ya, gak enak kalau dilihat sama yang lain. Oh iya, semoga perkenalan ini membuat kita bisa berteman ya, dan membawa kita kembali sebagaimana kita seharusnya" ucap Oniel, lalu mulai berjalan keluar kamar.

Namun sebelum benar-benar menutup pintu, Oniel berbalik, tersenyum, "Senang berkenalan dengan kamu, bahkan aku yakin, perkenalan kita hari ini, tidak akan pernah aku sesali, bahkan sampai aku pergi dari dunia ini. Intinya, mari kita jadi dekat, Shani"

LitheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang