PART 13

2K 317 23
                                    

~~~***~~~

Pagi ini, rumah Oniel dan Shani kembali sibuk seperti biasanya. Hari ini, keluarga kecil ini memutuskan untuk pergi ke kebun binatang bersama dengan Siska dan Chika yang kebetulan masih berada di rumah mereka.

Keputusan ini dibuat dengan alasan ingin membayar hutang waktu kebersamaan mereka dengan kedua putri mereka, karena ditinggal pergi kemarin malam.

"Dek, ini rotinya kok di habisin, susu nya juga nih" tanya Shani, pada putri bungsunya yang kini sudah berlari kecil menuju ke sofa.

Oniel menoleh, memandangi Christy dari tempat makan, "Christy, dedek" panggilnya, membuat yang dipanggil menghentikan langkahnya.

Christy memutar tubuhnya, menatap ayahnya, kepalanya sedikit ia miringkan, "Yes?"

Chika menggigit bibir bawahnya, menahan rasa gemasnya pada keponakannya, "Lucu banget, pingin aku gigit, serius" ucap Chika, yang tentu saja mendapat tepukan pelan dari ibunya yang duduk disampingnya.

Oniel berdiri, menghampiri Christy yang masih berdiri, "Kenapa makanan nya gak di habisin? Terus, kenapa udah pergi duluan?" tanya Oniel, ia sudah menyamakan tingginya dengan putri bungsunya.

"Sowri papa, Clisti cakit" Christy memajukan bibir bawahnya, membuat Oniel kebingungan

"Kenapa, dek?" Shani kini sudah ikut duduk berlutut di samping suaminya, menatap putri bungsunya yang kini seperti sedang kesakitan.

Melihat keberadaan ibunya, tangis Christy tiba-tiba pecah, membuat semua orang yang ada di rumah kebingungan. Tanpa berlama, Shani segera menggendong Christy.

"Badannya panas, Niel"

Oniel segera menyentuh dahi Christy, mengecek panas tubuhnya, dan memang tubuh putrinya sedang berada di suhu yang tidak normal pada umumnya.

"Iya, panas. Ya udah, aku ambil plester kompres nya dulu ya. Bentar ya, sayang" Oniel segera berlari menuju ke kamar putrinya, mencari plester kompres untuk meredakan panas di Christy.

Siska menghampiri Shani, "Panas banget ya, Shan?" tanyanya, tangan nya mengusap air mata yang masih mengalir di kedua pipi cucunya.

"Enggak begitu sih, bu" jawab Shani, ia masih terus mencoba untuk menenangkan putri bungsunya, yang tangisnya semakin menjadi.

Berhasil mendapatakan barang yang dicari, Oniel segera berlari, menghampiri istri dan anak bungsunya.

"Iya, bentar ya sayang. Ini papa tempelin dulu ya" setelah berhasil menempelkan plester kompres pada dahi anaknya, Oniel segera menggendong Christy yang sedari tadi sudah meminta gendongan dari ayahnya.

"Cup, cup, sakit ya sayang, ya. Kita ke kolam ikan yuk, lihat ikan yang banyak" ucap Oniel pada Christy, membawa putri kecilnya itu ke belakang rumah.

Di sisi lain, Shani segera menghampiri Muthe yang sedari tadi hanya duduk menikmati makanannya, "Mumu, Christy lagi sakit. Mama izin temenin Christy bentar ya, mau kasih obat dulu ke dedek. Boleh ya, sayang?"

Muthe menganggukan kepalanya, "Iya, Clisti cakit, kacian" jawabnya, membuat Shani tersenyum bangga.

"Makasih ya, sayang. Mumu sama nenek dan tante Chika dulu ya" lagi, Muthe menganggukan kepalanya, memahami maksud dari ibunya.

Shani menatap Siska dan Chika, "Bu, Chik, maaf ya ngerepotin lagi, aku titip Muthe bentar ya. Aku mau bantuin Oniel buat kasih obat ke Christy" ucap Shani, yang tentu saja mendapat persetujuan dari Siska dan Chika.

"Iya gak papa kak Shani, Muthe biar sama aku dan ibu aja"

Shani tersenyum, "Makasih ya Bu, Chika" ucapnya, lalu menoleh ke arah Muthe "Mumu, mama tinggal bentar ya" pamit Shani, lalu mencium singkat pipi putri sulungnya.

LitheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang