PART 21

1.5K 250 36
                                    

*** ***

"Tapi, untuk apa pertahanin hubungan yang tidak direstui oleh mama nya Shani, Niel?"

Oniel menatap Stella, "Maksud lu apa'an?" tanya nya, membuat Stella tersenyum miring

"Aku tau kok, pernikahan kalian itu berlangsung tanpa ada restu dan bahkan kehadiran dari mama nya Shani. Jadi, ya untuk apa dipertahanin pernikahan kayak gitu? Kalau aku jadi kamu sih, aku bakalan batalin pernikahan itu sih"

Kepalan tangan Oniel semakin mengerat, wajah nya memerah, menahan emosi nya yang siap meledak kapan saja.

Stella berjalan mendekati Oniel, "Niel, gak semua itu bisa dipaksa'in, termasuk pernikahan yang gak ada restu di dalam nya. Udah bisa dipastikan kok, pernikahan yang kayak gitu, bakalan berakhir seperti apa" jelas Stella, tangan nya mulai mengusap pelan wajah Oniel

"Jadi, daripada kamu membuang waktu dan materi kamu untuk pernikahan yang kayak gitu, mending kamu balik sama aku aja, yang udah pasti bisa bikin kamu bahagia"

"Stel.." ucap Oniel pelan, namun masih bisa terdengar oleh Stella

Stella tersenyum senang, "Apa, sayang?"

Oniel menatap tajam Stella, "Pernikahan, rumah tangga, dan bahkan kehidupan gue, itu bukan urusan lu. Jadi, kalau sekali lagi, lu ikut campur dalam urusan gue, gue gak akan segan-segan untuk ngelakuin hal gila" ucap nya, lalu melepas kasar tangan Stella yang masih berada di pipi kiri nya

"Dan jangan lagi berani-berani pegang gue"

Oniel melangkahkan kaki nya, mencoba untuk menjauhi Stella, tapi untuk ketiga kalinya, tangan nya harus tertahan, dan tubuhnya dipaksa berputar. Semuanya terjadi begitu cepat, entah bagaimana, kini bibir Stella sudah berhasil mendarat diatas bibir Oniel.

Kedua mata Oniel terbuka lebar, menyadari apa yang baru saja terjadi diantara dia dengan mantan kekasihnya itu. Dengan kasar, Oniel mendorong tubuh Stella, membuat wanita itu hampir saja tersungkur.

"STEL!! LU APA-APA'AN SIH!!??"

Stella tersenyum, "Kenapa? Kamu suka kan?"

Tangan Oniel terangkat, dirinya siap menampar pipi wanita itu, "Apa?? Kamu mau pukul aku? Nih, pukul aja, gak papa kok. Tapi kamu gak lupa kan?, kalau sekarang ini di luar sana ada suami aku, sekaligus orang penting di projek yang kamu impikan ini. Coba deh, pikirin apa yang nanti terjadi kalau misal nya kamu ketahuan pukul aku? Hmm?"

Oniel menurunkan tangan nya, sekuat tenaga ia menenangkan emosi nya, "Gue gak tau, alasan pasti lu ngelaku'in ini semua, tapi please Stel, stop ngelaku'in hal gila yang gak akan menghasilkan apapun buat lu. Gue minta maaf, karena hampir mukul lu, gue permisi dulu"

Melihat punggung Oniel yang mulai menjauh darinya, senyum Stella mengembang, ia mengambil handphone miliknya, menghubungi seseorang

"Gimana? You got it kan?" senyum Stella semakin melebar setelah mendengarkan jawaban dari pertanyaan nya, "Okay, setelah kamu edit, kamu langsung kirim aja ya, ke nomor yang saya kasih ke kamu tadi. Setelah semuanya selesai, saya akan langsung transfer uang nya ke kamu"

Stella menutup panggilan itu, "Soon, you will be mine again, Niel" ucap nya pelan, senyum nya tak pernah lepas terpasang di wajah nya itu.

.

.

.

Shani merasakan sesuatu yang menempel di pipi nya, telinga nya samar mendengar suara yang terus memanggilnya dengan sebutan 'mama'

"Mama, mama"

Perlahan Shani membuka kedua mata nya, dilihatnya kini ada sosok putri kecil nya yang berdiri di depan nya, dengan tangan yang terus menyentuh pipi kirinya

LitheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang