TMLYD - 13

1.2K 117 3
                                    

SUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAY BOOKS DAN TAMAT DI APLIKASI KARYAKARSA. THANK YOU ❤️





Annara tak menyangka karena teleponnya tersebut, Galen jadi malah datang ke rumahnya tengah malam begini. Wanita itu yang panik karena takut Justin tahu, langsung saja menghampiri Galen yang memarkirkan mobilnya di depan gerbang rumah Annara.

"Kamu ngapain ke sini?" desis Annara dengan mata mendelik tajam setelah masuk ke dalam mobil Galen dan duduk di sebelahnya.

Pria itu mengangkat sebelah alis dan mendengkus pelan. "Ingat peraturannya, Annara. Aku bebas menemuimu kapan saja dan kamu wajib menemuiku kapanpun aku minta," sahutnya santai.

Wanita itu menipiskan bibir menahan geram. "Tapi di dalam ada abangku, Galen!"

"Lalu, apa peduliku?" tukas pria itu tajam.

Annara menghela napas panjang. "Okay. Jadi kamu mau apa ke sini?" tanya wanita itu akhirnya mengalah.

Galen menghidupkan mobil dan menjalankannya. "Temani makan," ujarnya pendek.

Annara mendengkus sembari bersedekap. "Kamu kehabisan tenaga setelah celup sana sini? Kenapa tidak sekalian ajak perempuan itu makan?" gerutunya sinis.

Galen menoleh dengan dua alis terangkat. "Celup sana sini?" ulangnya membeo.

"Kamu pikir aku tuli? Desahan kalian begitu keras sampai telingaku hampir pecah!" desisnya tajam.

"Jangan berasumsi sembarangan. Itu bukan aku," elaknya.

Annara mencibir dengan wajah tak percaya.

Hal itu membuat Galen berdecak dan menarik wanita itu hingga menempel padanya. "Aku tidak melakukannya dengan sembarang orang, Annara. Jika aku mau, saat ini pasti yang kuseret ke kasurku adalah kamu," bisiknya datar.

Annara dibuat gelagapan sendiri karena tindakan dan ucapan pria itu yang sangat frontal.

"Sekarang aku hanya ingin makan dengan tenang. Jadi, ayo kita cari," ujarnya santai.

Annara meliriknya sekilas. "Tengah malam begini kamu mau cari makanan? Lebih baik masak sendiri, Galen," saran wanita itu.

"Ah, ide yang bagus," sahut Galen dengan senyum miring tersungging di bibir.

Melihat raut licik yang tercetak jelas di wajah pria itu membuat Annara tahu bahwa idenya barusan malah menjadi malapetaka bagi dirinya sendiri.

"Eh, maksudku kamu memasak sendiri di rumah," ujar wanita itu panik.

"Tidak, Annara. Yang harus memasak adalah kamu," sahutnya enteng.

"Tapi aku harus istirahat, Galen. Besok ada event di luar kota," jelas wanita itu.

Pria dengan kemeja navy yang sudah tergulung hingga siku itu melirik Annara tak suka. "Dan kamu pikir bisa pergi tanpa seizinku?" desisnya sinis.

Annara sontak menoleh dengan mulut terbuka setengah. "Aku bekerja, bukan berleha-leha di sana."

"Aku tidak peduli. Kukira kamu sudah membaca dan memahami isi dari kontrak yang kita sepakati, Annara."

"Tapi ini penting bagi karirku, Galen. Jika dibatalkan tiba-tiba maka akan sangat tidak profesional."

Tak ada sahutan dari pria itu, dan ternyata mereka sudah sampai di gedung pencakar langit dimana apartemennya berada.

"Galen ... tolonglah ...." Annara masih berusaha meminta pengertian pria itu sembari mereka berjalan memasuki lift.

"Itu konsekuensinya. Aku sudah menekankan padamu untuk tidak bermain-main denganku."

Touch Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang