TMLYD 27

1.2K 113 0
                                    

Annara bangun pagi-pagi dalam pelukan Galen yang hanya menggunakan selimut sebagai penutup tubuh mereka. Lagi-lagi wajah wanita itu bersemu merah dan menyadari bahwa ini kedua kalinya dirinya terbangun setelah menghabiskan malam panjang bersama seorang Galen Arsenio.

Wanita itu tahu bahwa dirinya sudah benar-benar jatuh dalam pesona Galen yang kini menempati tahta superhero di dalam hatinya.

"Good morning." Entah mengapa suara serak khas bangun tidur yang didengar Annara keluar dari mulut pria itu begitu seksy di telinganya.

"Morning," balas Annara dengan senyum kecil yang tersungging di bibir.

"You look so sexy," bisik Galen dengan ibu jari yang mengusap lembut sudut bibir Annara.

Jelas hal itu membuat Annara merasa hatinya melambung, tapi terlalu malu untuk sekedar mengucapkan terima kasih. Jadi, ia hanya beringsut menutupi wajahnya di ceruk leher Galen yang terasa panas.

Tingkah memalukannya itu malah dianggap lucu oleh Galen yang tertawa renyah hingga tubuh Annara ikut terguncang.

"Bersiaplah. Aku ingin kamu ikut denganku."

"Kemana?"

"Tempat yang pasti ingin kamu kunjungi."

Annara mendongak. "Banyak tempat yang ingin aku kunjungi."

"Nah, ini adalah yang paling Kamu impikan."

Wanita itu mengerutkan dahi sebelum menggeleng pelan. "Tidak mungkin," lirihnya.

"Kalau begitu ayo kita buktikan." Galen menyibak selimut dan tanpa aba-aba menarik wanita itu ke dalam gendongan hingga membuatnya memekik nyaring karena rasa kaget dan malu yang bercampur jadi satu.

Pra itu berjalan memasuki kamar mandi dan menghidupkan shower yang kini membasahi tubuh keduanya. "Sayangnya kita sedang buru-buru. Kalau tidak ...."

"Kalau tidak?" Annara membeo secara spontan, dan pipinya seketika merona saat menyadari maksud pria itu.

"Kalau tidak, kamu pasti akan merintih dan memohon lagi padaku, Annara," desis Galen yang meneteskan sabun ke punggung wanita itu.

Annara memilih diam karena jujur saja jantungnya saat ini berdebar kencang tak karuan. Sentuhan Galen pada punggungnya jelas memancing percikan api yang mampu membakar keduanya kapan dan dimana saja.

Setengah jam kemudian mereka selesai membersihkan diri karena seperti yang Galen ucapkan tadi bahwa mereka hanya punya waktu untuk benar-benar mandi saja.

"Ini untukku?" tanya Annara saat melihat sebuah gaun merah muda yang diletakkan di atas kasur.

"Ya. Aku meminta Jetro membelikannya untukmu," sahut Galen santai.

"Tapi untuk apa? Aku masih ...."

"Tidak ada waktu untuk memprotes semua ini, Annara. Aku bisa berbuat semauku tanpa harus meminta persetujuanmu."

Jelas sekali Galen sedang mengingatkan posisi mereka saat ini yang langsung menyadarkan Annara dari buaian mimpi karena merasa bahwa hubungan mereka sudah jauh lebih baik hanya karena tidur bersama.

Padahal Annara tentu tahu bahwa sex pasti bukanlah hal yang tabu bagi Galen dan pastinya percintaan mereka kemarin dan minggu lalu bukanlah sesuatu hal yang spesial baginya.

Wanita itu mengenakan gaunnya dengan cepat tanpa perlu repot-repot meminta Galen untuk pergi atau hanya sekedar berbalik karena ia tahu hal itu hanyalah sia-sia dan membuang tenaga saja.

Saat Annara selesai, Galen tiba-tiba menyodorkan sebuah paper bag dengan merek ternama tertulis di sana.

"Apa ini?" tanya Annara bingung.

Touch Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang