Kehadiran Bentley Bentayga v8 yang terparkir manis tepat didepan pintu masuk lobi SMA Calgary-jelas, lagi-lagi membuat pagi mereka menjadi gempar tak terkendali. Mereka tahu mobil itu masuk jajaran mobil crazy rich yang agaknya kurang wajar digunakan kalangan pelajar. Kalau bukan benar-benar berasal dari sekelas sultan konglomerat seperti Raffi Ahmad.
Atau mudahnya, anak konglomerat mana yang sekolah menggunakan kendaraan mahal seperti itu? meskipun sekali itu mereka paham, sekolah bukan hanya tempat untuk menimba ilmu, tapi juga jadi ajang pamer-pamer apapun yang bisa dipamerin, salah satunya kendaraan yang mereka pakai kesekolah.
Terlepas dari kemunculan puluhan penjaga di gerbang, hadiah dadakan dari sekolah, Rani yang ketemu musuh barunya, atau bahkan Elina yang mendadak di gendong pangeran syurga-udah cukup bikin jantung anak Calgary auto didiaknosa bermasalah. Dan kehadiran mobil mewah itu dapat dipastikan akan lebih dari prahara gila yang bikin mereka bisa makin gila.
***
"Fuck! sejak kapan anak sekolah kita sekelas sugar dady?"
Jerit tertahan itu membuat Yolanda reflek mengalihkan padangan dari layar PC, menatap orang didepannya dengan satu alis terangkat tinggi.
"Maksudnya?"
Dan entah kenapa Yolanda justru menanggapi.
"Noh, lo liat, mobil depan lobi."
Meski enggan Yolanda menuruti, sedetik setelahnya berdecak malas, "lo ngga pernah liat mobil mahal?" Sinisnya memandang sosok didepannya dengan tatap remeh.
Jelas sekali sosok yang memekik histeris itu menelan ludah kelewat susah, "y-ya ya pernah sih," ujarkan kikuk, menyelipkan untaian rambut kebelakang telinga, "tapikan-"
"Apa?" sentak Yolanda makin sinis.
"Ckk. Santuy kelesss! lo baru keluar RS jan galak-galak."
"Ngga usah sokap!"
"Dih, najis! iye gue tau situ tajir melintir ortunya. Yang mobil mewah udah kek mainan bocah tiga tahun dipasar senen. Ya tapi' kan gue sebagai rakyat jelata ngga bisa santai kayak di pantai ngelihat barang mahal begitu."
Yolanda mengabaikan celotehan tak berguna itu, memilih kembali professional dengan tugasnya. "Dasi lo mana? ngga pake dasi dapat point 25 maksimal sangsi-"
"Di tas, dasi gue di tas. Ntar masuk KBM gue pake."
"Pake sekarang," titah sang gitapati tegas.
"Entar aja kenapa, sih?"
"Sekarang Claudia Levana atau gue kasih point 25?!"
"Ckk. Ribet lo. Lagian ngapin lo di posko sini, sih? inikan tempat biasa Elina jaga."
Jujur Yolanda semakin malas menaggapi tapi Claudia harus tahu kalau-
"Lo lupa temen lo habis kecelakaan?"
"Bangsat! dia cuma jatoh di lapangan sekolah, anjir! bukan kecelakaan! mulut lo hina banget kalo ngomong."
Semudah itu menyulut emosi seorang Claudia. Gadis itu memberi tatap sinis seolah menguliti tubuh Yolanda karna terlalu buruk dalam berbicara.
"Gue disini karna dia ngga bisa jaga, puas lo?"
Bertepan dengan jawaban gambalang Yolanda, Bentayga itu terbuka. Memicu huru-hara karna pekik jeritan tertahan mengudara bebas masuk indera pendengaran setiap insan yang ada, menghentikan sejenak aktifitas yang terjadi.
"Shit! sejak kapan Elina pacaran sama mas-mas tajir begitu? jangan bilang dia seriusan mau jadi jablay!"
Shock. Claudia menjerit lebih histeris. Membuat mata Yolanda menyipit menatap mobil mewah didepan sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISASTROUSLY
Teen FictionArinda Rengganis. Satu-satunya murid Calgary tahun lalu yang bersih dari buku kasus. Meninggal secara tragis dengan rekam jejak yang pilu. Kematian murid berprestasi itu jelas mengundang tanya. Apalagi, kini kematiannya seolah menjadi awal dari asum...