*Mission 1 [Introducing EST member]
Jam pelajaran masih berjalan lancar sekalipun huru-hara masih belum reda. Pintu kelas X IPA 1 diketuk kemudian terkuak lebar menampakkan pelaku. Tiga cowok jangkung dengan balutan almameter maroon yang tentu terasa asing di penglihatan.
"Selamat pagi miss," suara cerah Rangga menyapa, membuat wanita muda yang duduk di kursi guru membalasnya dengan senyum tipis. Miss Retta, guru sejarah sekaligus pembina eskul padus.
Lekas ketiganya berderap masuk dan berdiri di depan kelas. Mengundang raut kaget plus bingung dalam satu waktu di wajah mereka.
"Jangan tegang-tegang gengs, bawa santai aja kayak di pantai," kali ini suara Raffi terdengar, "cukup yang dibawah aja yang tegang-"
Plak!
"Mulut lo!" peringkat Rangga membuat cowok tulen itu nyengir lantas menggaruk tengkuknya.
"Maksud gue... gue tahu gue ganteng jadi liatinya biasa aja."
Plak!
"Apalagi, sih, anjing?!"
"Ngga usah narsis!"
"Bisa di percepat? karna saya mau mengadakan kuis harian," guru muda itu menegur membuat ketiga cowok jangkung itu mendadak kikuk.
Rangga mengangguk lantas mulai berbicara. "Okay, sebelumnya sorry kalau kedatangan kami menganggu kegiatan belajar kalian. Saya ingin menyampaikan bahwa hari ini dengan resmi kami memperkenalkan diri bahwa kami bertiga- saya Rangga Nafta Reza beserta dua anggota lainnya Panji Abrham dan Ahmad Raffi- bagian dari Eksekutif Security Team atau yang kita kenal dengan EST. Organisasi yang berfokus pada keamanan sekolah."
Mendadak kelas menjadi hening. Perkenalan yang Rangga lakukan ini lebih mngagetkan dari skandal yang tersebar di akun sekolah semalam. Sebab tidak ada angin, badai, hujan atau bencana alam lainnya mereka tiba-tiba mendeklarasikan hal paling mengerikan.
Kerut samar didahi, tatapan cengo, serta degup jantung abnormal adalah respon paling doniman yang tengah melingkupi X IPA 1.
Kendati begitu ketiganya tampak biasa-biasa saja, seolah sudah menyiapkan diri bahwa respon mereka nantinya adalah hal yang tidak sulit ditebak.
"Gue tahu kalian pasti kaget," Panji yang sedari tadi diam kini ikut andil berbicara, "kenapa tiba-tiba kita pada akhirnya publikasi keanggotaan yang selama ini dirahasiakan. Tapi kalian tenang aja, maksud tujuan deklarasi kami karna kita semua sepakat kalau semua organisasi yang ada disekolah ini harus transparan. Ngga perlu di rahasiakan atau disembunyikan."
"Gue setuju," timpal Raffi, "ngga ada yang perlu dirahasiakan atau disembunyikan. Termasuk perasaan. Yaa... sekalipun bakal digosting terus dicampakin."
Secepat kilat panji meliriknya tajam.
Raffi mendengus kasar, "maksud gue... ngga seharusnya organisasi sekolah ada rahasia-rahasiaan yang bakal munculin spektif buruk."
"Tapi kita emang udah punya spektif buruk," sela Audy yang di angguki setuju oleh warga kelas.
"Maka dari itu kita mau menepis pikiran buruk kalian soal EST kalo organisasi ini ngga semengerikan yang kalian pikir, dengan lakuin publikasi supaya semuanya kelihatan jelas," Panji berusaha memberi pengertian.
"Kalian tenang aja, organisasi ini gerak dibagian keamanan jadi ngga ganggu privasi," Rangga ikut menyakinkan.
"Trus apa gunanya EST kalo skandalnya Raffi sama Panji kesebar?"
Bahaya. Audy itu canter class. Semua pertanyaanya konotatif, menjebak, dan memercik api kian membesar.
Heningnya kelas semakin membuat ketiganya tersudutkan. Bersamaan dering terdengar nyaring saling bersahutan, serempak semuanya membuka ponsel. Menekan notifikasi di pop up dan vidio durasi 20 detik terputar.
KAMU SEDANG MEMBACA
DISASTROUSLY
Teen FictionArinda Rengganis. Satu-satunya murid Calgary tahun lalu yang bersih dari buku kasus. Meninggal secara tragis dengan rekam jejak yang pilu. Kematian murid berprestasi itu jelas mengundang tanya. Apalagi, kini kematiannya seolah menjadi awal dari asum...