Jesus, aku hanya ingin menikmati perayaan ulang tahunku yang ke-20 dengan tenang tanpa ada suara pistol melayang di udara. Kesempatan untuk mendapatkan kedamaian sebelum hari ini berakhir adalah harapan tergila yang pernah kupanjatkan.
Mataku menoleh melihat papà yang menikmati daging dombanya dengan seseorang yang kukenal sebagai partner bisnis terbarunya yang berasal dari keluarga Romano--fakta bahwa baru tahun lalu, Russo terlibat konflik dengan salah satu anggotanya.
Pria itu berusia 32, memiliki mata berwarna ruby dengan janggut yang sengaja dipanjangkan. Not my type, tapi perlu aku akui otot di lengannya akan menjadi poin tambahan untukku jika Papà memutuskan untuk menikahkanku dengan keluarga Romano.
Mencapai usia 20 tahun, bagi anggota perempuan di seluruh keluarga Cosa Nostra adalah saat yang tepat untuk diperdagangkan. Yeah, kata yang tidak halus, tapi memangnya apa yang bisa kulakukan jika itu kenyataannya.
"Berhenti memalukan keluargamu dan pergilah dari sini, bajingan sialan."
Aku melirik Antonio yang rahangnya mengeras dan berlari untuk menarik kerah kemeja Lucio, membawanya ke dekat taman dan menghajar kepalanya sampai berdarah. Lucio tidak menahan dirinya dan mengambil alat pemukul bisbol milik Papà dan melayangkannya ke kaki Antonio, membuat pria itu menunduk sebelum akhirnya menjatuhkan Lucio ke tanah.
Jesus, jangan ada darah di meja ulangtahunku saat ini. Aku mengganti keinginan sebelum semuanya menjadi kacau. Berharap setidaknya gaun putih yang kukenakan tidak rusak. Tapi apa yang bisa kuharapkan dari Cosa Nostra.
Tubuhku tertabrak oleh Lucio. Pria itu menarik tanganku, membuatku menjauh dari kue ulangtahun yang sudah mamma buatkan dengan susah payah, kue vanila yang kuinginkan.
Antonio yang tadi bertangan kosong, mulai mengeluarkan pistolnya dan bahkan tanpa berkedip, dia menembakkan peluru ke kaki Lucio, membuatnya merintih sebelum akhirnya dia menodongkan pistol ke kepalaku. Antonio sialan! Sekarang kepalaku mulai merasakan dinginnya ujung pistol.
Jesus, apa aku akan mati di hari ulangtahunku? Jika itu memang yang terjadi, aku bisa apa...
"Papà," teriak Andrea.
"Antonio, hentikan." Akhirnya papà bersuara.
"Lucio." Bahkan si Alessio Romano pun bersuara. Aku pikir mereka akan tetap tenang dalam hal ini. Sepertinya nyawaku tidak akan hilang hari ini.
Bang bang
Tanpa diberikan jeda untuk berpikir lagi, darah terciprat ke wajah dan gaun Gucci mahalku. Lucio yang tadi menodongkan pistol kepadaku, kini terbaring dengan darah yang keluar dari dadanya, membasahi sandal Chanel yang baru saja aku beli. Triple sialan!
"Andrea, bawa Antonio ke kamar."
Aku menoleh ke arah Antonio yang juga mendapatkan luka di bahunya, sebelum akhirnya aku melihat seorang pria tak dikenal yang menjadi pelaku penembakan Antonio dan pembunuh Lucio Romano.
Wajah pria itu ... bukan wajah Italia. Asia. Dengan anting salib di telinga kanannya, rambut yang tertata rapi dan tato phoenix di lehernya yang mengeras. Siapa dia?
"Sehun."
"Maaf atas keterlambatanku. Ada tugas."
Pria itu tersenyum, merasa tidak berdosa setelah membunuh anggota Romano. Sampai akhirnya aku mengetahui dia siapa dan membuat hal ini bukanlah sesuatu yang harus dibesarkan.
Sehun Romano, pemimpin baru keluarga Romano. Dari yang kudengar, setelah Alonso Romano meninggal, adik tirinya dari ibu yang berbeda didatangkan dari Korea untuk memimpin keluarga Romano di Amerika. Dan ini pertama kalinya aku melihat pria yang katanya berusia 28 tahun itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil's Weakness
RomanceWARNING!! (21+) Angela tidak punya pilihan ketika papa-nya, menjodohkan dia dengan pimpinan baru keluarga mafia dari Romano, yaitu Sehun. Mereka pun menikah, menjalani kehidupan suami-istri disela argumen mereka, hingga akhirnya tanpa sadar, Angela...