Setelah menjadi pemimpin keluarga Romano, selain menyibukkan diri untuk dekat dengan Angela, Alessio juga memastikanku untuk sibuk mengurus bisnis keluarga. Bukan hanya dengan memikirkan rencana, aku juga diharuskan menemui orang baru demi koneksi yang luas. Termasuk menjalin koneksi dengan Jaysen Gianuni.
Pria itu berusia 29 tahun, memiliki darah bangsawan Italia yang sekarang disibukkan dalam pencalonan dirinya sebagai Presiden Italia yang akan datang.
Alessio bilang akan lebih baik jika mendapatkan koneksi dengan Jaysen, karena dapat dipastikan kemenangannya. Persiapannya agar terpilih lebih banyak dibandingkan kandidat yang lain dan fakta jika pria itu membuka tangannya dengan mafia membuatku percaya kalau dia tidak semalaikat yang dikatakan orang-orang.
Gianuni adalah keluarga konglomerat yang berpengaruh di Italia. Ketika putra sulungnya berhasil mengelola bisnis keluarga, putra bungsunya juga berhasil mendapat perhatian masyarakat hingga menjadi kandidat terkuat presiden Italia.
Alessio juga berkata jika mereka bisa bekerjasama, Romano akan selalu memiliki kekuasaannya di Italia. Karena fakta jika Keluarga Falcone menjadi penguasa mafia di Italia membuat rahangku mengeras.
"Kamu yakin dia tidak akan berkhianat?"
Alessio menatapku di balik kacamata bacanya. "Falcone bermain aman, jadi dia tidak tertarik bekerjasama dengannya. Sedangkan Jaysen, dia memutuskan untuk membantu keluarganya memperluas bisnis ke Amerika dan jika dia membutuhkan bantuan, Romano adalah kandidat terbaik."
Alasan yang masuk akal, tapi jika pria itu berani berkhianat, akan kubuktikan jika jabatannya kelak sebagai Presiden Italia tidak akan bisa mengusikku.
"Jadi, kapan dia datang?" tanyaku sambil memilih gaun di iPad yang akan kuhadiahi untuk Angela.
"Seharusnya dia sudah di ... ah itu dia."
Kepalaku terangkat dan pria yang berjalan dengan tuksedo hitamnya itu dikawal oleh dua bodyguard bertubuh besar. Apa yang membuatku tertarik adalah fakta jika dia tidak memiliki bentuk wajah pria Italia yang biasa kutemui. Asia?
"Bagaimana perjalananmu ke sini?" tanya Alessio.
"Baik. Aku cukup terkejut sepanjang perjalananku diawasi oleh Romano."
"Maaf jika itu mengganggumu," ucapku sambil berdiri dan menerima uluran tangannya.
"Ini Sehun Romano," ucap Alessio memperkenalkan.
"Aku tahu, senang bertemu denganmu."
"Sehun, ini Jaysen," lanjut Alessio.
"Senang bertemu denganmu juga," balasku dan kami bertiga langsung duduk bersama.
Banyak hal yang kita bahas, termasuk fakta jika Jaysen akan berada di New York selama satu minggu sebelum kembali ke Italia untuk mengikuti acara debat. Kesimpulan pertemuan ini adalah Jaysen ingin urusan di sini ditangani juga oleh Romano dan bawahan Gianuni. Persentase yang diberikan juga tidak membuatku merugi dan semuanya berjalan lancar.
Begitu kami menandatangani kontrak, kami saling bersalaman lagi dan mulai menikmati makanan tanpa membahas bisnis.
"Aku dengar pernikahanmu sebentar lagi."
"Jika kamu bisa datang, akan aku kirimkan undangannya," balasku.
"Sayang sekali aku masih harus mempersiapkan semuanya di Italia. Kemungkinan, begitu perjalanan diplomatikku dimulai, Amerika akan menjadi negara pertama yang akan kukunjungi, mungkin kita bisa bertemu lagi saat itu."
Pria ini tampak percaya diri sekali akan menang. Aku tersenyum dan hanya bisa mendoakan yang terbaik. Kuambil gelas berisi wine dan mengerutkan kening ketika Alessio tampak bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil's Weakness
RomansaWARNING!! (21+) Angela tidak punya pilihan ketika papa-nya, menjodohkan dia dengan pimpinan baru keluarga mafia dari Romano, yaitu Sehun. Mereka pun menikah, menjalani kehidupan suami-istri disela argumen mereka, hingga akhirnya tanpa sadar, Angela...