BAB 7 || Angela

474 67 6
                                    

Ulangtahun Papà membuat semua orang sibuk di mansion, terutama Mamma yang tidak berhenti berteriak kepada semua pelayan untuk melaksanakan tugas mereka dalam menyiapkan makanan, apalagi pesta akan berlangsung dua jam lagi.

Aku dan para sepupu sudah siap, hanya saja tersisa Andrea yang belum kembali dari perjalanan bisnisnya bersama Sehun. Tadi mereka menelpon dan bilang akan sedikit terlambat karena macet.

Aku malah berharap semoga mereka tidak datang karena aku tidak ingin bertemu Sehun setelah kejadian memalukan di gereja. Percaya atau tidak, sepupuku terus menggodaku dengan hal itu. Bahkan ada yang mengatakan jika Sehun itu biseksual.

Aku tidak peduli dia bagaimana, tapi jika sampai dia bercinta dengan pria ketika aku sudah menjadi istrinya, aku benar-benar tidak akan terima. Apalagi jika itu dilakukan di rumah kita!

Jesus, tolong jika itu benar, jangan menambah drama dalam kehidupan rumah tanggaku.

"Angela, mereka datang."

Martini sebelumnya bilang jika keluarga Bellucci akan datang, tapi aku tidak tahu jika pemimpinnya juga akan datang. Orang itu bernama Lando dan kalau tidak salah dia adalah orang menjadi kandidat kedua suamiku, jika Sehun menolak pernikahan ini tentu saja.

Usianya sekitar 30 tahun, tapi dengan perawakannya yang seperti aktor amerika, tidak akan ada orang yang bisa menolak pesonanya. Keluarga Bellucci memang masih di bawah Romano, tapi mereka juga merupakan keluarga yang kuat dan tidak bisa diremehkan.

"Sepertinya Papà-mu akan menikahkan Isabelle dengan Lando."

"Dan dia sesuai sekali dengan tipe Isabelle," jawabku sambil menyesap wine. Pembicaraan pernikahan Isabelle akan dilaksanakan paling cepat setelah pernikahanku dan jika tidak ada halangan, Lando bisa saja menjadi kandidat kuat suami Isabelle.

Hanya saja, melihat pria itu yang sejak masuk mansion hanya menatapku, membuatku tidak nyaman.

"Apa ini hanya perasaanku saja atau memang Lando daritadi menatapku?" bisikku kepada Martini yang sedang memakan salad buahnya.

"Aku merasakan hal yang sama. Apa kalian pernah bertemu?"

Biarkan aku mengingatnya. Dimana aku pernah bertemu dengannya? Dia memang tidak asing....

"Shit!"

Aku ingat sekarang.

"Apa? Kenapa?" tanya Martini.

"Ingat pria yang memberi kita tumpangan waktu mengambil gaun?"

"WHAT-!"

Aku buru-buru menutup mulut Martini dan menyesal melakukan itu ketika saus salad menempel di tanganku.

"Angela, dia tidak akan menghampirimu, kan?"

"Bersikaplah senatural mungkin, kita akan pergi-"

"Nona Gaun?"

Too late.

Aku berbalik dan memasang senyumanku kepada Lando yang tiba-tiba saja menghampiriku dan memberikan tatapan tanda tanya kepada kedua keluarga.

"Oh, hai, halo," jawabku gugup.

"Aku pergi dulu," bisik Martini yang tanpa bisa kucegah dia sudah berlari meninggalkanku sendiri dengan Lando.

"Kamu gugup," ujarnya.

Tentu saja aku gugup jika mengingat momen saat itu. Aku pikir kami tidak akan bertemu lagi. Terlebih lagi dalam situasi seperti ini dan aku hampir saja melupakan dia.

"Aku tidak tahu kamu bagian dari..."

"Cosa Nostra?" timpalnya.

Aku mengangguk.

The Devil's WeaknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang