Perkataan Letizia membuatku panas dan beruntung saja saat itu acara lelang langsung dimulai, jadi aku bisa mengalihkan wajahku dari mereka untuk fokus melihat lukisan yang akan menjadi barang lelang pertama. Ketika aku melihat lukisan itu, aku seketika merasa tidak asing. Aku pernah melihat lukisan itu....
"Apa ini hanya aku atau memang lukisan itu tampak tidak asing?"
Silvana mengatakan hal itu dan siapa yang tidak menduga jika kita berempat ternyata memikirkan hal yang sama. Lukisan itu tampak tidak asing. Entah karena cara menggambar atau pewarnaannya, tapi itu tampak membuat kami berpikir keras dimana kami melihat lukisan itu.
"Di pesta," jawab Letizia. "Itu lukisan yang sama di klub."
Aku mencoba untuk mengingatnya kembali dan ketika waktu bertambah, sampai sang pembawa acara nengatakan nama lukisan dan pemilik sebelumnya, kami berempat terkejut.
Caterina Romano.
"Apa kamu yakin Sehun tidak tahu apapun tentang keberadaannya?"
Entah kenapa mendengarkan pertanyaan Silvana memberikan rasa panas di dada dan juga tenggorokanku, seolah sesak. Semalam Sehun tidak pulang, bahkan ketika aku tidur larut. Silvana dan Letizia juga mengatakan jika suami mereka tidak pulang larut. Mereka pulang satu jam setelah tamu dipulangkan.
"Nyalinya besar ya sampai menjual lukisan yang semalam ada di klub ke sini. Aku tidak tahu apa itu benar lukisan yang sama atau tidak, tapi sangat mustahil jika Sehun tidak tahu apapun."
"Bisa saja itu palsu," sahut Letizia. "Tidak mungkin pemeriksaan---"
"Bisa saja pemeriksaannya dilakukan sudah lama, dan sebelum dilelang, pihak Romano yang menyimpannya," bantah Alexa. "Lagipula klub Romano adalah tempat paling berbahaya bagi pencuri."
Aku diam. Penawaran untuk lukisan itu sudah mencapai angka 12 juta dollar. Aku mengenal lukisan itu dengan baik. Lukisan berjudul ‘Rainbow von Pain’ itu dibuat Ellizet Gouidne pada 1888. Berbeda dari lukisan Ellizet lainnya, di mana biasanya menggunakan cat minyak, 'Rainbow von Pain' dilukis menggunakan cat air, guas, pena, serta tinta yang ditaruh di secarik kertas, sehingga itu tampak bisa dikenali.
Lukisan yang unik dan membuat siapapun orang yang melihatnya tidak akan lupa. Bagiku, mendatangi acara pelelangan lukisan adalah satu-satunya yang bisa kubanggakan dan fakta jika lukisan itu terjual di angka 25 juta dollar.
"Aku tidak tahu kenapa lukisan itu bisa ada di sana, tapi yang jelas, itu membuktikan Caterina ada di sini."
"Kenapa itu jadi bukti jika dia ada di sini?" tanyaku ketika palu sudah diketuk.
"Alonso menghadiahkan lukisan itu kepadanya sebagai hadiah ulang tahun," jawab Silvana. "Caterina adalah pemilik asli lukisan itu."
Caterina. Caterina. Caterina. Sepanjang acara pelelangan sampai ke barang terakhir, perempuan itu berhasil memenuhi kepalaku. Jika seandainya dia benar memiliki hubungan dengan Sehun, maka aku tidak bisa melakukan apapun. Hubunganku dengan Sehun hanya sebatas bisnis dan tugasku hanya bertindak sebagai istri Romano dan melahirkan penerusnya. Aku juga ingat dengan jelas jika Sehun tidak menginginkan anak yang tidak sah. Itu artinya, meskipun dia memiliki hubungan dengan perempuan lain, tidak akan ada anak di luar nikah dalam pernikahan ini.
Seharusnya aku merasa lega dengan fakta itu, tapi kenapa perasaanku mulai tidak enak seperti ini? Seolah akan ada seseorang yang akan mengambil milik-
"Angela."
Kepalaku menoleh ke arah Letizia yang menggenggam tanganku. Seolah dia tahu apa yang membuat pikiranku penuh sampai belum membeli barang apapun.
"Caterina tidak akan terus menyandang nama Romano. Sejak kepergiannya, Alessio bilang mereka sudah menetapkan beberapa orang untuk menjadi kandidat suaminya."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Devil's Weakness
RomansaWARNING!! (21+) Angela tidak punya pilihan ketika papa-nya, menjodohkan dia dengan pimpinan baru keluarga mafia dari Romano, yaitu Sehun. Mereka pun menikah, menjalani kehidupan suami-istri disela argumen mereka, hingga akhirnya tanpa sadar, Angela...