BAB 14 || Sehun

477 62 9
                                    

$50.000 sudah terbayar.

$67.900 sudah terbayar.

$23.700 sudah terbayar.

Bibirku tertarik ke atas saat melihat total belanjaan Angela hari ini. Karena dia tidak memegang kartu, aku jadi harus menghubungi pihak tokonya dan membayarnya via online. Dalam hitungan beberapa jam, Angela sudah menghabiskan ratusan ribu dollar dan jujur saja aku kagum dengan kemampuan belanjanya. Giano pasti kewalahan.

"Ini pertama kali aku melihatmu tersenyum."

Aku memasukkan ponselku ke dalam saku celana dan memandang Jaysen yang sedang memukul bola golf. Begitu dia memukulnya dengan tepat, perhatiannya teralihkan kepadaku.

"Kita juga baru bertemu, jadi kamu tidak melihatnya."

"Bukan itu yang kudengar dari iblis Cosa Nostra," jawabnya dan kembali berdiri di sampingku, membiarkan Ricardo mengambil pukulannya.

"Kamu pasti mendengar bagaimana aku tidak mengampuni seseorang, kan."

"Tentu saja. Lagipula karena itu aku ingin bekerjasama denganmu."

Aku menyeringai. Jika bukan karena Jaysen berguna, mungkin aku sudah menyingkirkannya bersama dengan keponakan tercintanya. Pada akhirnya, aku memutuskan untuk membiarkan mereka hidup lebih lama lagi sampai aku mendapatkan kebenarannya. Alessio masih memeriksanya dan aku akan dengan setia tetap diam.

"Jadi, katakan apa yang kamu inginkan sampai menemuiku di sini. Bukannya kamu terlalu sibuk untuk mengikutiku sampai ke Los Angeles?"

Fakta jika pria paling sibuk di Italia datang menemuiku ke sini, pasti ada yang membuatnya membutuhkan bantuanku. Well, karena kita sudah bekerjasama, maka aku harus mempertimbangkannya.

"Kekuatan informasimu di Cosa Nostra adalah yang terbaik. Aku ingin menggunakannya."

Kutolehkan kepalaku ke arah Jaysen yang tampak serius di tiap kalimatnya. "Informasi siapa yang kamu butuhkan?"

"Aku tidak tahu."

Keningku berkerut. "Tidak tahu?"

"Hm," jawabnya tenang sekali. Apa pria ini idiot?

"Hei, aku tidak bisa menemukan informasi apapun kalau namanya saja tidak aku tahu."

"Justru itu, aku tidak tahu namanya."

Dasar idiot.

Aku menghela napasku dan berkata, "Tidak ada nama, tidak ada informasi."

"Sialan, aku juga tidak terlalu ingat dengan wajahnya. Yang jelas dia seorang perempuan."

"Perempuan?"

Jaysen mengangguk. "Setelah berhubungan seks dengannya, aku jadi tidak bisa melakukannya dengan perempuan lain karena di benakku, hanya tubuh dan kehangatannya yang-"

"Berhenti," ucapku. "Aku tidak mau mendengar kisah seks-mu, Jaysen. Dan aku tidak bisa memberikanmu informasi tanpa nama!"

Pria ini benar-benar idiot. Aku tidak tahu kenapa pemerintah Italia memilihnya sebagai kandidat presiden.

"Mereka bilang kamu bisa menemukan siapapun."

"Tidak tanpa informasi sekalipun. Apa kamu punya petunjuk atau yang lainnya?"

"Hm," ujarnya sebelum melanjutkan, "dia memiliki tato kupu-kupu di belakang lehernya."

"Apa kamu sedang memintaku untuk mencari semua perempuan yang memiliki tato kupu-kupu di Amerika?"

"Jika diperlukan," jawabnya dengan enteng.

Jesus, pria ini benar-benar gila.

"Aku ingin bertemu dengan perempuan itu meski sekali. Jadi, bisakah kamu membantuku?"

The Devil's WeaknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang