BAB 11 || Angela

400 73 4
                                    

Tidak pantas.

Ketika anggota perempuan Cosa Nostra ditetapkan 'tidak pantas' dalam menjalani pernikahan, maka dia akan diabaikan. Seolah tidak ada lagi hal yang perlu dijaga untuknya. Orang-orang akan memilih membicarakannya, dan membayangkan imajinasi liar dengan harapan diterimanya uluran tangan mereka. Dengan kata lain, itu terlihat seperti dia adalah seorang pelacur.

Isabelle diizinkan kembali ke kamarnya, sedangkan aku masih berada di ruang kerja Papà bersama Andrea dan Sehun.

Mempercepat pernikahan tanpa sedikitpun jeda dalam hitungan hari adalah penghinaan besar untukku. Acara pertunanganku dibatalkan, dan kini pernikahanku dilakukan semendadak ini hanya karena aku tidak kembali ke mansion semalam.

"Apa aku perlu membuktikan kalau aku masih pantas untuk ini semua?" tanyaku kepada Papà yang mengangkat alisnya memandangku. "Papa tiba-tiba mengatakan itu tanpa memeriksa lebih jauh."

"Hentikan, Angela. Bersiap-siaplah. Kamu akan tinggal dengan Sehun selama persiapan pernikahan."

"Papà!" teriakku tidak tahan. "Kumohon, hanya beberapa bulan. Biarkan aku menunggu selama itu."

"Apa kamu tidak tahu di luar sana, kejadian ini sudah tersebar. Dan kamu masih mau menyimpan harga diri kamu seperti ini?"

"Papà," ucapku lemah. "Aku berani bersumpah aku tidak pernah melakukan itu."

"Kalau begitu buktikan, Angela. Bawa pria atau siapapun yang bersamamu semalam."

Tidak. Papà berbohong. Jika aku membawa Danielle ke sini hanya untuk membuktikan kesucianku, maka yang akan terjadi hanyalah dia dibunuh di kandang Russo dan tidak ada satu orang pun yang akan mengetahuinya.

Bagaimanapun Papà adalah rubah yang licik. Aku seharusnya tidak boleh lupa bagaimana kisah Papà yang membunuh kakaknya sendiri untuk mendapatkan tahta Russo.

"Siapa pria itu, Angela?"

Aku menatap Sehun yang mulai menyadari arti dari diamku, dan dapat kulihat tangannya yang mulai meremas lengannya. Seolah sedang menahan diri untuk tidak mengamuk.

"Aku dan Isabelle hanya jalan-jalan, Papà," ucapku kepada Papà dan mengabaikan Sehun. "Lagipula, mana mungkin aku mau membahayakan Isabelle di luar sana."

Dari apa yang kuamati begitu kalimat itu keluar, tidak ada yang percaya satupun dengan perkataanku. Bahkan Andrea sekalipun yang biasanya berpikir tenang, tidak mencerna perkataanku.

"Kamu tidak tahu jika taksi yang kamu tumpangi masih ada di sini?"

"Apa?" Aku menoleh ke arah Sehun, kemudian tanpa sadar aku berlari keluar untuk melihat taksi itu.

Bodoh! Kenapa aku bisa melupakan dia!

Aku berlari kencang ke luar halaman dan aku pun sadar jika mobil taksi itu sudah pergi.

"Kami sudah mendapatkan alamatnya dan dia sudah pergi."

Kulihat Orlando sudah memegang sebuah kertas. Aku mencoba untuk mengambilnya, tapi dia malah menyembunyikan kertas itu ke belakang.

"Alamat rumah ini ada di wilayah Rocco," lanjutnya sambil menatapku dengan seringainya yang kubenci. Jika Martini adalah sepupu yang kusayangi, maka dia adalah sepupu yang kubenci.

"Kamu tidak akan mendapatkan apapun di sana."

"Setidaknya kita tahu kemana tujuanmu semalam, Angela."

Orlando pun pergi meninggalkanku sendirian di luar mansion. Kepalaku terasa pusing dan aku menggigit bibir memikirkan Danielle dan keluarganya akan terkena masalah. Ini semua adalah salahku. Mereka tidak melakukan apapun kepadaku meski aku mabuk, dan sekarang mereka harus mengalami ini hanya karena aku.

The Devil's WeaknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang