BAB 18 || Sehun

712 62 5
                                    

Saat kami tiba di klub, semua orang menatap kami, termasuk Russo dan Romano yang memang menjadi tamu dan tuan rumah di tempat ini. Untuk merayakan kerjasama kedua keluarga yang resmi setelah pernikahan, pesta ini kuadakan supaya dua keluarga lebih saling mengenal.

Angela sudah pergi menemui keluarganya untuk melepas rindu. Aku bisa melihat dia sedang mengobrol dengan para sepupunya di meja domino. Sedangkan aku, bersama Ricardo dan Giano sedang bermain kartu dengan Antonio, Andrea dan Martini.

Di balik ketidakbecusannya menjaga Angela, Antonio bermain dengan sangat baik. Sepertinya dia sangat sering bermain ketika papa dan kakaknya sibuk mengurus pekerjaan.

"Jadi, bagaimana proses pencarian pria yang merugikan Angela?"

Mataku terangkat menatap Andrea yang sepertinya tidak sabar dengan hasil pencarianku. Dia seperti mengejekku jika aku tidak bisa menyelesaikannya.

"Kalau kamu mau, aku bisa mengirimkan kepalanya ke Russo menggunakan boks."

"Ini sudah lebih dari seminggu."

Suara Andrea mulai terlihat kasar. Dibandingkan Antonio yang lemah terhadap Angela dan adik-adiknya, Andrea termasuk paling kasar. Informasi yang kudapatkan mengatakan dia tidak segan melukai adik-adiknya, ketika papa-nya sendiri tidak mau menggunakan tangan. Bisa kupastikan, dia lebih iblis daripadaku.

"Dan berbahagialah Angela tidak pernah kabur dari rumahku semenjak dia pindah ke rumahku." Tentu saja aku harus mengejeknya. Angela tidak suka dengan pernikahan ini dan dari yang kudengar, para sepupunya membuat taruhan berapa lama Angela akan betah di rumahku. Jawaban mereka semua kurang dari tiga hari.

"Aku ragu kenapa panggilanmu adalah sang Iblis. Apa kamu yakin sudah membunuh lebih dari 20 orang setelah kedatanganmu ke sini?" tanya Antonio.

"Koreksi, 36."

Suasana langsung terasa dingin dan aku bisa tahu hanya dari tatapan Russo. Membunuh 36 orang ketika datang ke Amerika? Aku jelas tidak mengada-ngada. Semua orang yang menghalangiku, membuatku kesal, hanya akan berakhir di depanku dengan banyak darah. Panggil aku berdosa, aku bahkan tidak peduli.

"Kami akan ke Utah minggu depan, semacam acara keluarga dan Angela tidak pernah absen. Ikut?" Antonio mengubah pembicaraan.

Aku memang sering mendengar tentang vila yang dimiliki keluarga Angela di Utah. Beberapa minggu setelah ulang tahunnya, mereka akan berkumpul di sana melakukan segala macam aktivitas luar. Jika ini dilaksanakan minggu depan, maka itu akan bersamaan dengan pertemuan Dio Club. Dengan begini, aku tidak akan segan meninggalkan Angela sendiri.

"Jika istriku ikut, aku ikut."

"Kamu tahu apa kelebihan Angela?" tanya Martini.

Aku menatapnya.

"Berkuda."

Aku tidak tahu tentang itu.

"Kami punya semacam perlombaan berkuda dan Angela tidak pernah kalah."

"Meski melawan kalian?"

"Sebenarnya kami sengaja mengalah," sahut Antonio. Bibirnya terangkat, seolah akan mengatakan sesuatu. "Jika kami tidak mengalah,  Angela akan menjadi lebih berbahaya."

Aku semakin penasaran. Kutolehkan kepalaku ke arah Angela yang saat ini beralih sedang berbincang dengan para Romano dan dia tampak akrab dengan istri Alessio.

"Aku ikut," ucapku. "Aku tidak akan berusaha mengalah," ejekku.

Karena aku ingin melihat sisi lain dari Angela.

"Percayalah, kamu tidak akan mau dia kalah," sahut Andrea yang sedaritadi hanya fokus memainkan kartunya. "Apa itu dua tahun yang lalu? Saat pertama kalinya Orlando ikut...."

Melihat bagaimana mereka tertawa saat membahas Angela membuatku semakin penasaran apa yang terjadi. Namun, jika aku bertanya, ini tentunya bukan kejutan. Seketika saja aku ingin cepat ke hari itu. 

"Aku sedikit penasaran," ucapku sambil mengeluarkan kartu dan membuat Russo melihat ke arahku. "Apa kuda kesukaan Angela atau dia memang hanya suka berkuda?"

"Seorang maniak," jawab Martini. "Angela punya banyak kuda di Utah, tapi dia tidak memiliki satu di sini karena dia tidak diizinkan. Terakhir kali saat umurnya 10 tahun, dia dibelikan kuda dan malah dibawa kabur ke jalanan kota New York. Akhirnya dia hanya diizinkan berkuda di Utah dengan pengawasan ketat."

"Kenapa? Berniat membelikannya kuda?" tanya Andrea.

"Setidaknya aku tahu harus apa jika dia marah," ucapku pelan.

"Kupikir dia juga suka sekali belanja," timpal Giano yang sedaritadi hanya menyimak. "Aku menemaninya belanja dan tanpa sadar barangnya harus dibawa dengan mobil pengiriman."

"Angela suka belanja," jawab Martini sambil mengeluarkan kartunya. "Terakhir kali aku menemaninya membeli gaun mahal dan hampir menjadi gelandangan jika tidak dibantu Lando-"

Keningku berkerut. Lando? Gaun?

"Lando Bellucci?" tanya Andrea. "Kenapa kalian tidak bercerita?"

Kutatap Martini yang sepertinya panik karena sudah membocorkan rahasianya dengan Angela.

"Jadi itu alasan dia tampak dekat dengan Angela," sahut Antonio.

"Jika itu saat kalian pergi selama dua hari, bukannya saat itu Lando dikabarkan ada di Miami?"

Aku sebenarnya tidak mengerti kenapa Andrea sangat tertarik tentang hal ini.

"Jika bajingan itu berada di New York, berarti alibinya selama ini palsu," sahut Antonio yang sepertinya tampak megikuti alur pembicaraan Andrea.

"Aku menyerah," sahut Andrea tiba-tiba dan bangkit dari kursinya menuju Dante yang sedang bersama Alessio dan rekannya yang sepantaran.

Saat membisikkan sesuatu kepada Dante, mereka berdua langsung pergi meninggalkan ruangan klub.

"Jangan dipikirkan, ini masalah Russo," ucap Antonio yang masih fokus bermain.

Meskipun dia mengatakan itu dan aku tidak ingin peduli, fakta jika ada sesuatu terhadap Lando yang pernah menjadi kandidat kedua suami Angela, aku rasanya tidak bisa diam. Apalagi ketika aku melihat sendiri bagaimana kepanikan di mata Martini.

Semua orang tahu hubungan Russo dan Bellucci baik-baik saja, tapi kenapa mereka bersikap seperti ini? Apa ada informasi yang lolos dari Alessio?

Kepalaku mencoba untuk menatap Alessio dan pria itu seperti memiliki sesuatu yang ingin dia bicarakan.

"Aku menyerah," ucapku sebelum meninggalkan meja dan pergi ke ruang kerjaku bersama Alessio.

"Apa ada sesuatu antara Russo dan Bellucci?" tanyaku langsung.

"Aku tidak bisa melaporkan ini karena sumbernya belum jelas."

Keningku berkerut. "Kenapa kamu bekerja seperti ini? Jika ada informasi, entah itu valid atau tidak, aku ingin mendengarnya, Alessio."

Alessio menghela napasnya dan berkata, "Ini tentang alasan sebenarnya Angela tidak diizinkan kuliah lagi dan kenapa dia berhenti melukis..."

Ah, aku melupakan sesuatu. Katanya Angela hebat dalam melukis, tapi aku tidak pernah melihat sisi seni Angela. Seperti dia benar-benar orang yang tidak suka dengan itu.

"Russo menemukan jika ada orang yang menjadi stalker Angela selama di kampus. Ketika mereka menyelidikinya, semua bukti mengarah ke keluarga Bellucci. Tidak ada yang tahu siapa pelakunya, sampai Russo menyadari jika pelakunya akan selalu berada di dekat Angela. Ketika Angela mengambil gaun untuk pestanya bersama Martini, Russo mendapatkan bukti keberadaan Lando di sekitar kampusnya. Tapi pria itu punya alibi yang kuat jika hari itu dia berada di Miami, bukan New York...."

Shit!

Aku seharusnya membunuh Lando saat itu.

The Devil's WeaknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang