BAB 5 || Angela

520 65 6
                                    

Makan malam di mansion Romano berakhir damai. Tidak ada keributan apapun yang berakhir pertumpahan darah. Jadi, semuanya pergi dari meja makan dengan tenang melakukan apapun yang mereka inginkan, termasuk aku yang sekarang berdiri di sini menatap foto keluarga Romano--yang tidak ada Sehun di dalamnya.

Jika pun Sehun ada di foto keluarga ini, aku sangat yakin dia adalah satu-satunya orang yang akan menarik perhatian orang lain. Hidup di Korea Selatan tanpa memikirkan bisnis keluarga yang keras seperti ini dan suatu hari harus memimpinnya, aku sama sekali tidak bisa membayangkan itu.

"Aku berniat untuk membakar foto ini."

Aku menoleh, Sehun sudah ada di sampingku padahal beberapa saat yang lalu dia sedang berbicara dengan Papà.

"Kenapa?" Sebenarnya aku tidak penasaran alasan dia ingin membakar foto ini, lagipula urusan keluarganya bukanlah sesuatu yang bisa kuurus saat aku masih menggunakan Russo.

"Aku hanya benci melihat para pengkhianat yang kubunuh ada di barisan depan."

Aku mengamati sekali lagi foto itu dan memang benar jika keluarga yang ada di barisan depan adalah keluarga yang tidak ada di mansion ini sekarang. Sehun membunuh mereka semua ketika dia menginjakkan kaki di Amerika.

"Bagaimana kalau membakarnya sekarang?" saranku sambil menoleh ke arahnya. Dia diam.

Tapi aku mulai mengambil foto itu dan membawanya ke halaman belakang.

"Kamu merokok?"

Sehun mengangguk.

"Korek," pintaku sambil menadahkan tangan kiriku.

Sehun merogok saku celananya dan memberikan korek kepadaku. Aku tidak ragu sama sekali dan dalam hitungan detik, foto itu sudah terbakar. Hanya tinggal menunggu waktu sampai semua berubah menjadi abu.

"Kamu tahu, aku terus ingin membakar foto itu, tapi tidak bisa kulakukan sampai sekarang."

Aku melihatnya dan menatap foto itu dengan serius. Pria ini sungguh membenci foto ini, tapi dia seolah tidak punya kuasa atas dirinya untuk membakar ini. Seolah masih ada perasaan yang jauh tersimpan di hatinya tentang foto ini.

"Ini ucapan terima kasihku untuk gaunnya."

Sehun menatapku dari atas dan bawah.

"Aku pikir kamu akan mengembalikkan gaun ini."

Aku tertawa dan berkata, "Hanya orang bodoh yang akan menolak gaun ini, tapi aku penasaran cara kamu mendapatkan gaun ini."

"Aku pikir kamu tidak ingin tahu."

Kenapa? Aku malah penasaran...

"Apa kamu membunuh desainernya?" Jika iya, aku akan benar-benar membenci pria ini.

"Aku tidak membunuh perempuan yang bersalah," jawabnya santai, kemudian mengeluarkan rokok dari saku celananya yang lain.

"Kalau begitu apa yang kamu lakukan?"

"Korek, Angela."

Aku menolak. Kusembunyikan korek itu di belakangku. "Jawab pertanyaanku."

"Aku tidak tahu apa aku boleh menjawab ini dengan status kita."

Aku yang awalnya bingung dengan maksud Sehun, seketika saja paham. Jesus, orang ini memang player.

Haruskah aku menggodanya?

Aku mundur, mencoba untuk menghindari Sehun dan berkata, "Katakan saja. Lagipula sebelum aku menyandang namamu, aku tidak peduli dengan apa yang kamu lakukan."

The Devil's WeaknessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang