Pantone 0921 C

101 13 0
                                    

[Rana]

Matahari pagi ini sepertinya sedang dalam perasaan yang baik. Sinarnya hangat, namun tak menyengat. Kehadirannya menyenangkan, berdampingan dengan para awan. Sesekali angin kecil menggoda helai rambut yang kujumput dengan seikat pita warna aqua.

Siang ini terasa menyenangkan.

Hariku berjalan seperti biasa. Syukur tak terkira pagi tadi kupanjatkan kepada Yang Maha Kuasa karena revisi bab empat ku diterima, katanya sudah baik tanpa cela. Tentu saja kabar bahagia ini sudah kusampaikan pada Mahesa, yang membalas dengan nada bicara penuh bahagia. Buat bahagiaku juga jadi lebih berlipat ganda, rasanya.

Agenda selanjutnya adalah menghabiskan siangku dengan berjaga parlor.

Ah, hari ini adalah hari kelahiranku ke dunia.

Ulang tahunku, sebenarnya...aku tidak begitu suka merayakannya. Bukan hari yang spesial. Tidak membahagiakan juga, menurutku. Hanya peringatan kalau aku satu tahun menua. Bukan sesuatu yang penting untuk diingat dan diberikan selanat secara rutin setiap tahunnya.

Tapi, aku tidak sampai hati untuk menolak hujanan ucapan selamat dan senyum dari teman-temanku yang tidak seberapa, saat aku datang ke parlor hari ini.

Ovi, Pak Hamzah office boy yang sangat ramah, dan Bu Nela, manajer parlor. Semuanya menyambut kedatanganku untuk jaga hari ini dengan terompet kecil di mulut dan nyanyian selamat ulang tahun.

Seperti tradisi yang sudah-sudah, jika ada pekerja parlor yang berulang tahun, fotonya akan dipasang di depan pintu. Aku selalu menggoda teman kerjaku jika hari ulang tahun mereka datang. Memuju foto mereka yang diambil tanpa sadar oleh manajer tempat kami bekerja.

Dan hari ini adalah giliranku. Aku tertawa saat membaca apa yang tertulis dengan huruf kapital di bawah fotoku yang sedang menghitung uang dalam botol tip. Ternyata sangkin fokusnya mengitung lembar demi lembar, bibirku maju lima senti pada foto yang tertempel di sana.

TODAY IS OUR STAFF, RANA, BIRTHDAY
PLEASE CONGRATULATE RANA FOR HER BIRTHDAY

"Gak ada kue, ya. Kamu hari ini bebas pilih rasa es krim yang kamu mau. Boleh ambil yang size large cup juga. Khusus hari ini."

"Nanti saya ambil tiga cup," candaku.

"Boleh. Tapi potong honor, ya?"

Kami tertawa karena tahu bahwa Bu Nela hanya bercanda. Sambil tersenyum, beliau menepuk bahuku dua kali, sebelum mengucapkan selamat ulang tahun sekali lagi, lalu berlalu.

Pak Hamzah tersenyum dan menjabat tangaku hangat.

"Semoga panjang umur dan selalu sehat ya, Neng Rana."

"Amin, terima kasih, Pak. Doa yang sama untuk Bapak."

Ovi memelukku ringan. "Happy birthday, Rana. Senang rasanya kerja sama kamu. Setiap pergantian shift gak ribet sama sekali."

"Makasih, Vi. Senang juga bisa punya teman kerja kayak kamu."

Beberapa kalimat tertukar sebagai pengisi percakapan antara aku dan Ovi sembari aku membereskan beberapa detail kecil di meja kasir. Menit terus berjalan sampai akhirnya Ovi pamit dan aku di ruangan sendirian.

Bel di atas pintu kaca berdenting. Aku berdiri menyambut kedatangan pelanggan dengan wajah yang tidak asing, namun tidak juga familiar. Ingatanku tentang wanita ini hanya seperti sekelebat fatamorgana tanpa warna.

"Selamat datang."

Wanita itu tersenyum.

"Selamat ulang tahun, Rana. Masih ingat saya?"

~

a.n

selamat 777 pembaca. huhuhuhu aku senang walaupun kalian gak ninggalin jejak, tapi aku artinya aku gak menikmati cerita ini sendirian.

tetep temenin aku bercerita sampai akhir, ya!!<3

Warna Warni Cerita Kita ㅡ [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang