••••
Sekarang Justin dan Saga tengah berkumpul di rumah Relvin, mereka akan melihat balapan liar malam ini. Mereka tengah menunggu kabar dari Jevan bahwa ia ikut melihat balapan atau tidak.
"Si kunyuk jadi ikut liat balapan gak sih?" tanya Justin, ia sedikit kesal pada Jevan yang tiba-tiba tidak ada kabar. Jika dia tidak ikut maka mereka langsung otw ke arena tanpa menunggunya.
"Gak tau chat gue aja gak di bales bikin bingung bangke." sahut Relvin lalu meminum Starbucksnya.
"Aelah sibuk kali biasalah tu anak sukanya ngilang sampe pengen gue ikat badannya." celutuk Saga.
Saga menaruh ponselnya di meja lalu menatap para sahabatnya serius. "Lo berdua ngerasa aneh gak sama tu anak?" tanya Saga tiba-tiba.
Justin menghentikan main game di ponselnya lalu menoleh ke arah Saga. "Hah aneh kenapa? gimana maksudnya?" tanya Justin yang sempat bingung.
"Anehnya dimana coba? gue kagak nyadar juga gak tau sih." sambung Relvin seraya tangannya menyenggol lengan Saga pelan untuk meminta penjelasan.
"Hari-hari ini dia sering ngilang gak tau perginya kemana, nah pas kita pengen cari tau malah ntu anak marah-marah gak jelas, ngumpul sama kita aja jarang, heran dah gue sama ntu anak." jelas Saga sembari menggigit bibir bawahnya.
Mereka pernah penasaran apa yang di lakukan Jevan saat tidak bersama dengannya, mereka bersepakat mencari tahu tentang Jevan yang sering menghilang tanpa kabar. Nah mereka hampir berhasil membuntuti kemana perginya Jevan naasnya mereka keciduk di bawah pohon saat bersembunyi, melihat itu Jevan marah besar dan berakhir pundung dalam beberapa hari.
"Pasti tu anak punya privasi yang gak kita boleh tau atau mungkin ada masalah keluarga. Lu tau sendiri kan tu anak begimane?" sahut Relvin mengingat Jevan sangat tertutup.
"Kita aja gak ada yang tau keluarga Jevan kemana." timpal Justin dan Saga mengangguk setuju.
Selama mereka berteman dengannya tidak ada yang tahu keberadaan keluarga Jevan, mereka berteman sudah sangat lama dari kelas X sampai sekarang. Jevan selama ini tidak pernah membicarakan tentang keluarganya kepada temannya. Mereka berteman dengan Jevan pun waktu itu Jevan sudah tinggal sendirian di apartemen.
"Dia masih mempunyai keluarga tapi dia milih menjauh makanya dia cari tempat tinggal sendiri, dia kan gak tahan sama sikap keluarganya yang selalu menyuruhnya untuk ngelakuin suatu hal." jelas Relvin namun sedikit ragu saat di tatap Saga dan Justin nampak begitu serius.
Saga mengernyitkan dahinya. "Lo tau darimana?" tanyanya penasaran sedangkan Justin sendiri meminta penjelasan.
"Cari tau sendiri gue juga pernah denger Jevan telponan sama orang walaupun gue ngintip sih."
"Di alam mimpi hehehe." lanjut Relvin cengengesan tapi tak sepenuhnya berbohong.
Mata Saga membelalak seperti hendak menerkam. "Dasar dodol! gue udah serius anjing lo malah bercanda." geramnya, Saga harus tetap sabar jika ngobrol bareng Relvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE PROCESS (tahap revisi)
Teen Fiction𝗬𝗮𝗸𝗶𝗻 𝗴𝗮𝗺𝗮𝘂 𝗯𝗮𝗰𝗮? 𝗴𝗮𝗺𝗮𝘂 𝗹𝗶𝗵𝗮𝘁 𝗽𝗿𝗼𝘀𝗲𝘀𝗻𝘆𝗮 𝗝𝗲𝘃𝗮𝗻 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗺𝗲𝗻𝗱𝗮𝗽𝗮𝘁𝗸𝗮𝗻 𝗰𝗶𝗻𝘁𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗩𝗲𝗿𝗮?! ____________ 𝐒𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚 𝐢𝐭𝐮 𝐚𝐝𝐚 𝐩𝐫𝐨𝐬𝐞𝐬𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐮𝐤𝐚𝐧 𝐬𝐞𝐦𝐛𝐚𝐫𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧...