28

196 106 137
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

[19.22]

Malam hari Vera berada di apartemen Jevan dengan Vera memainkan ponsel milik Jevan digunakan untuk membuka YouTube menonton drakor sedangkan Jevan sendiri berada di kamar mandi selama berjam-jam.

"JEVAN BURUAN KELUAR DONG LAMA BANGET SIH!" ia mengeraskan suaranya agar Jevan mendengar karena di dalam Jevan menyalakan shower.

Setelah menunggu beberapa menit Jevan selesai mandi ia keluar kamar dengan telanjang dada hanya menggunakan celana pendek selutut dan mengusap-usap rambutnya dengan handuk. Vera mengalihkan pandangannya menatap Jevan, ia kaget lantas mempouse film drakor dan menutup mata menggunakan jari-jemarinya.

"Jevan! pake baju dong gue tau lu punya perut sixpack tapi jangan di pamerin napa." ujar Vera.

"Language is not like that! gunakan aku-kamu cantik." Jevan mendekatkan badannya pada Vera lalu duduk di sebelah sang kekasih.

"Bodo! sana pergi jangan deket-deket pake baju gih."

"Buka dulu matanya."

"Nggak!"

"Cium dulu baru aku pake baju."

"No! I don't want to." Vera menjauhkan dirinya dengan menggeser pantat ke sofa lain.

Jevan beranjak pergi masuk ke kamar lalu membuka isi lemari lalu mengambil baju putih polos dan memakainya. Ia menggantungkan handuk ke rak dinding dan berjalan ke arah tolet lalu menyisir rambutnya serapi mungkin.

"Buka matanya coba." Jevan datang memegang tangan Vera agar terlepas dari tutupan matanya.

Vera perlahan membuka mata dan menghela napas lega setelah Jevan memakai baju. "Gini kan oke."

"Itu dahi kamu kenapa timbul jerawat? perasaan kemarin-kemarin nggak." Jevan menekan benjolan jerawat di kening Vera lalu mengusapnya lembut.

"Ihh sakit tau!" ujar Vera langsung mencubit lengan Jevan sedikit keras. "kamu mau tau kenapa? kurang kecupan kasih sayang." lanjutnya sambil tertawa pelan.

"Ohh gitu?"

Cup!

Cup!

Cup!

Setelah Vera berhenti tertawa Jevan menjulurkan tangannya langsung menangkup wajah sang kekasih hingga tatapan mata saling bertemu dan pupil mata mulai membesar dan Jevan memberi kecupan di dahi, hidung dan bibir mungil milik Vera secara bergantian.

"You take my breath away." ujar Jevan pelan tepat di telinga Vera sedangkan Vera langsung menoleh ke samping sembari menutup wajahnya dengan kedua tangannya, ia menahan malu serta salting tidak karuan akibat perlakuan dan ucapan dari Jevan.

LOVE PROCESS (tahap revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang