MDKK 4. Perkara Celana

79 16 0
                                    

"Sya pegangan!" Sentak Dean, dan Alisya kembali berpegangan dengan erat.

"Kakak... jangan kenceng-kenceng." Tutur Ana terdengar lirih, Ryan tertawa mendengarnya yang lain hanya ikut saja.

Sengaja Ryan menaikkan kecepatannya dan Ana memeluk Ryan tanpa memberi ruang, sangat erat sekali.

15 menit perjalanan kini Ryan sudah sampai di kafe tongkrongannya, Ana dan Alisya keheranan, bukannya diantar kerumah malah di bawa ke sini.

"Turun!" Titah Ryan sembari menstandarkan motor sport nya.

"Gak bisa, An mau pulang." Ana tetep duduk di jok belakang sembari bersedekap dada.

"Turun An!" Titah Ryan sedikit kesal karena Ana bersikukuh untuk tetep stay diatas motornya.

"Gak mau!" Dengan sisa kesabarannya Ryan turun dari motor dan tanpa babibu langsung mengangkat Ana dari motornya.

"Kakak...."

"Ish, An mau pulang bukan kesini." Gerutu Ana, mendekat kearah Alisya yang masih terpaku, lebih tepatnya tak percaya bisa naik motor sport bersama Dean.

"Kita pulang Sya," Ana langsung menarik tangan Alisya untuk meninggalkan tempat itu, sia-sia naik motor Ryan kalo akhirnya tak sampai di tujuan, malah mampir ke sini.

Ryan menatap Ana juga Alisya yang jalan menjauhinya, senyum terbit di kedua sudut bibirnya.

"Jail banget si lo." Sentak Satya sembari memukul bahu Ryan.

"Kali-kali." Bela Dean, kemudian masuk kedalam Cafe.

"Ck ngapain mereka lo ajak kesini, dasar kurang kerjaan." Ucap Aji sembari menertawakan kelakuan Ryan.

"Udah-udah, yok masuk."

******
"Ihhhh, kesel-kesel." Umpat Ana melempar tasnya kesembarang tempat.

"Kenapa sih sayang?" Tanya Mommy masuk kekamar anak gadisnya.

"Ituloh, kak Ryan. Masa dia ngajak An ke cafe... An kira bakal di anterin kerumah." Jawabnya dengan raut wajah kesal, pipinya mengembung merah juga bibirnya mengerucut kedepan membuat Mommy tak tak tahan untuk mencubit nya dengan gemas.

"Awss mom, sakit." Mengelus pipinya yang sedikit terasa perih karena cubitan sang Mommy.

"Gemes tau," Mommy bukannya minta maaf malah terkekeh keras, membuat Ana semakin kesal.

"Tau ahh Mommy jahat." Sentak Ana pergi masuk kedalam kamar mandinya.

Sebuah tangan melingkar di perut Mommy hingga membuatnya tersentak, kemudian melirik kebelakang dan tara__

"Papih, ishh ngagetin aja!" Kini giliran Mommy yang kesal karena di kagetin Papih.

"Mommy sama Ana, sama-sama ya."

"Sama-sama apa Pih?" Tanya Mommy penasaran.

"Sama-sama gemesin kalau sedang marah."

"Ihh Papih." Pipi Mommy bersemu merah, dia menggelayut manja ditangan kanan Papih.

Hari ini adalah hari minggu, pagi ini Ana berencana joging di taman dekat komplek perumahannya. Setelan yang dipakai Ana saat ini terbilang simpel, hanya menggunakan celana hot pans berwarna hitam dan kaus putih polos big size, sepatu sneakers putih dan topi pet hitam rambut di kuncir kuda, tak lupa dia memakai tas selempang untuk menyimpan dompet juga ponselnya.

Sesampainya di taman Ana langsung berlari kecil mengelilingi taman yang luas, tak kerasa matahari sudah berterik kencang membuat Ana kehausan, disana dia mendapati penjual minuman segar dengan segera Ana memesannya.

Menikah Dengan Kakak KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang