MDKK 5. Sengaja

77 15 0
                                    


"Jangan! oke gue cium tapi inget jangan pernah buka rok nya!" Dengan cepat Ana mengangguk sembari tersenyum senang, dengan terpaksa Ryan mencium perut ibu itu dengan cepat dan langsung kembali kesamping Ana sembari melingkarkan tangannya di bahu Ana.

"Terima kasih mas, mba maaf sudah mengganggu waktunya." Ucap si suami sembari menggiring isrtinya pergi. Terlihat tadi ibu hamil itu tersenyum senang saat Ryan mencium perutnya, Ana terkekeh melihat ekspresi Ryan yang sedikit ketakutan.

Ryan masih setia merangkul bahu Ana, dan tunggu Ana baru sadar bahwa Ryan bukan hanya merangkulnya dia juga menggesek-gesekkan kepalanya di bahunya, membuat Ana risih.

"Kakak! Lepas." Ucap Ana tak suka, karena Ryan tak mau mendengar ucapannya Ana langsung saja menjambak rambut Ryan sedikit kencang hingga sang empu meringis sakit dan sedikit menjauh.

"Sakit An." Ringis Ryan sembari mengusap kepalanya.

"Kakak sih, udah ah An mau bayar rok nya." Ucap Ana tak memperdulikan Ryan, dia berjalan menuju kasir.

"Rok nya berapa mba?" Tanya Ana sembari mencopot label yang menempel di roknya, dan memberikannya pada kasir.

"Rp.179.000,"

"Mau pakai debit atau uang cash?" Tanya mba kasir, sebuah tangan kekar melintas disamping kepalanya, tangan itu menyimpan kartu debit untuk membayar rok yang dipakai Ana.

"Kak, biar An aja." Ucap Ana tak enak hati.

"Sutt, udah biar gue." Telak sudah, biarlah Ryan yang membayar, Ana tidak bisa memaksa bisa-bisa Ryan menatapnya tajam. Huhh takut.

"Terima kasih." Usai pembayaran, Ryan menarik Ana kesebuah restoran makan yang lumayan sepi karena masih pagi.

"Kak ngapain sih," tanya Ana.

"Makan lah An, lo gak laper apa?" Sentak Ryan dengan sorot tajamnya.

"Ish, matanya jangan kek gitu kak, ngeri." Ucap Ana to the point.

"Mata gue emang kayak gini." Ujar Ryan malah semakin menajamkan sorot matanya membuat Ana tertantang dan membalas tatap Ryan tak kalah tajam.

"Apa?" Sentak Ryan, ingin tertawa tapi di tahan karena ingin melihat seberapa kemampuan Ana menahan matanya.

"Aduh perih," rintihnya sembari mengucek matanya pelan, dan disitulah tawa Ryan menggelegar kencang.

"Permisi, mau pesan apa?" Ucap waiters.

"Bubur tanpa kacang, sama roti bakar isi keju." Pesan Ana melihat buku menunya.

"Saya, Nasi goreng komplit, minumannya air mineral 2 dan orange jus 1."

"Sudah? Apa ada tambahan lagi?"

"Susu hangat satu mba," tambah Ana.

"Baik, tunggu sebentar kami persiapkan pesanannya, permisi."

Selang 5 menit menunggu kini pesananya sudah tersaji didepan, Ana langsung memakan buburnya panas-panas dan Ryan dengan santai memakan makanannya hingga habis, next setelah bubur habis Ana langsung memakan roti kejunya, Ryan melihat tanpa kedip, gadis mungil didepannya makan sebanyak ini? Apa muat.

"Kak mau?" Tanya Ana sembari menyodorkan rotinya, tanpa ragu Ryan menggigit sudut roti tersebut dan mengunyahnya.

"Enak?"

"Hm."

"Nih lagi kak."

"Enggak lo habisin aja, gue ke toilet sebentar." Ucap Ryan langsung meninggalkan Ana sendirian, Ana menikmati sarapannya susu juga air mineralnya sudah habis tinggal nunggu Ryan kembali.

Menikah Dengan Kakak KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang