"Aduh, udah An sorry." Barulah Ana menghentikan aksinya, dan saat itulah dia sadar di dalam bus hanya mereka berdua.
"Kemana yang lain?"
"Udah pada keluar noh." Mata Ana membola dan kembali kesal pada Ryan.
"Kenapa kakak gak bangunin An?" Isaknya.
"Lo susah di bangunin An, udah jangan nangis," kata Ryan, "Ayo keluar, udah di tungguin yang lain."
"He'em." Ana berjalan keluar tanpa membawa tas nya, entah lupa atau sengaja yang pasti Ryan merasa dongkol.
"An, lama banget sih." Seru Alisya denga wajah kecewa.
"Maaf." Ana bener-benar malu.
"Tas kamu mana An?" Tanya Alisya. Dean melirik Ryan yang kesusahan menggendong dua tas besar di kanan kiri bahunya, Rio Satya dan Aji menertawakan Ryan, Ana yang melihat itu langsung merasa tak enak hati, sedangkan Alisnya jadi gugup karena Dean malah memperhatikannya.
"Kakak, maafin An." Ujarnya.
"Lo sengaja ngerjain gue?" Sentak Ryan kesal, mendengar tawa dari teman-temannya membuat Ryan ingin menghajar mereka, kalau bukan ditempat umum, habislah.
"Maaf kak, An gak sengaja. An lupa." Ucapnya sembari mengambil tas nya dari Ryan.
"Ciee... sweet banget sih." Goda teman lainnya.
"Ana dan Ryan, cocok tau."
"Ck, sok deket. Awas aja gue bakal bikin perhitungan sama lo An."
Skip
"Nah disini anak-anak, tenda khusus perempuan," Ucap bu Desi, "Pilih tempat yang kalian suka, ingat jangan jauh-jauh."
Ana memilih setenda dengan Alisya, dan tempatnya dekat pohon pinus, dia juga berencana memasang Hammock (Adalah jenis tempat tidur berupa kain seperti ayunan yang digantung pada kedua ujungnya.) Untuk tempatnya bersantai.
"Kamu bisa pasang nya gak An?" Tanya Alisya sembari mengutak atik tendanya.
"Eh, enggak Sya." Jawab Ana sembari cengengesan.
"Lah, sama dong. Minta bantuan kak Ryan gih." Usul Alisya, kebetulan jarak antara tenda Ana juga Ryan lumayan dekat.
"Oke, bentar ya." Ana berjalan ketenda Ryan, dia merasa sedikit gugup saat melihat yang lain memperhatikannya.
"Kak Ryan." Panggil Ana, Ryan yang sedang bercanda gurau bersama temannya tertoleh untuk melihat siapa yang memanggilnya.
"Apa?" Tanya Ryan sedikit menohok.
"Ishhh jutek, An mau minta bantuan tapi kalo kak Ryan gak mau ya gapapa, An minta bantuan sama yang lain aja!" Ucap Ana kemudian berbalik, Ryan bangkit dan langsung mencekal tangan Ana.
"Apa?" Kini giliran Ana lah yang sensitif.
"Gue bantu," ucap Ryan.
"Oke." Senyum Ana mengembang sempurna, dia senang sekali karena Ryan mau membantunya, ditunjukkan tempatnya dan Ana meminta Ryan memasangkan Tenda juga Hammock diantara pohon itu. Tak butuh waktu lama Ryan mampu mengerjakannnya berdua dengan Dean, nama sanggup jika hanya sendiri, yang ada Ryan kerepotan karena tak ada yang memegangi.
"Makasih kak." Ucap Ana, senang sekali tendanya sudah jadi, berbeda dengan Alisya yang tengah asik bermain Hammock.
"Hati-hati Sya."
Dughhh Awww....
Baru saja Dean berucap sudah kejadian, Alisya jatuh karena terlalu kencang bermain, tubuhnya menghantam tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Dengan Kakak Kelas
Teen FictionFollow sebelum membaca!! vote dan komen di setiap bab nya, hargai karya penulis untuk tidak memplagiat🚫 Genre : Romance MDKK : Mulai Sel, 25 Oktober 2022 "Jangan lama-lama menangis An, gue gak suka." lebih tepatnya gak rela air mata Ana berjatuhan...