MDKK 19. Bertemu

63 13 2
                                    

"Sudah?" tanya Ayah saat Ryan baru saja kembali.

"Sudah Yah,"

"Mana susternya?"

"Sebentar lagi datang Yah."

"Oh. Apa yang kamu pikirkan?"

"Ahh tidak ada."

"Jangan menutupi apapun dariku,"

"Maaf."

"Jangan mencemaskan tentang apa yang aku alami, pikirkan urusanmu. Karena aku tahu apa yang terjadi beberapa hari lalu."

"Maaf Yah, Ryan tidak bermaksud seperti itu. Ryan di fitnah Yah."

"Katakan, apa yang akan kamu lakukan kedepannya?"

"Tidak tahu."

"Jangan berpikir bodoh, perjuangkan jika dia adalah gadis yang kamu inginkan."

"Baik Yah."

"Aku akan selalu berada dibelakangmu, jangan kecewakan Aku, ingat itu." ucap Abian tegas.

"Permisi." ucap seorang suster masuk kedalam ruang rawat Abian, dia melakukan pemeriksaan terhadap Abian dan melepaskan jarum infus yang tertanam dipunggung tangan kirinya.

"Sudah?"

"Sudah pak,"

"Terima kasih."

"Sama-sama, mari pak."

"Hm."

"Ayah Ryan ambilkan kursi roda dulu."

"Jangan lama-lama, aku bosan berada ditempat ini."

Ryan keluar dari ruangan dan meminta pada suster untuk meminjam kursi rodanya, setelah dapat Ryan kembali ke kamar dan memapah Ayah untuk duduk di kursi yang sudah dibawanya.

***

"Kita mau kemana Dad?"

"Jenguk Ayahnya Ryan."

"Apa? Ayahnya kak Ryan, sakit apa Dad?"

"Kamu kenapa An? Kayak khawatir gitu."

"E-eh bukan gitu mom, kaget aja."

"Ohh, Ayah Ryan di rawat dimana Mas?"

"Di ruang Melati XI."

"Eh bukannya itu Ryan ya." pekik Mommy saat tak sengaja dia melihat Ryan tengah berjalan sembari mendorong kursi roda yang diduduki seorang pria yang bisa diperkirakan bahwa pria itu adalah Ayah nya Ryan.

"Iya betul."

"Ryan." panggil Daddy Arba, mendorong kursi roda Ana untuk mendekat kearah dimana Ryan berada.

"Om, Tante, An." ucap Ryan tak menyangka dia bisa bertemu dengan Ana dan kedua orang tuanya.

"Abian?"

"Dad kenal Ayahnya kak Ryan?" tanya Ana sesekali melirik Abian yang terduduk lemas diatas kursi roda, sama sepertinya.

"Kita sahabatan, ternyata kamu itu anak dari sahabat Om." Daddy Arba terlihat kaget saat tahu siapa Ayahnya Ryan, sedangkan Abian terlihat biasa saja. Apa dia sudah lebih tahu?

"Anak gadismu kenapa?" tanya Abian melirik Ana dari atas kebawah, dan kemudian menajamkan penglihatannya saat melihat sebelah kaki Ana dipasang gips.

"Semalam dia demam,"

"Kakinya?"

"Tersandung akar pohon, dan sekarang dalam pemulihan." jelas Daddy Arba. "Kamu bagaimana Abian? Ryan mengatakan bahwa kamu__"

Menikah Dengan Kakak KelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang